KENANGAN
PERANG
Oleh
:
Eka
Budianta
Aku menutup telinga ketika
rudal-rudalmu berdentam
Mataku terpejam saat bom menghancurkan
perlindungan
sekian ratus tewas, katamu, sekian riuh cedera
Aku menutup hidung ketika mayat-mayatmu lewat
Seperti ada kebenaran yan tak perlu kumengerti
Seperti ada undang-undang
yang tak perlu kusetujui
Karena itu kututup mulut,
telinga, hidung dan matakuSekarang semua lewat bagai embun pagi hari
Tak ada burung ingat
telurnya matang di atas dahan
Tak ada ikan terkenang
batu-batu pecah di mata air
Tapi aku mengenang saat tak mau melihatmu
Saat membiarkan kamu
terluka dan mati terlalu muda
Siapa yang berperang setelah pertempuran selesai ?
Cuma penyair. Cuma serdadu-serdadu perdamaian
Yang tak pernah mengenal gencatan senjata
Sajak-sajak Perjuangan dan Nyanyian Tanah AirMaret 1991Rumahku Duniaku
Puspa Swara, Jakarta, 1993
Sajak-sajaknya yang lain
Pesajak-pesajak Lain