hariankomentar, 13 April 2004
Sekjen DPP PDS: Kapolres Poso Diganti Saja
Penembakan terhadap warga Kristen yang sedang merayakan ibadah malam Paskah
di Poso, mengundang keprihatinan yang mendalam sejumlah kalangan. Tak
terkecuali pihak DPP Partai Damai Sejahtera (PDS). "Kami prihatin mendengarnya.
Oleh karena itu, diminta agar Kapolda setempat beserta Kapolres Poso diganti saja.
Mereka tidak mampu lagi mengatasi permasalahan yang terus berlarut dan berulang,"
ungkap Sekjen DPP PDS, Denny Tewu kepada harian ini, kemarin (13/04).
Di sisi lain, Tewu mengimbau kepada masyarakat di Kabupaten Poso yang sedang
mengalami pergumulan yang berat, agar tetap tenang dan tidak terprovokasi oleh
oknum-oknum yang mencoba memicu pertikaian antarumat beragama. "Pembalasan
adalah hak Tuhan, dan keadilan Tuhan pasti berlaku," tegasnya.
Senada, Korwil PDS Sulut, Jeffrey Johanes Massie menga-takan, penembakan
terhadap warga sipil dan umat Kristen di Poso, merupakan bentuk teroris-me yang
sangat tidak manusiawi. "Orang beribadah ditembak dan ingin dibunuh. Apakah salah
jika mereka beribadah? Dan kenapa masalah ini tidak pernah selesai, dan selalu
terus terjadi? Tak mampukah aparat keamanan memberi rasa aman kepada warga
yang beribadah?" tukasnya seraya meminta, agar pihak kepolisian segera mengusut
tuntas kasus yang seakan tidak akan pernah selesai ini.
Sementara itu, tokoh agama di Sulut juga menyatakan penye-salannya atas
penembakan ter-hadap warga yang beribadah di Poso. (berita terkait halaman
Mimbar). Seperti diketahui, Sabtu (10/04) akhir pekan lalu, sekitar pukul 19.15 WITA,
terjadi penem-bakan terhadap warga Kristen yang sedang melaksanakan ibadah
Malam Paskah di Gereja Tabernakel, Dusun Maranda, Desa Kilo, Kecamatan Poso
Pesisir (sekitar 30 kilometer arah barat Kota Poso).
Akibat penembakan itu, tujuh orang tercatat luka parah dan langsung dilarikan ke
Rumah Sakit Umum Poso untuk men-dapat perawatan intensif. Ka-polres Poso, Ajun
Komisaris Besar Polisi, Abdi Dharma Sitepu, yang dikonfirmasi Komentar beberapa
saat setelah peristiwa itu terjadi, membenarkan adanya peristiwa tersebut.
Dia mengatakan, salah satu dari tujuh warga yang kena tembak itu adalah seorang
bocah bernama Sela Matoneng yang masih ber-usia empat tahun. Bocah pe-rempuan
yang belum bersekolah ini kena tembak di telapak kaki bagian kanan. ”Dia kena
tembak di telapak kaki, karena saat terjadi penembakan di dalam gereja itu, ayahnya
langsung memeluknya dan tiarap di lantai gereja,” kata Kapolres.
Korban lainnya adalah Hendrik Pau (49 tahun) kena tembak di kaki kanan, Rizal
Matoneng (24)—pendeta yang memimpin ibadah—kena tembak di tangan dan paha
kanan, Dibet Matoneng (47) kena tembak di tangan dan pantat bagian kanan, Devi
Gorigi—perempuan (29)—tertembak di lengan kanan dan Sunce
Eng-kolawa—perempuan (34) kena tembak di paha kanan, serta seorang warga asal
Minahasa (Sulut) bernama Dorkas Tulung ikut jadi korban. Perempuan berusia 45
tahun ini tertembak di lengan kiri, dan kini harus menjalani perawatan akibat luka
tembak.(rik/ray)
|