Maluku Media Centre, Selasa, 13/04/2004 23:56:39 WIB
Jelang HUT RMS, Aparat Keamanan Siaga Satu
Reporter : Azis Tunny
Ambon, MMC --- Jelang HUT Republik Maluku Selatan (RMS) ke- 54 tanggal 25 April,
Polda Maluku bersama TNI siaga satu untuk mengantisipasi kegiatan-kegiatan yang
mengarah pada gerakan separatis. Antisipasi ini diarahkan kepada aktivitas anggota
dan simpatisan RMS maupun Front Kedaulatan Maluku (FKM) pimpinan Alex
Manuputty yang terus berjuang untuk melepaskan Maluku dari NKRI.
Dalam operasi dengan sandi operasi Merah-Putih 2004, Polda Maluku menurunkan
560 personel, sedangkan Kodam XVI/Pattimura 430 pasukan. Polres bersama Kodim
di jajaran Polda Maluku dan Kodam XVI/Pattimura juga membentuk satuan tugas
untuk menangkal kemungkinan kegiatan separatis. Disamping itu, dalam operasi itu
didukung juga oleh gabungan jaksa, hakim serta pemerintah daerah sebanyak 1.081
orang
"Untuk mengantisipasi gerakan separatis pada suasana tertib sipil, kita siaga satu
dan menggelar operasi untuk memelihara kamtibmas yang sudah diperkirakan akan
ada kegiatan separatis RMS pada peringatan ulang tahunnya, 25 April nanti," kata
Kapolda Maluku Brigjen Polisi Bambang Sutrisno kepada MMC usai rapat Koordinasi
Gelar Operasi Merah-Putih 2004 di Mapolda Maluku, Selasa (13/4).
Dia menjelaskan, dalam operasi tersebut pihaknya bersama TNI akan melakukan
upaya preentif dengan melaksanakan pembinaan dan penyuluhan untuk mengajak
kelompok-kelompok masyarakat yang diidentifikasi terpengaruh ide separatis.
Dia menyebutkan, meskipun sekitar 500 simpatisan dan anggota RMS/FKM telah
ditangkap pada peringatan 25 April 2003 dan 200 lainnya telah dihukum, namun dia
menegaskan, belum semua orang yang diidentifikasi termasuk dalam kelompok
separatis RMS/FKM dihukum. "Kita juga akan menggalang orang-orang yang
disinyalir menjadi tokoh yang mempunyai pikiran-pikiran separatis. Ini akan menjadi
sasaran dari satuan intelijen dari TNI dan polri," katanya.
Dia menambakan, upaya yang lainnya adalah langkah Preventif dengan mengerahkan
satuan tempur TNI, Brimob dan Sabara dari kepolisian untuk mengawal dan
memantau daerah yang menjadi kantong-kantong separatis. Selanjutnya, kata dia,
jika dalam pelaksanaan nanti tetap ditemukan kegiatan separatis, maka pihaknya
akan menempuh mekanisme hukum.
"Kalau itu semua sudah dilaksanakan tetapi masih ada yang melaksanakan rapat
gelap, menaikkan bendera dan lain sebagainya, maka kita akan menegakkan hukum.
Artinya barang buktinya kita sita, orangnya kita tangkap, saksi-saksinya kita periksa
dan kita ajukan ke proses pengadilan karena telah melakukan upaya makar dan
bertentangan dengan hukum. Ini upaya terakhir," jelas dia.
Dalam melakukan upaya-upaya merongrong kedaulatan NKRI di Maluku, menurutnya,
gerakan separatis RMS dilakukan dengan pendekatan intelektual, bukan gerakan
bersenjata. "Hanya ada pemikiran-pemikiran intelektual, mereka bukan lawan seperti
musuh yang bersenjata seperti GAM di Aceh. Namun RMS di Maluku hanya
pemikirannya, ide-pidenya yang musti kita luruskan," imbuhnya.
Sementara itu, Panglima Kodam XVI/Pattimura, Mayjen TNI Syarifudin Sumah,
menyatakan seluruh personelnya akan disiagakan menghadapi hari RMS, 25 April
nanti. Menurut Sumah, pihaknya tidak mau lagi kecolongan bila gerakan separatis
melakukan hal-hal yang mengancam keutuhan NKRI dan mengganggu ketertiban
masyarakat di Maluku. "Kita selalu waspada menghadapi keadaan darurat sekalipun
dan menjelang hari besarnya nanti kita siaga satu," kata Pangdam.
Sementara itu, 25 April diklaim sebagai Hari Kemerdekaan RMS. Alex Manuputty
hingga kini masih eksis dan terus melakukan lobi internasional melalui Front
Kedaulatan Maluku. Tiap tahun, anggota gerakan separatis ini melakukan peringatan
kemerdekaannya, melalui upacara maupun pengibaran bendera RMS di seluruh
Maluku.
Menurut Pangdam, pihaknya terus memantau gerak-gerik separatis FKM/RMS di
Maluku. Seluruh personel intelijen diturunkan untuk melakukan pemantauan tersebut.
Bahkan, setiap orang yang dicurigai akan dideteksi keberadaannya. (MMC)
© 2003 Maluku Media Centre, All Rights Reserved
|