Oleh
:
Budiman
S. Hartoyo
Majulah pahlawan dengan dada terbuka.
Majulah ! Berderapan musuh bersama maut menyerang.
Sementara bintang-bintang pun bersaksi di kelam angkasa
atas kejantananmu dan musuh-musuh yang berebahan.Telah bergelimang darah di lembah
telah berebahan kawan-kawan di garis depan,
di bawah langit mengancam suara lantang kemerdekaan.
Semangat perkasa, - hari depan nusantara !Segenap warga tanah ini pun menabikkan salam;
salam cinta bumi dan bangsa yang lahir dalam revolusi.
Sedang malam pun segera mengusap bendera merah putih
yang mengibaskan berita pahlawan benam darah.Adalah cinta kami, itu warna kucuran darah.
Adalah hati kami, itu warna putih butiran air mata.
Dan cinta kami padamu menyejuk langit-langit kubur
yang memutih cerlang surya atas gemeriap tugu kemerdekaan.Majulah pahlawan dengan dada terbuka, kala senja di kota !
Majulah demi kemerdekaan yang lahir atas nama cinta !
Kenangan padamu menggeleparkan doa di ambang arasj Tuhan
Dan majulah kemudian
berbondong ke lembah sorga
sedang laras bedil masih di tangan
dan darah mengucuri di jalan - jalan
Maka bernyanyilah segenap malaikat dan bidadari
Maka semaraklah wewangian sorga, tetes darah pahlawan,
karna adalah saksi bagimu, - pejuang-pejuang kemanusiaan;
sementara masih terkenang jua tentang kehidupan
dan napas dunia dan manusia dalam kelaparan !Sajak-sajak Perjuangan dan Nyanyian Tanah Air
(Yogya, 1961)Gadjah Mada
No. 6, Th XII
Pebruari 1962