SEPERTI BERINGIN PAKUALAMANOleh :
Asa Jatmiko
seperti beringan itu keangkuhan berdiri dan kita bersembunyi di antara gerai akar yang memamerkan keindahan sunyi
kenapa kita mampir di sini padahal rembulan telah terbakar sore tadi daun daun berjelaga karenanya dan angin semakin enggan menyapa lantas kepada siapa kita akan bercerita?
kenapa kita mampir di sini jadah bakar tak lagi menarik hati sementara musisi itu terus saja bernyanyi lagunya tak pernah bisa kita mengerti lantas kapan kita akan saling berbagi?
seperti gelaran tikar di trotoar kita duduk di atasnya membuka mata kenangan juga pembicaraan yang seringkali memabukkan tetapi keangkuhan tetap berdiri meski tak ada lagi yang sedia mempersaksi
angin basah merayap melintas di depan kita ketika aku meneguk sisa kopi yang terakhir dan engkau tiba tiba memelukku ''temani aku sesaat lagi,'' tapi malam telah menggelapkan wajahmu dan rembulan telah terbakar sore tadi untuk apa lagi kebersamaan ini?
Pakualaman, 2000
Republika Minggu
30 April 2000