Laut

Oleh :
Bambang Q-Anees






Masih terasa getar dari bau tanah,
langit dan amis laut yang membuka diri
dan daratan yang diam tak disapa

Apa yang kau bebaskan, Hanoman?

Waktu telah menindas jarak,
Menghembuskan matahari sampai ujung-ujung darah
Membiarkan laut seperti sedia kala: batas yang jauh,
Dan badai yang setia.

Kau tak bisa memainkan lakon banal para tentara,
Mereka memang diciptakan untuk durhaka pada diri
Karena apa yang dibebaskan tak pernah membebaskan.
Sebuah pulau atau negeri barangkali mereka taklukkan,
Sekawanan begal atau pendusta mungkin mereka bungkam,
Tetapi kulit yang rapuh, rambut yang menua mengejar-ngejar
Mimpi-mimpi malamnya.
Senapang tak bisa memotong waktu,
Dan mereka mati dalam sekelebat.

Lautan tak memberimu jarak, hanya buih lalu
gelombang dan ubur-ubur.
Di luar matahari, segala gerak
bukanlah gejala yang bergairah
 

Maka biarkan
Kehangatan langit yang menembus
pori-pori masa lalumu.
Memurnikan ingatanmu pada ibu, pada matahari
Yang kau kunyah.

"Tetapi wanita malang harus dibebaskan," katamu.
Ia, juga kamu, rupanya tak tahu bahwa Sitta
telah lama menemukan waktu dalam api.

Masih terasa getar dari bau tanah,
langit dan amis laut yang membuka diri
dan daratan yang terbakar tak disapa.
 

Bandung, 1999.

Bentara Kompas Indonesia on line 04082000
 
 

 Sajak-sajaknya yang Lain
 Penyair-penyair Lain