MEMBERI SEMANGAT PADA KEMATIAN

Oleh :
Endang Supriadi




matamu berpasir, pedih. orang-orang membina dendam
setiap hari. kota-kota kini jadi sarang serigala,
katamu. jangan mendatangi rumah dukun, pinta sejarah
karena yang mati sia-sia akan selalu ada di negeri
yang sedang sakit ini. ayo kita bermain dadu, atau
pasang spanduk obat kuat di mana-mana. bukankah kita
wajib kawin, atau memilih bercinta sepanjang umur!

hari ini kita melihat darah dari orang-orang yang
tertembak. tak ada yang tahu Tuhan ada di sebelah mana
kita jadikan saja nafsu bercinta untuk berperang melawan
kaki tangan para pembunuh, atau membuat wilayah baru
untuk menjerat mereka. seperti menggiring sekelompok
kerbau yang berkulit tebal itu. ah, situasi ini menyerupai
jalan tikus di pembuangan sampah, teriakmu
 

mari kita mati ramai-ramai. membentuk julangan di tanah
wakaf. atau bersama-sama berumah di laut, hidup bersama
ikan-ikan yang tak mengenal kudeta, atau kita mendatangi
rumah panti-panti jompo untuk membuka tabir sejarah
pada ruas giginya yang hitam. dan menanggalkan air mata
dengan pikiran keropos. gila! ini waktu saatnya mencuci
diri. jangan gulung tikar, pintu-pintu sudah terbuka
untuk kita pulang membawa keranda yang kembali kosong!
 

Februari, 2000
Puisi Endang Supriadi
Media MInggu Online edisi : 25 Juni 2000
 
 

 Sajak-sajaknya yang Lain
 Penyair-penyair Lain