MENGHITUNG JARAK
 
Oleh :
AD Donggo
 
 
 

Rumput ini membaringkan tubuh kita yang lelah setelah menempuh perjalanan panjang tak berujung kita pun telah mencoba menghitung jarak antara kekuasaan dan ketidakpastian antara kemiskinan yang menistakan namun kita tetap lelap dalam nurani yang bebal

Menangislah karena tetesan darah taklagi dihargai sebagai darah
Desa-desa telah ditinggalkan penghuni nyawa diadu dengan nyawa
Inilah wajah dari sekian ratus juta wajah ketika di tahun 1999, rakyat tak lagi dihormati sebagai rakyat ketika rakyat dijadikan tameng kekuasaan

Kekuasaan apa yang dimiliki
Indonesia sebuah medan perseteruan yang mengatasnamakan kedaulatan rakyat atau sebuah lintas sejarah yang putus yang memaksa kita mengaku tahun 1999 bukan tahun 1945
 
 

OASE: Sajak-sajak AD Donggo
Republika Online edisi : 31 Oktober 1999
 
 
 
 

 Sajak-sajaknya yang Lain
 Penyair-penyair Lain