The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Radio Netherland Hilversum


Radio Nederland Wereldomroep, Senin 26 April 2004 22:15 WIB

Ambon Kembali Dilanda Kekerasan

Kota Ambon, kembali dilanda kekerasan yang menyebabkan sedikitnya 22 orang tewas. Kekerasan yang pecah Ahad kemarin adalah yang terparah sejak ditandatanganinya perjanjian damai antara warga kristen dan muslim pada Februari 2002. Peristiwa kemarin dimulai oleh ulah segelintir anggota Republik Maluku Selatan yang mengibarkan bendera-bendera RMS. Berikut penjelasan tokoh masyarakat Ambon Yusuf Elly kepada Radio Nederland.

Yusuf Elly [YE]: Terjadinya konflik di Ambon ini adalah karena pengibaran bendera RMS oleh orang-orang RMS. Kemudian kedua, adanya pawai anggota RMS yang digiring polisi ke Polda membuat masyarakat yang tidak setuju dengan RMS menjadi naik pitam. Terjadi konflik.

Radio Nederland [RN]: Juga berlangsung pembakaran, bagaimana itu mulanya?

YE: Itu adalah efek dari penaikan bendera RMS. Orang RMS memulai membakar rumah orang Islam di Talake, satu bagian di pusat kota Ambon. Orang Islam menjadi marah dan membalas kepada orang-orang RMS. Ini bukan konflik agama, tetapi antara NKRI Negara Kesatuan Republik Indonesia melawan pengikut-pengikut RMS.

RN: Bagaimana keadaan hari Senin ini, Pak Yusuf?

YE: Keadaan di Ambon tegang. Masyarakat yang pro NKRI sudah menyiapkan semua yang mereka punya: apa itu senjata parang, tombak, dan lain-lainnya untuk mempertahankan keutuhan Republik Indonesia di Maluku ini.

RN: Dan masyarakat yang pro NKRI itu tentunya tidak hanya warga muslim saja tapi juga warga kristen.

YE: Warga kristen, warga muslim bersatu padu membela NKRI melawan segelintir orang kristen yang mengaku dirinya RMS

RN: Pak Yusuf, kenapa kejadian kemarin bisa cepat sekali berkobar dan menyebabkan jatuhnya banyak korban jiwa ?

YE: Anda belum mengerti karakter orang Ambon. Orang Ambon punya karakter emosional, sedikit saja penyulutan bisa kejadian. Apalagi orang Ambon ini masih luka dengan peristiwa 19 Januari. Bendera RMS ini dikibarkan, berarti menyiram bensin lagi untuk menyulut kerusuhan ini. Ini semua ulah orang-orang RMS yang mana sangat merugikan mereka sendiri nantinya, karena sebentar malam ini sudah datang militer untuk menumpas RMS itu sampai ke akar-akarnya.

Demikian Yusuf Elly, tokoh masyarakat di Ambon. Menurut Front Kedaulatan Maluku, peristiwa kemarin bukanlah bentrokan antara warga kristen melawan warga muslim, tapi kaeadaan yang telah diatur. Berikut penjelasan Ketua Divisi Departemen Kelautan dan Perikanan Front Kedaulatan Maluku, Matheus Salakua, Spi.

Matheus Salakua: Sebelum tanggal 25 kemarin, pimpinan Front Kedaulatan Maluku di pusat, tanah air Maluku khususnya di kota Ambon telah memberitahukan secara resmi kepada pemerintah Indoensia di Jakarta dan kepada pemerintah negara-negara asing di seluruh dunia termasuk Perserikatan Bangsa Bangsa di New York, bahwa Front Kedaulatan Maluku bersama rakyat maluku akan memepringati HUT Proklamasi Maluku Selatan yang ke 54 pada 25 April 2004.

Kejadian kemarin itu sama seperti kejadian sebelumnya kerusuhan Maluku 19 Januari 1999, bahwa kejadian ini memang sudah disetting, diatur lebih dulu dari awal oleh unsur-unsur dan anasir-anasir luar yang masuk ke bumi Maluku dan mau menghancurkan orang-orang Maluku. Jadi kejadian kemarin itu adalah sesuatu yang dipersiapkan dari awal dan bukan merupakan dampak dari pada pengibaran bendera RMS. Tetapi merupakan sesuatu yang sudah dipersiapkan oleh pemerintah Indonesia untuk menghancurkan kebersamaan orang Maluku.

Demikain Matheus Salakua, Spi, Ketua Divisi Departemen Kelautan dan Perikanan Front Kedaulatan Maluku.

---------------------

Berita tertulis yang disiarkan oleh Radio Nederland Wereldomroep.

© Hak cipta 2004 Radio Nederland Wereldomroep
 


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/nunusaku
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044