LELAKI BATU

Oleh :
Endang Supriadi


 
 

seorang lelaki batu
beranjak dari masa lalunya

di malam tanpa minuman
aku pulang, bukakan pintu! pintanya
dengan kaki berlumpur

di muka pintu
tiba-tiba ia jadi benalu
melata di dinding. tapi tak ada kursi
untuk disinggahi
tak ada ranting untuk digelayuti
di mana sapa? tanya mata
ke mana tanya? kata luka

malam memanas ditikam hasrat
sungai waktu tiba-tiba mengalirkan lava
merambah ke relung-relung kehidupan
dunia jadi mengkerut dan terbakar

seorang lelaki batu
yang pulang tanpa minuman
blingsatan di jalan raya
kembalikan ibadahku!
kembalikan sujudku! teriaknya
dengan lidah berdarah

: malam berkubang belerang
wahai yang bernama hidup,
di mana suaka bagai jiwaku? teriaknya
sambil membiarkan airmatanya turun
membasahi pipinya untuk pertamakali
sejak ia menyadari bahwa sesungguhnya
kehidupan telah menganggap dirinya
bukan siapa-siapa.

Jakarta, 1997/2000

Kompas  - on-line (02/06/2000)
 


 Sajak-sajaknya yang Lain
 Penyair-penyair Lain