KEKASIH
YANG KELU
Untuk
seorang sahabat
Oleh
:
Asrul
Sani
Air mata,
adalah sekali ini air mata dari hati
yang mengandung durja,
Dan
kelulah kekasih senantiasa berpisah
Tiadalah
lagi senyum yang akan timbul karena suatu kemenangan
Habislah
segala kenangan-selalu pada fajar-selalu
yang membawa harap.
Sudah
tahu, suatu kesalahn sekali,
Telah
merobah titik asal harap,
Dan
karena gelombang yang memukul tinggi
dengan
segala rahasia dan senjata yang ada dalam kerajaannya
Telah
jadikan suatu cinta yang marak-hidup lepas dari lembaga
Dan
gamitan tangan dan mata berhenti pada suatu keluh
sedan dari jiwa yang lberduka.
Bangunlah
kekasih, berilah daku bahagia,
Dari
segala cahaya yang ada padamu.
Bagiku,
keluhan yang lama akan
Mematikan
segala tindakan,
Membuat
lagak tidak punya tokoh
Ucapan
kehilangan asal dan bekas
Serta
ini pulau-banyak dan intan laut yang kukasihi,
Akan
menjadi suatu bencana dari kelumpuhan orang berpenyakit pitam
Aku akan
hilang-lenyap, tiada meninggalkan nama.
Suatu
sedih sangsai dari diriku,
Atas
suatu panggilan dengan suara kecil
Dari
laki-laki di depan laut di belakang gunung.
Berikan
suatu pekikan peri,
Dan
ini akan lebih membujuk
Dari
suatu mulut terbuka, tapi tiada berkata.
Air
mata yang terbayang, tetapi tiada berlinang
Dari
suatu kebisuan, dari suatu kebisuan
Jika
ini adalah suatu impian,
Maka
janganlah bermimpi,
bagaimanapun
terang malam.
Sedang
daku akan berjaga,
sampai
sosok tali dantiang
tergantung
pada sinar pagi yang timbul.
Suatu
khianat yang telah memakan cinta
suatu
kebakhilan manusia yang enggan beryakin
suatu
noda,
Dan
suatu derita dan keluh uang mengelu
......................
demikianlah
sahabat mari berdoa,
mari
berdoa,
kita
akan berdoa,
kita
akan berdoa, kita akan berdoa
kita
akan berdoa, untuk pagi hari yang akan timbul
Indonesia,
No.7
Agustus 1949
Sajak-sajak Perjuangan dan Nyanyian Tanah Air