BUMI SESAK OLEH SEBAB Oleh :
Endang Supriadi
pecahan cahaya berhamburan dalam sujudmu
kau diberi dunia dari serpihan peradaban
seperti sisipan pada sebuah majalah, penuh
rangsangan untuk membukanya. tapi, ada saja
manusia bunuh diri setiap hari. sehingga
bumi semakin sesak oleh ketidakjelasan sebabmungkin kita sudah sampai pada titik kejenuhan
bunga dan minuman bukan pelarian semata
bisa jadi, belati di pinggang akan terpilih
mewakili pikiran kita, meski tidak semua surat
mencantumkan nama pengirimnyabegitulah, katamu, dan rumah yang telah runtuh
jadi puing senantiasa menyimpan aroma senggama
pemiliknya. dan itu dicatat angin untuk dikabari
pada perdu-perdu yang tumbuh di sela reruntuhan
yang menua. tetapi engkau, akan menjadi sangat
tak berarti jika hanya menaburkan air mata
di pekuburan yang tak bernama
Februari, 2000
Puisi Endang Supriadi
Media MInggu Online edisi : 25 Juni 2000