Oleh
:
Fakhrunnas
MA Jabbar
tiap detik kubangun kota-kota dalam diri
kurajah jarak pada gapura dan prasasti
tanpa tapal kutanam batas
kepak burung pun menebas waktuwahai daku penghuni kota diri
kutanam rumah kaca di ulu hati
kepak ozon melambai-lambai
gelombang darah tenggelamkan kota-kota
kucari menara tak jumpatiap detik kubangun kota-kota dalam diri
jejalanan buntu tanpa pejalan kaki
kereta melaju dari nadi
kecepatannya mendekati tekanan darah tinggi
lampu-lampu suar memancar dari laut jiwa
tak ada camar memburu paru
tak ada lancang berlabuh
tak ada cewang membalut hatiPekanbaru, 1997
Republika, 21 Maret 1999