PRINCIPLES OF ARCHITECTURAL HISTORY

PRINCIPLES OF ARCHITECTURAL HISTORY

The Four Phases of Architectural Style, 1420-1900

By Paul Frankl


Buku setebal 215 halaman ini merupakan tulisan dari Paul Frankl ,seorang arsitek yang bergelar professor dibidang sejarah seni.
Ia lahir di Prague,dan mendapatkan gelar Doktornya di Munich,1910 dengan desertasinya Fifteenth-century stained glass in Southern Germany.
Ia menulis beberapa buku seperti: Early renaissance architecture in Italy (1912), Die Entwicklungspashen der neueren Baukunst, Renaissance und Barock (1888), Die Fruhmittelalterliche und romanische Baukunst (1926), The Gothic : Literary Sources and interpretations through eight centuries (1960), dan Gothic Architecture (1962).
Tahun 1938 ia pindah ke Amerika Serikat dan menjadi peneliti di Institute for Advanced Study, Princeton sampai akhir hayatnya.

Dalam buku Principles of Architectural History, berisikan kritikan-kritikannya dan penyajian sejarahnya yang disusun secara sistematis dengan membagi menjadi empat kategori dalam menganalisanya :

  1. Komposisi spasial
  2. Pengolahan massa dan bahan
  3. Pengolahan pencahayaan, warna, dan efek penglihatan lainnya
  4. Hubungan antara design dan fungsi sosialnya.

Dan membagi pembahasan sejarah menjadi empat fase :

  1. 1420-1550 dengan mengambil contoh karya arsitek Itali mulai dari Brunneleschi sampai Antonio da San Gallo the Younger.Ia mengabaikan perbedaan antara 'early' renaissance (1420-1500) dan 'high' renaissance (1500-1550).
  2. 1550-1700 pada Arsitektur Eropa. Ia menganggap bahwa arsitektur setelah 1500 telah menampilkan karakteristik tipikal jamannya sebagai 'Baroque'
  3. Abad 18 dengan style 'Rococo'.
  4. Abad 19 dengan beberapa mode arsitektural.

Ia menyebut seluruh dari individual fase (renaissance, Baroque, Rococo, Neo-classicism) periode antar 1420-1900 dengan sebutan 'Post-Medieval'.

Buku ini disusun menjadi 5 bab yaitu :

  1. Spatial Form
  2. Corporeal Form
  3. Visible Form
  4. Purposive Intention
  5. Common and Distinguishing Characteristics of the Four Phases.

Secara umum buku ini baik untuk menambah wawasan mengenai sejarah arsitektur karena disusun secara sistematis dan teratur sehingga memudahkan pembaca untuk mengerti. Hanya saja pembagian wilayah waktu menjadi empat bagian atau fase menjadikan pembahasan dari beberapa style yang tercakup didalamnya menjadi dangkal. Dari beberapa style tersebut dibahas secara umum dengan menggenaralisasikannya. Padahal setiap style architecture memiliki karakteristik bentuk yang berbeda dan periode yang spesifik.
Cara pengenalan karakteristik style dengan melihat pada bentuk ruang,susunan kolom,dan irama pada dinding memang cocok pada bangunan - bangunan klasik yang memiliki order teratur dan langgam tertentu. Tetapi barangkali sulit untuk mengenali style yang muncul pada abad 20 dimana pengaruh individu sang arsitek sangat berpengaruh pada style sebuah bangunan. Beberapa style, karakteristiknya muncul justru bukan pada bentuk ruangnya atau irama dari elemen-elemen bangunannya, melainkan pada bentuk ornamen-dekoratif,semangat dan tujuan yang dibawanya, dan fasade bangunannya.
Oleh karenanya saya pikir perlu juga mengetahui hal-hal apa yang melatar-belakangi munculnya sebuah style baru.

Bab 1 :
Menjelaskan tentang bentuk-bentuk ruang pada setiap fase dengan melihat bentuk-bentuk ecclesiastical architecture dan secular architecture.
Ecclesiastical architecture : mengkomposisi penambahan-penambahan dari bagian-bagian yang terpisah .
Sedangkan Secular architecture dijelaskan sebagai penggabungan bentuk-bentuk geometrik dalam kreasi bentuk ruang menjadi kombinasi yang scientific.
Dalam menjelaskan tentang secular architecture, Untuk memahami bangunan bangunan sekular (mengenai duniawi) kita harus mengenalinya satu persatu dari gudang bawah tanah sampai langit-langitnya,sampai bagian-bagian sayapnya. Entrance, halaman,tangga,koridor, sampai kedalam ruang-ruangnya.

Bab 2:
Ia menjelaskan tentang bentuk jasmani dari bangunan dilihat dari susunannya, Irama kolomnya,Artikulasi dinding, kombinasi antara irama kolom dan artikulasi dinding, frame,coffering,dan kekuatannya pada setiap fase.

Perbedaan cahaya dan warna adalah faktor utama dalam efek yang dihasilkan oleh sebuah bangunan yang utuh. Dan ini berpengaruh pada pembentukan image dari orang yang melihatnya.Hal inilah yang dibahas pada Bab3.

Bab 4 :
Membahas tentang penekanan maksud -maksud dalam arsitektur seperti haus akan kejayaan ,pengurangan pengaruh religi pada bentuk artistik,

Serta Bab 5 menjelaskan tentang karakteristik umum dan perbedaan dari keempat fase. Keempat kutub itu mengikuti hubungan yang paralel akibat yang terjadi pada waktu yang sama disatukan. Penambahan ruang, pusat kekuatan, satu image, dan ide kebebasan perseorangan semua mengarah kemaksud yang sama. sebuah style baru secara terpisah ditampilkan dalam setiap elemen secara berbeda. Sebagai contoh gejala pembagian tampil ketika sisa bangunan ditambahkan atau sebuah detail hilang,image yang unik tanpa membagi bangunan kedalam beberapa image.Ini mungkin dapat membedakan fase-fase tsb karena kita dapat menetapkan dekade dimana style baru mulai banyak dalam kerjaan individu sebaik seluruh arsitektur.

Karakteristik prinsip style dari fase pertama adalah penambahan karakteristik spasial dari komposisi yang sederhana menjadi kaya komposisi dengan irama yang tertentu dan konsekwen di semua bangunan eklektik di Itali dari 1420-1550 baik dibagian tengah maupun dibagian pinggirnya.
Pada fase kedua :pengembangan tetap pada penuangan kembali secara lengkap bentuk spasial yang dipindahkan selaras dengan prinsip utamanya dengan hasil penambahan kedalam unit-unit yang memperkaya perbedaanya dari bentuk interior yang 'overlap'.semua bekas penambahan yang murni telah dikurangi untuk mencapai prinsip style yang tunggal. bentuk spasial dari fase kedua memang lebih sulit untuk dipahami daripada fase sebelumnya.
Pada fase ketiga, seluruh ruang atau subdivisi atau kedua-duanya dibentuk berdasarkan kalkulasi geometrikal yang lebih tinggi yang dimungkinkan hanya dengan kalkulus yang kecil sekali.Sering dalam pengamatan kita dapatdapat mengenali hal -hal yang penting dan esensial dari arsitektur eklektik yang hanya dapat dicapai dengan bantuan matematis yang lebih tinggi.Bentuk-bentuk yang berdasarkan infinitesimal calculus dapat ditemui di Spanyol, Italy, Swiss, Austria, dan Jerman tetapi tidak dijumpai di Perancis, Belanda atau Inggris.
Pada fase keempat, Kita cukup mengenali bawa pada fase ini tidak dicirikan oleh pengakuan satu kutub yang ditandai dan ini berhubungan dengan fase sebelumnya bukan pada semua kebohongan di ruang yang utama.

Ia mengatakan bahwa pengembangan style adalah proses intelektual yang mengabaikan karakteristik nasional dan karakteristik individual senimannya dan merupakan proses dari aksi - reaksi 'polar opposite'.

Oleh : M. Arfanthony, 1994.

E-mail : panton@oocities.com

Back to Panton's Home Page

Back to Karya Tulis