The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Poso Watch Network


Poso Watch Network, 3/31/04 3:15:27 AM

Para Penembak Dibiarkan Berkeliaran Poso Kembali Tegang

Agaknya kondisi rawan dan instabilitas tetap dipelihara di kabupaten Poso dan sekitarnya. Pertanyaannya siapa yang memeliharanya dan apa keuntungan yang ingin diraihnya dengan mengorbankan nyawa orang yang tidak bersalah?. Pertanyaan berikutnya, siapa sebenarnya yang seharusnya bertanggung jawab bagi keamanan dan ketertiban? Pemda? Polri? TNI?

Pertanyaan lainnya, mengapa Bom Sampodo/Palopo, Bom Medan, Bom Makasar, Bom Cimanggis, Bom Mariot, cepat sekali aparat menangani dan menangkap pelakunya, sedangkan bom-bom dan berbagai penyerangan di daerah Poso, tidak tertangani secara tuntas? Kelihatannya yang merasa aman hidup di Poso justru para Teroris/para penyerang, penembak dan peledak bom! Dalam bebrbagai press released, Aparat dan Pemerintah selalu memberikan pernyataan klise, "Itu dilakukan oleh Penyerang yang tak dikenal," atau "orang-orang yang tidak menginginkan Poso aman," atau " dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab." atau "Kriminal murni"

Padahal penyerangan/penembakan dan bom, dilakukan secara beruntun dan terpola begitu rupa sehingga seharusnya mudah dilacak dan dibongkar sindikat/kelompok teroris tersebut. Terus terang bahwa mereka berlindung ("dilindungi?") dalam komunitas muslim Poso. Dan aparat serta pejabat pemda sesungguhnya tahu itu.

Ketegangan mulai mengganggu kehidupan masyarakat(Kristen) Poso; Justru tidak disebabkan oleh penyelenggaraan kampanye. Kampanye rapat umum di lapangan dan arak-arakan di jalanan berlangsung dengan sangat baik, aman dan terkendali. Menjelang berakhirnya hari-hari kampanye, tiba-tiba kami dikejutkan dengan 3 penyerangan/ penembakan secara beruntun.

PERTAMA, Pak Johny Christian Tamalida, berusia sekitar 44 tahun, pada hari Sabtu 27 Maret 2004, sekitar pukul 17.00 WITA, baru saja berjalan kembali dari kebun, tiba-tiba dia disergap oleh teroris bersenjata otomatis dan langsung menembakkan 3 peluru ke tubuhnya. Kejadian itu berlangsung begitu singkat dan lokasinya tidak jauh dari kota Poso ( sekitar 1 km) di kelurahan Sayo. Kelurahan ini memang sudah dikenal sebagai basis Jamaah Islamiah, dan berbatasan dengan Kelurahan Kawua yang penduduk Kristen terkonsentrasi di sana. Tempat kejadian hanya berjarak tak sampai 700 meter dari asrama TNI di Kawua-Poso. Pak Johny langsung tewas dan meninggalkan seorang istri bersama 2 orang anak.

KEDUA, Pada hari minggu 28 Maret 2004, Gereja Katolik di desa Maleali, berjarak sekitar 45 km arah barat Poso, dibom dan hancur berantakan. Untuk kejadiannya setelah selesai ibadah; tak ada korban.

KETIGA, Pada hari Selasa 30 Maret 2004, sekitar pukul 12 siang, Dua orang teroris dengan mengendarai sepeda motor memasuki kampus UNSIMAR Poso, dan menembakkan dua tembakan ke arah Ms. Julia Rossi Pilongo, S.H., (Kristen) dosen Fakultas Hukum; pelurunya menghantam bagian leher dan pundak; Julia dalam keadaan kritis dan sedang dirawat di rumah sakit Poso. Luar biasanya lokasi kampus tepat di tengah kota Poso dan berjarak sekitar 400 meter dari Mapolres Poso. Para pelaku dengan entengnya meninggalkan lokasi kampus.

KEEMPAT, Pada malamnya (30 Maret 2004) sekitar pukul 08.00 (20.00), sementara hujan turun agak deras, para teroris mengendap-endap mendekati Pastory (Rumah Gembala) Gereja Pantekosta desa Membuke, 40 km arah barat Poso, kemudian mengetuk pintu depan; Rupanya salah satunya sudah siap dengan senjata mesin, dan moncongnya dimasukkan lewat kaca nako yang sudah pecah. Pak Gembala, Pdt. Freddy Wuisan, usia sekitar 28 tahun, berjalan keluar mendahului istrinya untuk membukakan pintu. Tiba-tiba … dorrrr, satu tembakan jarak dekat menembusi dadanya. Para penyerang langsung melarikan diri. Menurut penuturan Ny. Cilik Wuisan (istri), pada waktu tadi pagi saya mampir di rumah duka, dengan terisak-isak, mengatakan, setelah tertembak sang suami Freddy langsung berbalik dan menatap dirinya(sang istri) tanpa berbicara apa-apa. Sepuluh menit kemudian beliau jatuh dan tewas dipangkuan sang istri tercinta.

Pada waktu tadi pagi sekitar jam 10.00, saya mampir di rumah duka, mereka katakan bahwa sampai saat itu pihak pemerintah dan aparat belum ada yang datang melayat. Padahal Lokasi pastori tempat kejadian hanya berjarak 200 meter dari pos jaga Brimob.

Dari keempat peristiwa tersebut di atas, tidak mungkin ini kriminal murni, pasti ada hubungannya dengan Jamaah Islamiah atau Mujahidin Kompak yang terus melakukan aksinya. Ini adalah perbuatan teror yang mengintimidasi masyarakat pengungsi Kristen supaya jangan berani kembali ke Poso dan kampung-kampung

Poso Watch Network

DR. Henoch F. Saerang
 


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/nunusaku
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044