PUKUL 03.14

Oleh :
Endang Supriadi




dunia siang tiba-tiba masuk ke dalam tidurku
membawa para demonstran dengan suara-suara yang
dipekikkan. di depan sebuah gedung aku diajak
menggelar aksi. membuka mulut dengan segala
ungkapan-ungkapan keras. di situ seseorang
membuka pakaiannya dan ia mengaku seorang lelaki

lalu aku melesat dan tiba-tiba berada di sebuah
restoran ditemani perempuan asia. hidangannya
menu sepuluh tahun yang tak pernah aku cicipi:
sebuah percintaan yang tak memiliki ruang dan waktu
di mana aku tak bisa membedakan mana gelombang
mana badai. karena dari detik ke detik
aku dilenakan oleh wangi berahi yang meluncur
dari bibirnya yang ranum

aku melintasi mimpi-mimpi yang lain, di mana
aku tengah menggali lubang-lubang untuk mengubur
kelemahan dan sedikit rasa tuaku. tapi perempuan
yang tercipta dari berbagai fantasi itu telah
menjelma coretan-coretan di dinding kamar yang
tak terbaca dan aku harus menghapusnya hingga musnah

aku barangkali tak pantas jadi seseorang peramal!
 

1999/2000

Puisi Endang Supriadi
Media MInggu Online edisi : 25 Juni 2000
 
 

 Sajak-sajaknya yang Lain
 Penyair-penyair Lain