Suara Merdeka, Rabu, 7 April 2004
Massa Ba'asyir Demo di Mabes Polri Jadwal Pemeriksaan
Ditunda
PENDUKUNG Ba'asyir: Ratusan pendukung Abu Bakar Ba'asyir, kemarin melakukan
demonstrasi di depan Mabes Polri di Jakarta. Sambil membawa poster mereka
berteriak-teriak meminta agar polisi membebaskan Ba'asyir. (43)
JAKARTA- Tiga ratusan pendukung Abu Bakar Ba'asyir yang tergabung dalam Umat
Islam Surakarta, Rabu (7/4) kemarin mendatangi Mabes Polri dan Rutan Salemba,
Jakarta.
Mereka datang menggunakan tiga bus pariwisata dan sejumlah mobil pribadi.
Sebelum ke Rutan Salemba, mereka berunjuk rasa di depan gerbang Mabes Polri
sekaligus menanyakan rencana pemeriksaan kembali Ba'asyir dan menuntut agar
ulama itu dibebaskan dari tuduhan tindak pidana terorisme.
Seperti diberitakan, semula Polri menjadwalkan memeriksa Ba'asyir, Rabu (7/4).
Namun, rencana itu ditunda. Alasan penundaan itu, berdasarkan penjelasan polisi,
karena pemeriksaan tidak begitu mendesak.
Zulfikar, juru bicara Hamas Solo, menjelaskan, ratusan umat Islam yang datang terdiri
atas 25 utusan, antara lain dari Mujahidin Indonesia, Front Pembela Islam Surakarta,
Laskar Salami dan Hamas Solo. Mereka berangkat dari Masjid Istiqlal pukul 08.00.
Dalam pernyataan sikapnya yang dibagikan kepada pers, termuat tiga hal penting
yang disuarakan. Pertama, Kapolri Da'i Bachtiar terbukti tunduk kepada tekanan AS
dan sekutunya untuk menzalimi ustad Abu Bakar Ba'asyir yang telah dinyatakan
tidak terbukti sebagai teroris oleh Mahkamah Agung.
Kedua, penegak hukum telah bertindak tidak profesional dan tidak adil dalam
penegakan hukum. Alex Manuputty dibiarkan melarikan diri dan berkampanye
anti-NKRI di Amerika Serikat, tetapi Ba'asyir justru direkayasa agar tetap
dipenjarakan sesuai dengan keinginan AS. Ketiga, fitnah itu merupakan upaya
sistematis dari aparat nonmuslim yang bekerja sama dengan AS dalam pencitraan
negatif terhadap ulama yang konsisten menegakkan syariat Islam.
Satpam AS
Para pengunjuk rasa berorasi di depan pintu utama Mabes Polri. Sebagian besar
memegang poster dan bendera yang bertuliskan Front Pemuda Islam Surakarta.
Poster-poster itu antara lain bertuliskan ''Kapolri Bukan Satpam AS'', ''Awas Polisi
Dipecah Belah'', ''Dicari Kapolri Jujur dan Bermartabat''.
Setelah berunjuk rasa, pendukung Ba'asyir ke Rutan Salemba. Mereka
diperkenankan menjenguk Ba'asyir secara bertahap, per 20 orang. Tampak di antara
mereka putra ketiga Ba'asyir, Abdul Rohim Ba'asyir. Terlihat juga KH Muzakir,
pimpinan Umat Islam Surakarta serta anggota tim penasihat hukum Ba'asyir, Achmad
Michdan.
Sementara itu, Ba'asyir akan habis masa penahanannya pada 30 April 2004. Dengan
adanya rencana pemeriksaan kembali tersebut, penasihat hukum menganggap polisi
menjerat kembali Ba'asyir. Polri dalam penilaian Achmad Michdan, tidak independen.
Alasannya, Polri tunduk pada tekanan luar negeri, khususnya AS dan Australia.
Karena itu, mereka menuntut Da'i Bachtiar mundur dari jabatannya. (bu-33j)
Copyright© 1996 SUARA MERDEKA
|