KEKERASAN DI PINTU RUMAHMUOleh :
Aspar Paturusi
Kertas-kertas berdarah beterbangan
melayang dan jatuh di halamanmu
Lembaran berdarah itu memasuki rumahmu
bahkan berhamburan di sekitar ranjangmu
Alangkah lelap tidurmu
Engkau tetap diam tak bangun-bangun
mimpi apa gerangan yang merasuki nuranimu
tega amat kau menerima airmata darah
yang menetes membasahi tubuhmu
Engkau tetap tertidur
hanyut dalam mimpi-mimpi yang menyesatkanBangunlah, karena engkau harus bangun
bersama orang lain dan siapa saja
yang masih memiliki nurani
masih tergetar seluruh gelora sukmanya
ketika mendengar, membaca dan menyaksikan
air bah yang tumpah adalah banjir darah sesamaBangunlah, tinggalkan segala mimpi
yang membodohimu puluhan tahun
lototkan matamu menyimak huruf-huruf berdarah
gambar-gambar yang tak kuasa kita saksikan
sementara semua itu hanyalah secuil gambaran
dari kejadian sesungguhnya
kata-kata dan gambar-gambar yang tiba di rumahmu
tak berdaya mengungkapkan semuanyaBangunlah, bangkitlah dari mimpi yang memabukkan
Apakah mampu engkau menghadapinya
bila banjir itu melanda rumahmu sekarang juga
apakah engkau masih berbicara tentang mimpi
kekerasan itu semakin dekat
kekerasan itu segera tiba
kekerasan itu mendobrak pintu rumahmu1999
Oase :
Republika Online, edisi : 05 September 1999