Sala Waku Maluku, 27 April 2004
Ambon Situation Update: 27 April 2004
Tim Yayasan Sala Waku Maluku
Peristiwa kerusuhan yang dimulai sejak 25 April 2004 siang di Ambon sehubungan
dengan upacara HUT RMS oleh pihak Forum Kedaulatan Maluku (FKM), kondisi
seluruh wilayah kota Ambon masih cukup tegang. Pemantauan kami sepanjang sore
kemarin hingga pagi hari ini serang-menyerang masih tetap terpusat di wilayah Tanah
Lapang Kecil dengan arah sasaran penyerangan ke Kelurahan Kudamati (tempat
upacara HUT RMS di kediaman dr. Alex Manuputty, ketua FKM). Wilayah Talake
berada di sebelah barat laut kota Ambon, tepat dimana kantor sementara Gubernur
Maluku berada. Sementara itu di wilayah lain di dalam kota massa tetap berjaga-jaga
mengantisipasi serangan dari salah satu pihak. Aparat keamanan yang terlihat dari
pihak kepolisian terutama Brimob, satuan-satuan Perintis dan siswa-siswa Sekolah
Polisi Passo. Pihak TNI-AD nampaknya tidak banyak berperan di lapangan, walaupun
saat ini telah masuk 2 SSK Brimiob dari Kelapa Dua Jakarta untuk membantu
pengamanan di Ambon.
Dari hasil pemantauan tim kami, setidaknya ada 2 peristiwa menonjol yang terjadi
sejak kemaren malam hingga pagi ini.
1. Peristiwa Penganiayaan Penumpang Kapal Cepat "Doloronda"
Pada tanggal 26 April 2004 sekitar jam 19:00 WIT telah terjadi penganiayaan berat
melibatkan benda keras dan tajam terhadap 19 orang penumpang kapal cepat
"Doloronda" yang tiba dari Kupang (NTT) dan merapat di pelabuhan laut Yos Sudarso
di daerah yang dikuasai massa Muslim. Pelabuhan ini berada di sebelah utara kota,
sekitar 1 km dari pusat kerusuhan (Tanah Lapang Kecil). Menurut penuturan saksi
mata korban atas nama bapak Joni Makatita (40 tahun), para penumpang yang
beragama Kristen dan Islam diberi jaminan keamanan oleh pihak Polri sehingga pihak
kapal setuju untuk merapat di pelabuhan tersebut. Setelah kapal merapat, dua truk
Polri mengangkut para penumpang dengan maksud membawa mereka ke markas
Polda Maluku sebelum diserahkan ke keluarga masing-masing. Truk pertama berisi
24 orang, diantaranya terdapat 3 penumpang Muslim, sedangkan truk lainnya berisi 9
orang penumpang juga campuran Kristen dan Muslim. Namun setibanya truk pertama
di pintu gerbang pelabuhan, terjadi penghadangan oleh massa Muslim yang
membludak. Menurut pak Joni, tidak ada aparat keamanan di sekitar TKP, kecuali tim
Polri yang mengawal truk mereka. Massa berusaha naik ke truk untuk mencari
penumpang Kristen. Namun karena ada pula penumpang Islam di dalam truk itu,
akhirnya massa mundur dan tak lama berselang ke-3 penumpang Muslim turun dari
mobil dengan alasan sudah ada penjemput sehingga mereka tidak perlu ke markas
Polda Maluku. Lima menit kemudian massa tiba-tiba menyerang truk dengan
lemparan batu, beberapa diantaranya berukuran cukup besar. Malah ada seorang
penyerang yang berusaha melempar sebuah jerigen yang diduga berisi bensin ke
dalam truk, namun ditepis oleh pak Joni. Lemparan batu yang bertubi-tubi tersebut
melukai para korban, bahkan seorang anak berusia 11 bulan tertimpa batu pada kaki
kanannya. Memang pihak Polisi sangat disiplin dalam menangani situasi, namun
besarnya jumlah massa membuat mereka tidak berdaya. Akibatnya beberapa
penyerang berhasil naik ke dalam truk dan menyabet para penumpang dengan parang
dan sangkur. Akhirnya, truk berhasil dilarikan ke Rumah Sakit Bakti Rahayu di
wilayah Batu Gajah dengan 21 orang korban luka-luka.
Nama korban adalah sebagai berikut:
1. Ny. Ita Makatita (40 thn) luka tusuk (berat) pada kepala dan pinggang
2. Ny. An Makatita (32 thn) luka tusuk pada tangan kanan.
3. Ny. Else Liklikwatil (30 thn)
4. Edy Lakusa (8 thn) luka tusuk di punggung dan rusuk kanan
5. Herits Makatita (2 thn) memar pada kaki kena lemparan batu
6. Mariska Makatita (5 thn) memar pada kaki kena lemparan batu
7. Yuyun Luhukay (21 thn) luka tusuk pada belakang kepala
8. Evan Talanita (4 thn) luka iris pada sekujur paha kiri dan kanan
9. John Makatita (40 thn) luka pada mata kiri dan kepala kena lemparan batu
10. Tina Korimau (23 thn) luka tusuk pada kepala
11. Sely Makatita (40 thn) sedang hamil, lebih dari 15 luka tusuk di sekujur tubuh dan
luka potong pada kedua tangan
12. Praka Reinhard Bulan (Anggota Yonif 743), 30 thn, luka lempar pada kepala
13. Fritz Makatita (60 thn) luka tusuk pada kepala dan tangan.
14. Gustaf Makatita (32 thn) luka memar dan tusuk pada kepala
15. Sylvana Makatita (11 bulan) luka memar pada telapak kaki kanan
16. Cornelis Laot (33 thn) luka pada tulang kering kaki kanan dan punggung
17. Ny. Ita Tetelepta (43 thn)
18. Medelin Makatita (3 tahun) luka pada kedua tangan
19. Seorang lelaki muda sedang di ruang operasi ketika data dikumpulkan.
Penumpang yang tidak mengalami luka ditampung di Markas Polda Maluku sambil
menunggu keluarga mereka yang sedang dirawat di RS Bhakti Rahayu. Menurut
berita yang baru masuk pagi ini, ada seorang korban ditemukan tewas di dalam
sebuah drum di pelabuhan Yos Sudarso, namun belum dievakuasi oleh pihak
keamanan.
Dari gambaran peristiwa tersebut nampak ada beberapa hal yang dapat dikemukakan:
1. Strategi pihak Polri untuk mencampur penumpang Islam dan Kristen sangat baik
sebab penyerang dari salah satu kelompok agama tidak bisa beraksi dengan bebas.
2. Diduga serangan pada truk-truk terjadi secara spontan sebagai uapan emosi
massa yang seharusnya sudah diperhitungkan oleh pihak keamanan.
3. Koordinasi antar pihak keamanan nampak tidak mantap sebab tidak terdapat
pengamanan jalur-jalur jalan yang akan dilalui oleh truk polisi.
4. Pihak keamanan tidak mengantisipasi jumlah massa yang akan menghadang
truk-truk yang keluar dari pelabuhan Yos Sudarso dan tidak berani mengambil resiko
menindak para perusuh dengan kekerasan (secara represif) mungkin karena kuatir
massa akan berbalik menyerang mereka dan makin beringas.
5. Penanganan para korban seharusnya dibebankan pada Negara sebab peristiwa ini
terjadi dalam pengawasan dan jaminan keamanan dari pihak Polri.
2. Penganiayaan dan pembunuhan dua pemuda desa Galala
Menurut laporan Kepala Desa Galala dan Hatiwe Kecil, pagi hari ini (27 April 2004) di
wilayah Pandan Kesturi (kota Ambon bagian timur laut) telah terjadi pembantaian dua
pemuda kristen asal desa Hatiwe Kecil oleh masa muslim atas nama Rojeb Susuhue
(meninggal di TKP) dan Benjamin Paays (20 thn) yang sedang dirawat di RS Tantui.
Sekitar jam 9:30 WIT, kedua pemuda tersebut mengendarai sepeda motor dan berada
di Pandan Kesturi (sekitar 1 km dari Galala) untuk membeli bensin. Namun karena
wilayah ini dikuasai oleh pihak Muslim, kedua pemuda Kristen ini dianiaya yang
mengakibatkan kematian Rojeb Susuhae. Banyak pihak menyayangkan kejadian
naas ini dan mengapa kedua pemuda Kristen ini memasuki wilayah Muslim saat
situasi kota Ambon sedang tidak kondusif seperti saat ini.
Demikian laporan/analisa kami sampai dengan jam 13:30 WIT hari ini.
Tim Sala Waku Maluku
|