SEBUAH KENANGAN
 
Oleh :
AD Donggo
 
 
 

Pertanyaan itu tak juga terjawab walau kaki kita telah menapaki taman ini
Hanya ingatan mengkaji ulang masa lampau
Di sini dulu ada Raden Saleh Banteng bertarung melawan singa
Kita tahu antara perlawanan dengan perlawanan selalu menjadi satu dalam kenangan
Harga diri yang takbisa dipatahkan
Demikianlah sejarah meriwayatkannya

Kita pun sepakat selalu berada di sini menghitung hari berganti hari menyaksikan bunga enggan berbunga menyaksikan pohon mengharamkan buah
Atau berbicara dan berbicara lagi tentang kekuasaan yang melahirkan kembali Machiavellisme

Pada mulanya kita mencatat di sini dulu keangkuhan menemukan persemaian yang subur mereka berteriak, ''Kami adalah kami yang bukan kami tidak ambil bagian'' *)

Namun sekian puluh tahun sudah berlalu kita pun menata kembali ingatan tak ada yang menantang kita untuk berbuat apakah di sini tercipta sebuah sajak yang berani mengatakan ya adalah ya yang berani mengatakan tidak adalah tidak atau sebuah lukisan yang melahirkan kembali Raden Saleh atau Affandi ataukah lonceng kematian sudah menemukan kata akhir antara jiwa yang kerdil dan kehinaan yang memalukan

*) yang bukan penyair tidak ambil bagian, kata Chairil Anwar
 
 
 

OASE: Sajak-sajak AD Donggo
Republika Online edisi : 31 Oktober 1999
 
 
 
 

 Sajak-sajaknya yang Lain
 Penyair-penyair Lain