SINDANGKERTA

Oleh :
Ahda Imran


 
 

Malam seperti perempuan yang gelisah
ada senja yang tertinggal. Seorang penyair
menyimpannya ke dalam kenangan. Angin bersandar
di puncak bukit yang runcing. Bulan lenyap
dan di rangkaian besi jembatan Citarum menulis
kesepian. Orang-orang tidur dalam perahu
setelah menuangkan kata-kata ke rambutnya

Ada senja yang tertinggal. Penyair mengubahnya
menjadi seluruh nama, menjadi rumah bagi ikan-ikan
dan burung-burung. Angin singgah, sembahyang,
dan berdoa di tempat itu, seperti para peziarah
sunyi keras berjalan di permukaan sungai,
melepas orang-orang mabuk ke hilir

Ada malam yang tertinggal. Seorang perempuan
menguburnya diam-diam, seperti bayi. Matahari membakar
dirinya di besi jembatan, lalu sungai penuh raung
ambulans. Seorang penyair dalam perahu, melahirkan
seluruh kesedihan, ketika orang-orang menemukan
ular di rambutnya
 

1999

PUISI AHDA IMRAN
Media Indonesia on line 02042000
 
 

 Sajak-sajaknya yang Lain
 Penyair-penyair Lain