SUARA PEMBARUAN DAILY, 15 April 2004
Presiden Megawati Minta Pengamanan Poso Diprioritaskan
PALU - Presiden Megawati Soekarnoputri meminta masalah Poso, Sulawesi Tengah
(Sulteng), agar terus dijaga dan diprioritaskan pengamanannya.
Masyarakat dan partai-partai politik di daerah ini, imbau Presiden, harus memiliki
kerja sama yang kuat mendukung upaya pemulihan Poso.
Permintaan itu disampaikan Presiden Megawati saat berbicara melalui pembicaraan
jarak jauh dengan jajaran Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulteng di kantor Mapolda
Sulteng, Rabu (14/4). Hadir dalam acara ini adalah Wakil Gubernur, Kepala
Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulteng, Brigjen Pol Taufik Ridha, Kepala Kejaksaan
Tinggi (Kajati), Ketua KPU dan Panwaslu, para bupati/wali kota se-Sulteng.
Kapolda Sulteng Brigjen Pol Taufik Ridha seusai acara tersebut kepada wartawan
menjelaskan, Presiden Megawati dalam pembicaraan jarak jauh itu menanyakan soal
situasi di Poso berkaitan dengan aksi-aksi penembakan misterius (Petrus) yang
mengakibatkan jatuhnya kembali korban jiwa baik sebelum maupun sesudah
pelaksanaan pemilu. Tentang hal ini, kata Taufik, pihaknya menyatakan bahwa
kondisi Poso sudah kembali membaik dan kini telah ditambah perkuatan
pengamanan pasukan sejumlah 5 SSK Brimob dari Jakarta, Balikpapan, dan Palu ke
Poso.
Permintaan Presiden Megawati tersebut senada dengan pernyataan Ketua Komisi I
DPR, Ibrahim Ambong sebelumnya yang meminta aparat kepolisian bertindak lebih
tegas lagi di Poso. Ambong menyesalkan dan menyatakan keheranannya, kenapa
pihak kepolisian masih saja kecolongan, padahal dana untuk pengamanan khusus
Poso telah dianggarkan pemerintah atas persetujuan DPR.
"Kita heran (Komisi I-red.) kenapa kok polisi terus kecolongan, padahal dananya
sudah ada untuk tugas itu. Ini patut dipertanyakan, ada apa dengan polisi?, tanya
anggota DPR asal pemilihan Luwu Utara, Sulawesi Selatan (Sulsel) ini.
Wakil rakyat dari Fraksi Partai Golkar (FPG) tersebut lebih lanjut meminta agar
Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) memerintahkan jajarannya, khususnya
di Poso Sulteng, agar bertindak tegas.
Kalau mengirim pasukan ke sana, hendaknya yang benar-benar bisa diandalkan bisa
menumpas habis pengacau dan siapa pun di belakangnya agar diungkap.
Seperti diberitakan sejumlah media massa, kasus penembakan misterius di Poso
sudah menelan beberapa korban di kalangan komunitas tertentu sejak Maret 2004
lalu. Polisi sampai saat ini belum berhasil menindak dan menangkap para
tersangkanya, kecuali baru memeriksa saksi sehingga masyarakat mempertanyakan
sikap tegas kepolisian setempat dalam menangani kasus tersebut.
Masyarakat setempat baik dari semua komunitas agama dan suku di Poso sendiri
sudah sepakat untuk memerangi bersama kelompok yang masih mengacau di daerah
itu.
Masyarakat bahkan sepakat menyebut pengacau itu sebagai teroris yang harus
dilawan bersama, namun pihak aparat keamanan setempat belum maksimal
memberikan perhatiannya.
Terima Kasih
Di sisi lain, menurut Kapolda Sulteng, Presiden Megawati juga menyatakan terima
kasih kepada jajaran pemerintah dan rakyat di daerah ini, karena telah berhasil
menyelenggarakan pemilu secara aman dan damai.
Sementara Wagub Sulteng Rully A Lamadjido dalam pembicaraan jarak jauh itu
menjelaskan kepada Presiden soal pemilu ulang di delapan tempat pemungutan
suara di Kabupaten Tolitoli akibat tertukarnya surat suara DPRD Tolitoli dengan Kota
Palu. Dan pemilu ulang di Desa Karupa, Kecamatan Bungku Barat karena di desa
tersebut terjadi bencana alam banjir saat hari "H" pemilu 5 April.
"Pemilu ulang tersebut dapat berjalan lancar dan perhitungan suara kini sedang
dilakukan di masing-masing daerah," jelas Rully pada Presiden.
Tentang adanya berbagai kecurangan pemilu di Tolitoli, Rully menjelaskan ke
Presiden Mega, bahwa bukti-bukti ke arah itu belum kuat sehingga sejauh ini belum
tindakan hukum yang dilakukan.
Mengenai kasus kecurangan penghitungan suara hasil pemilu di Kecamatan Baolan,
Tolitoli, belum sempat dijelaskan Wagub Rully maupun Ketua KPU Sulteng Zainuddin
Bolong karena masalahnya masih ditangani pihak KPU dan Panwaslu Tolitoli.
Ketua Panwaslu Sulteng Zainuddin Bolong mengatakan, masalah Baolan saat ini
sedang dalam proses penyelesaian dan solusi terbaik yang harus dilakukan yakni
menghitung ulang suara hasil pemilu di Baolan secara terbuka disaksikan parpol dan
semua pemantau sehingga bisa diketahui dimana sebenarnya kecurangan yang
terjadi. (128)
Last modified: 15/4/04
|