SEBUAH HADIAH

Oleh :
Badarudin Amir


 
 





Kudengar ada yang memanggil-manggil namaku waktu berdiri di simpang jalan
menatap cakrawala tapi entah siapa
karena galau angin mengaburkan suara
seperti ingin menyebut sesuatu yang harus kusimpan sebagai rahasia
waktu angin reda kulihat ia melambai mengajakku ke sana
tergesa ia menyeberang cakrawala lalu menghilang di baliknya
akupun terpacak ke sana
merenungi tanda-tanda yang menunjuk arah ke entah
tapi bumi berputar tidak pada porosnya
maka aku terpaksa membalik tanda-tanda
semuanya kini menunjuk arah ke sorga
dalam mimpi aku melihat orang yang sama jenggot
dan jubahnya masih yang kemarin juga
kali ini ia datang
membawa bulan dan matahari yang kemarin gerhana
katanya sebagai hadiah
tapi kutolak
lantaran rumahku tak kuasa menampungnya
lagi pula sebagai apa aku harus menerimanya

Barru, 1998

Oase :

Republika Online, edisi : 03 Oktober 1999
 
 

 Sajak-sajaknya yang Lain
 Penyair-penyair Lain