Materi
1 : Manajemen sekolah
Materi
2 : Life skill
Materi
3 : Learning How To Learn
MANAJEMEN
SEKOLAH
Disusun oleh : DR. Sulipan, M.Pd. -
TEDC Bandung
Selesai
mempelajari modul ini peserta pelatihan dapat :
1.
Menjelaskan pengertian
Manajemen sekolah.
2.
Menjelaskan ruang
lingkup Manajemen sekolah.
3.
Menjelaskan pengertian
manajemen administratif yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan dan pengawasan.
4.
Menjelaskan kegiatan
dalam manajemen operatif, minimal meliputi : Manajemen persuratan dan
kearsipan, Manajemen kesiswaan, Manajemen pengajaran, Manajemen personil, serta
Manajemen keuangan.
5.
Melaksanakan kegiatan
dalam manajemen operatif, minimal meliputi : Manajemen persuratan dan
kearsipan, Manajemen kesiswaan, Manajemen pengajaran, Manajemen personil, serta
Manajemen keuangan.
Terdapat beberapa komponen yang sangat penting untuk
mendukung peningkatan keberhasilan penyelenggaraan pendidikan dan salah satunya
yang pokok tersebut adalah penyelenggaraan Manajemen pendidikan yang dalam
lingkup mikro disebut juga Manajemen sekolah. Tanpa adanya Manajemen pendidikan
atau admnistrasi sekolah yang baik maka kemungkinan sekali segala upaya
peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan akan gagal sama sekali. Bidang
ataupun aspek apapun yang akan dibenahi akhirnya kembali kepada adanya
prasyarat utama yaitu terselenggaranya Manajemen pendidikan yang handal. Jadi
masalah Manajemen pendidikan adalah masalah yang sangat berperan dalam proses
penyelenggaraan pendidikan baik sebagai sarana maupun alat penataan bagi
komponen pendidikan lainnya, dan hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh
Engkoswara (1987 : 42) bahwa :
“Manajemen pendidikan dalam arti yang seluas-luasnya adalah suatu ilmu
yang mempelajari penataan sumber daya yaitu sumber daya manusia, kurikulum atau
sumber belajar dan fasilitas untuk mencapai tujuan pendidikan secara optimal
dan menciptakan suasana yang baik bagi manusia, yang turut serta dalam
pencapaian tujuan pendidikan yang disepakati. Manajemen pendidikan pada
dasarnya adalah suatu media belaka untuk mencapai tujuan pendidikan secara
produktif yaitu efektif dan efisien.”
Jadi dengan lebih memperhatikan aspek Manajemen
pendidikan maka diharapkan tujuan pendidikan atau target program pendidikan
dapat tercapai secara efektif dan efisien. Manajemen pendidikan yang juga
sering disebut dengan manajemen pendidikan sangat diperlukan untuk menjamin
supaya seluruh kegiatan pendidikan dapat terlaksana dengan optimal. Hal
tersebut sesuai dengan yang dikemukakan Purwanto dan Djojopranoto (1981:14)
bahwa :
“Manajemen pendidikan adalah proses keseluruhan kegiatan bersama dalam
bidang pendidikan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pelaporan, pengkoordinasian, pengawasan dan pembiayaan, dengan menggunakan atau
memanfaatkan fasilitas yang tersedia, baik personil, materiil, maupun spirituil
untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.”
Dari beberapa
pengertian di atas dapat dilihat betapa Manajemen pendidikan merupakan faktor
utama dalam penyelenggaraan pendidikan. Karena Manajemen pendidikan merupakan
suatu usaha bersama yang dilakukan untuk mendayagunakan semua sumber daya baik
manusia, uang, bahan dan peralatan serta metode untuk mencapai tujuan
pendidikan secara efektif dan efisien. Jadi dalam Manajemen pendidikan
terkandung unsur-unsur :
1.
Tujuan
yang akan dicapai.
2.
Adanya
proses kegiatan bersama.
3.
Adanya
pemanfaatan sumber daya.
4.
Adanya
kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan terhadap sumber
daya yang ada.
Dari segi
operasional atau bidang garapan, maka Manajemen pendidikan atau Manajemen
sekolah meliputi bidang-bidang :
1.
Manajemen
Kesiswaan.
2.
Manajemen
Pengajaran
3.
Manajemen
Personil
4.
Manajemen
Persuratan dan Kearsipan
5.
Manajemen
Keuangan
6.
Manajemen
Perlengkapan
7.
Manajemen
Hubungan Masyarakat
8.
Manajemen
Perpustakaan
Dari penjelasan di atas maka ruang
lingkup Manajemen sekolah dapat dikelompokkan dalam 2 kelompok, yaitu :
1.
Manajemen administratif,
meliputi proses manajemen yang pada dasarnya terdiri dari perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan. Ruang lingkup manajemen seperti
ini juga sering disebut sebagai proses manajemen atau fungsi manajemen.
2.
Manajemen operatif,
meliputi unit-unit kegiatan dalam sebuah organisasi yang diantaranya terdiri
dari Manajemen kesiswaan, Manajemen pengajaran, Manajemen personil, Manajemen
persuratan dan kearsipan, Manajemen keuangan, Manajemen perlengkapan, Manajemen
hubungan masyarakat, serta Manajemen perpustakaan.
John D. Milst mengatakan “Management is
the process of directing and fasilitating the work of people, utilizing in each
both science and art and follow in order to accomplish predetermined
objectives”.
George R Terry : “Management is a
distinct process consisting of planning organizing, actuating, controlling,
utilizing in each both science and art and follow in order to accomplish
predetermined objectives”.
Dari
dua definisi tersebut dapat kita simpulkan adanya dua unsur manajemen :
-
Manajemen selalu
diterapkan dalam hubungannya dengan suatu kelompok orang yang bekerja bersama;
-
Ada tujuan tertentu yang
akan dicapai.
Di
samping itu dapat pula dikatakan bahwa dalam manajemen terjadi serangkaian
kegiatan utama yang juga dapat kita sebut proses manajemen.
Kegiatan-kegiatan itu adalah :
a.
Kegiatan merencanakan
(planning), yaitu menentukan apa yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
b.
Kegiatan
mengorganisasikan (organizing), yaitu membagikan dan menetapkan tugas-tugas
kepada anggota kelompok, mendelegasikan kekuasaan dan menetapkan
hubungan-hubungan antara kelompok kerja yang satu dengan yang lain.
c.
Kegiatan menggerakan
(actuating), yaitu kegiatan pemimpin dalam menggerakan kelompok secara efektif
dan efisien ke arah pencapaian tujuan.
d.
Kegiatan pengawasan
(controlling) yaitu pengawasan dan pengendalian agar organisasi dapat berjalan
sesuai dengan rencana, dan tidak menyimpang dari arah semula.
Dari
rangkai kegiatan ini dapat kita simpulkan bahwa proses manajemen meliputi:
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan, yang dapat kita
gambarkan sebagai berikut :
Tentang
proses manajemen ini beberapa ahli Manajemen mengemukakan beberapa macam
misalnya :
a.
Luther Gullich
menyebut : planning, organizing, staffing, directing, coordinating, reporting,
budgeting
b.
Henry Fayol
: planning, organizing, commanding, coordinating, controlling.
c.
Linda F. Urwick
: forecasting, planning, organizing, commanding, coordinating, controlling.
Di
bawah ini berturut-turut akan ditinjau secara singkat pengertian masing-masing
proses.
1.
Perencanaan (Planning).
Dalam
setiap usaha atau pekerjaan, lebih-lebih yang melibatkan sejumlah orang,
perencanaan merupakan tahap permulaan yang mutlak perlu.
Banyak kali tujuan tak tercapai karena tiadanya
perencanaan yang baik. Akan tetapi perencanaan itu tidak saja dilakukan pada
permulaan kerja melainkan perlu terus menerus dilakukan selama proses karya
berlangsung. Oleh karena itu
perencanaan dapat didefinisikan sebagai “Persiapan
yang teratur dari setiap usaha utnuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.
Unsur-Unsur
Perencanaan.
Perencanan yang baik hendaknya mengandung unsur-unsur
sebagai berikut :
a.
Planning (perencanaan)
yang dirumuskan secara jelas dan dijabarkan secara operasional.
b.
Policy yaitu
cara atau kebijaksanaan untuk mencapai tujuan dalam garis besarnya.
c.
Prosedur
pembagian tugas serta hubungannya antara anggota kelompok masing-masing.
d.
Progress
(kemajuan) yaitu penetapan standard kemajuan yang hendak dicapai.
e.
Program yaitu langkah-langkah kegiatan untuk
mencapai tujuan
Syarat-syarat
Perencanaan.
Luther Gullich menyebutkan syarat-syarat sebagai
berikut :
a.
Tujuan harus dirumuskan
secara jelas.
b.
Perencanaan harus
sederhana dan realistis.
c.
Memuat analisis-analisis
dan penjelasan-penjelasan terhadap usaha-usaha yang direncanakan.
d.
Bersifat fleksibel.
e.
Ada keseimbangan baik ke
luar maupun ke dalam
Ke dalam berarti seimbang antara bagian-bagian dalam perencanaan
tersebut. Sedangkan ke luar berarti seimbang antara tujuan dan fasililtas yang
tersedia.
f.
Efisien dan efektif
dalam penggunaan biaya, tenaga dan sumber daya yang tersedia.
Fungsi
Perencanaan :
a.
Menjelaskan secara tepat
tujuan-tujuan serta cara-cara mencapai tujuan.
b.
Sebagai pedoman bagi
semua orang yang terlibat dalam organisasi pada pelaksanaan rencana yang telah
disusun.
c.
Merupakan alat
pengawasan terhadap pelaksanaan program.
d.
Meningkatkan efisiensi
dan efektivitas penggunaan segala sumber daya yang dimiliki organisasi.
e.
Memberikan batas-batas
wewenang dan tanggung jawab setiap pelaksanaan, sehingga dapat meningkatkan
kerja sama/koordinasi.
f.
Menetapkan tolok ukur
(kriteria) kemajuan pelaksanaan program setiap saat.
Dalam perencanaan harus jelas adanya visi dan misi
organisasi, bidang garapan, tujuan, kegiatan yang akan dilaksanakan, kriteria
keberhasilan, jadwal pelaksanaan, sumber daya yang diperlukan, anggaran serta
penanggungjawab/pelaksana kegiatan. Karena dalam perencanaan juga terkandung
unsur penganggaran maka dalam penyusunan anggaran harus dipertimbangkan
beberapa faktor seperti :
a.
Prioritas kegiatan,
dapat dibuat skala prioritas kegiatan.
b.
Bobot kegiatan, dilihat
dari jumlah person yang terlibat, lama waktu kegiatan dan sumber daya yang
diperlukan.
c.
Produktifitas kegiatan,
yang dapat dilihat dalam target kegiatan (kuantitatif atau kualitatif).
d.
Efektifitas biaya yang dikeluarkan
dengan manfaat kegiatan yang dilaksanakan.
e.
Efisiensi pembiayaan,
diukur dari perbandingan antara pencapaian target secara nyata dan yang
seharusnya.
VISI : Menjadi sekolah unggul yang menghasilkan lulusan siap kerja di
industri maupun kerja mandiri
MISI : Mendidik
siswa sehingga memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat/lapangan kerja
BIDANG : Pembinaan guru
TUJUAN |
KEGIATAN |
TARGET/ INDIKATOR KEBERHASILAN |
JADWAL PELAKSANAAN |
SUMBER DAYA |
ANGGARAN BIAYA |
PENANGGUNG JAWAB |
Mening-katkan kemam-puan
guru |
Melatih guru dalam
mengguna-kan komputer --------------- Magang di industri |
20 orang guru menguasai program
MSWord untuk membuat bahan ajar ------------------------------ .................................................................................. |
15 Juni s.d. 31 Juni 1999 ----------------------- .............................................................. |
-
Lab. Komputer - Pengajar - ATK - Konsumsi --------------- .......................................... |
Rp. 1200000,- ----------------- .............................................. |
Ka. Inst. Elektronika --------------------- .......................................................... |
2. Pengorganisasian
(Organizing)
Setelah
perencanaan dilakukan, maka perlu ditetapkan pembagian tugas-tugas diantara
orang-orang yang terlibat agar masing-masing tahu apa yang harus dikerjakan.
Pengorganisasian
di sini berarti proses pembagian tugas-tugas dan tanggung jawab serta wewenang
sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan
dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan. Jadi pengorganisasian meliputi
penciptaan struktur, mekanisme dan
prosedur kerja, uraian kerja serta penempatan personil pada posisi yang
sesuai dengan kemampuannya. Karena organisasi merupakan alat Manajemen untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka susunan, bentuk serta besar
kecilnya organisasi harus disesuaikan dengan tujuan yang telah ditetapkan
tersebut.
Di dalam
pengorganisasian ada dua asas pokok yang perlu kita perhatian yaitu :
Asas Koordinasi.
Asas koordinasi adalah sistem pengaturan dan
pemeliharaan tata hubungan agar tercipta tindakan yang sama dalam rangka
mencapai tujuan bersama. Agar koordinasi ini dapat berjalan dengan mulus maka
diperlukan tiga syarat pokok :
a.
Adanya wewenang
tertinggi, yang berfungsi sebagai pemberi arah.
b.
Adanya kesediaan bekerja
sama antara anggota karena merasa adanya tujuan bersama yang ingin dicapai.
c.
Adanya filsafat serta
keyakinan yang sama yang dihayati oleh
semua anggota.
Asas Hirarki.
Asas
hirarki adalah suatu proses pewujudan koordinasi dalam organisasi. Didalam usaha itu akan terjadi suatu tingkatan
tugas, wewenang dan tanggung jawab. Di dalam hirarki ini diperlukan adanya :
kepemimpinan, pendelegasian wewenang dan pembatasan tugas.
3. Penggerakan
(Actuating)
Menurut
George R Terry actuating ialah tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota
kelompok berusaha untuk mencapai saran-sasaran sesuai dengan perencanaan
manajerial dan usaha-usaha organisasi.
Masalah
penggerakan ini sangat erat hubungannya dengan unsur manusia, sehingga
keberhasilannya juga ditentukan oleh kemampuan pemimpin dalam berhubungan
dengan manusia yang dipimpinnya. Dengan kata lain usaha penggerakan ini
berkaitan erat dengan usaha memberi motivasi kepada anggota organisasi. Dalam
rangka memberi motivasi ini maka diperlukan adanya pengarahan yang jelas, berupa
perintah, penugasan, petunjuk maupun pembimbingan. Supaya dalam menjalankan
tugas dapat berjalan dengan baik maka harus selalu ada koordinasi dari
pimpinan, mulai dari pimpinan tertinggi maupun pimpinan unit kerja.
Agar
seorang pemimpin atau Pimpinan sekolah mampu melaksanakan fungsi ini dengan
baik maka dituntut padanya kemampuan berkomunikasi, memiliki daya kreasi serta
inisiatif yang tinggi dan mampu mendorong semangat stafnya.
4. Pengawasan
(Controlling)
Pengawasan
perlu dilakukan agar pekerjaan atau kegiatan dapat berlangsung sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan.
Kegiatan pengawasan dapat berbentuk pemeriksaan,
pengecekan serta usaha pencegahan terhadap kesalahan yang mungkin terjadi, sehingga
bila terjadi penyelewengan atau pemyimpangan dapat ditempuh usaha-usaha
perbaikan.
Jadi pengawasan mempunyai tiga fungsi yaitu :
a.
Mengkoordinasikan
kegiatan yang dilakukan masing-masing unit, agar tidak terjadi tumpang tindih
kegiatan atau bahkan mencegah adanya kesalahan atau penyimpangan dari rencana
yang telah disusun.
b.
Membandingkan dan
mengevaluasi hasil yang telah dicapai dengan rencana yang telah ditetapkan.
c.
Mencatat semua hasil
pengawasan untuk dijadikan bahan-bahan pertimbangan dan pelaporan, seperti
digambarkan dalam bagan berikut :
Di dalam melakukan pengawasan orang harus menggunakan tolok
ukur (kriteria) tertentu. Perencanaan sudah merupakan kriteria yang dapat
dipakai dalam pengawasan.
Ada beberapa prinsip pengawasan yang harus
diperhatikan :
a.
Pengawasan harus
bersifat menyeluruh.
Pengawasan harus meliputi
seluruh aspek program : personel, pelaksanaan program, material,
hambatan-hambatan dll.
b.
Pengawasan dilakukan
oleh semua orang yang terlibat dalam program
Pengawasan bukan hanya
dilakukan oleh pimpinan atau petugas-petugas yang ditunjuk tetapi semua petugas
pelaksanaan program mempunyai tanggung jawab melakukan pengawasan.
c.
Pengawasan harus
bersifat diagnostik.
Pengawasan tidak
bertujuan untuk mencari kesalahan-kesalahan personel, tetapi untuk menemukan
kelemahan-kelemahan atau penyimpangan-penyimpangan program yang dapat
menghambat tercapainya tujuan. Dari penemuan ini kemudian dilakukan perbaikan
dan penyempurnaan.
Manajemen
operatif atau Manajemen dalam unit-unit kegiatan tertentu memiliki
karakteristik kegiatan yang berbeda-beda. Namun semuanya itu memiliki kesamaan
dalam prinsip pengelolaan, yaitu :
1.
Ketertiban
Jadi harus
teratur, sesuai dengan ketentuan yang berlaku atau urutan tertentu.
2.
Kejelasan
Harus mudah dipahami
oleh semua pihak yang terlibat atau menggunakan.
3.
Efektif
Harus dapat digunakan sesuai
peruntukannya.
4.
Efisien
Harus dapat dilakukan dalam waktu yang relatif singkat
dan biaya relatif murah.
Manajemen operatif meliputi :
1.
Manajemen
Kesiswaan.
2.
Manajemen
Pengajaran
3.
Manajemen
Personil
4.
Manajemen
Persuratan dan Kearsipan
5.
Manajemen
Keuangan
6.
Manajemen
Perlengkapan
7.
Manajemen
Hubungan Masyarakat
8.
Manajemen
Perpustakaan
1. Manajemen Kesiswaan
Ada tiga masalah utama yang perlu mendapat perhatian
dalam bidang kesiswaan yaitu :
-
Masalah penerimaan siswa baru
-
Masalah kemajuan belajar
dan evaluasi belajar
-
Masalah bimbingan
Untuk
masalah yang pertama setiap tahun dibentuk panitia penerimaan siswa baru.
Panitia ini diserahi tugas untuk mengManajemenkan dan mengorganisasikan seluruh
kegiatan penerimaan siswa baru. Pimpinan sekolah harus mampu memberi pedoman
yang jelas kepada panitia agar penerimaan siswa baru ini berjalan dengan
lancar.
Di
samping itu sekolah mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap usaha
mengembangkan kemajuan belajar siswa-siswanya. Kemajuan belajar ini secara periodik
harus dilaporkan terutama kepada orang tua siswa. Ini semua merupakan
tanggungjawab pimpinan sekolah. Oleh karena itu pimpinan harus tahu benar-benar
kemajuan belajar anak-anak di sekolahnya, ia harus mengenal anak-anak beserta
latar belakang masalahnya.
Laporan
hasil kemajuan belajar hendaknya tidak dianggap sebagai kegiatan rutin saja,
tetapi mempunyai maksud agar orang tua siswa juga ikut berpartisipasi secara
aktif dalam membina belajar anak-anaknya.
Masalah
yang juga erat hubungannya dengan kemajuan belajar ini ialah masalah bimbingan.
Tugas sekolah bukan hanya sekedar memberi pengetahuan dan ketrampilan saja,
tetapi sekolah harus mendidik anak-anak menjadi manusia seutuhnya. Oleh karena
itu tugas sekolah bukan saja memberikan pelbagai ilmu pengetahuan tetapi juga
membimbing anak-anak menuju ke arah kedewasaan. Dalam rangka ini maka tugas
pimpinan sekolah ialah menyelenggarakan kegiatan bimbingan dan konseling di
sekolah. Dengan kegiatan bimbingan ini maka anak-anak akan ditolong untuk mampu
mengenal dirinya, kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahannya. Anak-anak akan
ditolong agar mampu mengatasi masalah-masalahnya yang dapat mengganggu kegiatan
belajarnya. Dengan demikian diharapkan anak-anak akan dapat bertumbuh secara
sehat baik jasmani dan rohaninya serta dapat merealisasikan kemampuannya secara
maksimal.
Manajemen yang berhubungan dengan kesiswaan antara
lain :
-
Statistik presensi siswa
-
Buku laporan keadaan
siswa
-
Buku induk
-
Klapper
-
Buku daftar kelas
-
Buku laporan pendidikan
(raport) catatan pribadi
-
Daftar presensi, dsb.
2. Manajemen Pengajaran/Kurikulum
Pimpinan
sekolah harus sadar bahwa kurikulum yang ada perlu dipahami benar-benar oleh
guru-guru, sehingga mereka dapat menjabarkannya secara lebih luas dan dapat
mengembangkan secara kreatif. Kurikulum ini kemudian perlu dijabarkan dalam
kegiatan pengajaran di sekolah seperti perencanaan kegiatan
pengajaran/pembuatan kalender pendidikan, penjadwalan, program pengajaran catur
wulan/semester/tahunan hingga persiapan mengajar serta evaluasinya.
Kegiatan dalam Manajemen pengajaran/kurikulum
diantaranya meliputi :
-
Pengadaan buku kurikulum
termasuk pedoman-pedomannya.
-
Penjabaran tujuan-tujuan
pendidikan, tujuan umum, tujuan instruksional, tujuan kurikuler dan
tujuan-tujuan khusus.
-
Penyusunan program-program
kurikuler dan kegiatan-kegiatan tambahannya, termasuk dalam hal ini program
tahunan.
-
Pengembangan alat-alat
pelajaran.
-
Penyusunan jadwal dan
pembagian tugas mengajar.
-
Pengembangan sistem
evaluasi belajar.
-
Pengawasan terhadap
proses belajar mengajar.
-
Penyusunan norma
kenaikan kelas.
Masalah-masalah
yang cukup sukar yang dihadapi Pimpinan sekolah dalam bidang kurikuler ini
antara lain : pembagian tugas yang sesuai dengan kemampuan dan minat,
pengembangan/pembinaan kemampuan guru dalam mengajar serta meningkatkan mutu
pengajaran.
Manajemen
yang berhubungan dengan pengajaran/pembinaan kurikulum antara lain:
-
Buku pedoman kerja
tahunan.
-
Statistik kemajuan
belajar.
-
Jadwal tahunan/kalender
pendidikan.
-
Jadwal pelajaran.
-
Daftar buku siswa.
-
Daftar buku pegangan
guru.
-
Buku observasi kelas,
dsb.
Tugas
utama pimpinan sekolah ialah membina dan mengembangkan sekolahnya agar
pendidikan dan pengajaran makin menjadi efektif dan efisien. Hal ini hanya
dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar apabila ada kerja sama yang harmonis
dengan seluruh staf sekolah. Oleh karena itu yang harus dilakukan ialah membina
kerja sama dengan seluruh staf sehingga terjadi hubungan yang harmonis. Jadi
inilah esensi dari tugas pimpinan sekolah yang utama dalam bidang personalia.
Dalam
hubungannya dengan masalah Manajemen personalia ini, ada beberapa tugas yang
perlu dilaksanakan oleh pimpinan sekolah yaitu sebagai berikut :
a.
Perencanaan Kebutuhan
Pimpinan sekolah harus
dapat merencanakan kebutuhan pegawainya, berapa jumlah guru atau staf lain yang
dibutuhkan untuk menutupi kebutuhan karena adanya pegawai yang berhenti/pensiun
atau karena adanya pengembangan/penambahan beban tugas.
Perhitungan
kebutuhan guru dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut :
j.p x S Kp
S G = ----------------- x KB
j.w
Contoh :
-
jam pelajaran perminggu
j.p. = 10 jam
-
jumlah kelas
paralel K.p = 6 kelas
-
jam wajib per
minggu j.w. = 24 jam
- jumlah kelompok belajar KB = 1
10 x 6
S G = ------------ x 1
= 2,5 ---------> dibulatkan menjadi 3 orang
24
Jadi kebutuhan guru matematika untuk kelas 1 = 3
orang guru
b.
Penerimaan dan Penempatan Tenaga
Pada sekolah-sekolah
negeri biasanya pimpinan sekolah hanya menerima “droping” penambahan staf dari atasan tanpa wewenang untuk ikut
memilih dan menetapkan atau mengambil keputusan. Tetapi pada sekolah swasta
dimana organisasinya jauh lebih kecil daripada pemerintah, pimpinan sekolah
biasanya mendapat kesempatan untuk memilih stafnya yang baru, hal ini tentu
saja lebih baik.
Pimpinan
sekolah hendaknya memperoleh wewenang untuk memilih dan mengusulkan
pengangkatan stafnya yang baru, mengingat bahwa pimpinan sekolah tahu tentang
staf yang dibutuhkan sesuai dengan situasi dan kondisi sekolahnya. Tentu dalam
hal ini perlu ada pedoman-pedoman tertentu yang harus digunakan agar tidak
terjadi penyelewengan.
c.
Penyelenggaraan Program Orientasi.
Anggota staf yang baru sebelum
menunaikan tugasnya perlu mengenal dan memahami baik-baik seluruh lingkungan
dimana ia akan bekerja. Ia harus mengenal seluruh anggota staf yang lama,
mengenal keadaan siswa-siswa secara umum, lingkungan fisik maupun lingkungan
masyarakat sekitar. Untuk kegiatan semacam ini, Pimpinan sekolah dapat
menyelenggarakan suatu program orientasi. Gunanya agar anggota staf yang baru
merasa diterima dan krasan, serta tahu akan masalah-masalah yang mungkin
dihadapi dalam tugas-tugasnya.
d.
Pembinaan dan Pengembangan Staf
Pembinaan
terhadap staf tidak hanya pada anggota yang baru saja, tetapi juga kepada
seluruh staf. Pembinaan harus dilakukan secara terus menerus dan secara
sistematis/programatis.
Pembinaan
ini sangat penting karena perkembangan baik perkembangan ilmu pengetahuan,
perkembangan teknologi, maupun perkembangan masyarakat dan
kebijaksanaan-kebijaksanaan yang baru. Banyak cara yang dapat dilakukan
pimpinan sekolah dalam program pembinaan ini, diantaranya melalui :
-
penilaian kinerja
-
penugasan dan rotasi
tugas
-
pelatihan
-
pemberian
kompensasi/peningkatan kesejahteraan
-
perencanaan karier
-
pengembangan karier
-
observasi kelas
-
percakapan individu,
diskusi, seminar, lokakarya, rapat staf, dll.
Guru-guru
dan seluruh staf akan bekerja dengan efektif dan penuh semangat apabila merasa
memperoleh kepuasan dalam memenuhi keinginan dan cita-cita hidupnya. Oleh
karena itu seorang pimpinan sekolah harus berusaha memahami keinginan atau
cita-cita hidup anggota stafnya serta berusaha memenuhinya.
Setiap
orang tentu mempunyai pandangan dan sikap tertentu terhadap pekerjaannya. Ada
yang merasa puas dan cocok dengan pekerjaannya, tetpai ada pula yang selalu
mengeluh dan tidak senang. Sikap dan reaksi demikian ini disebut “Moral”.
‘Moral” adalah reaksi mental dan emosional dari seseorang terhadap
pekerjaannya.
Seorang
anggota staf dapat kita katakan memiliki moral kerja yang tinggi apabila merasa
puas terhadap pekerjaannya, memiliki semangat, rasa tanggung jawab dan
antusiasme. Sebaliknya tingginya absensi, datang sering terlambat, suka
menghindari tanggung jawab, menunjukkan moral kerja yang rendah.
Banyak
faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya moral kerja ini. Salah satu
diantaranya ialah tidak adanya perasaan sejahtera di antara anggota staf. Hal
ini berarti apabila pimpinan sekolah ingin meningkatkan moral kerja maka ia
perlu memperhatikan kesejahteraan anggota stafnya.
Ada dua
macam kesejahteraan yang perlu diperhatikan dan diusahakan oleh pimpinan
sekolah, yaitu yang menyangkut kesejahteraan material dan kesejahteraan batin.
Kesejahteraan material menyangkut pemenuhan kebutuhan hidup: gaji yang cukup,
fasiltias perumahan, dana, kesehatan, pensiun dsb. Kesejahteraan batin meliputi
perasaan aman, perasaan diakui/diterima, perasaan diperlakukan adil, perasaan
berprestasi, perasaan dianggap penting, perasaan berpartisipasi, perasaan
memperoleh harga diri (dari pekerjaannya) dsb.
e.
Pemberhentian dan pemensiunan
Pemberhentian seorang pegawai dapat karena
pelanggaran disiplin, pengunduran diri, pengurangan tenaga atau pensiun. Aturan
tentang pemberhentian pegawai harus jelas karena menyangkut nasib seseorang,
terutama tentang pemberhentian karena pelanggaran disiplin dan pengurangan
tenaga karena dapat memicu ketidakpuasan seseorang yang dikenai tindakan ini.
Untuk pemberhentian karena pengunduran diri harus dilihat apakah pegawai yang
bersangkutan memiliki ikatan atau perjanjian tertentu dengan sekolah atau
tidak. Sedangkan pemberhentian karena memasuki usia pensiun sebaiknya didahului
oleh program persiapan pensiun.
Adminstrasi yang berhubungan dengan personalia
meliputi antara lain :
-
Statistik/datar presensi
pegawai
-
Organisasi dan daftar
pembagian tugas
-
Masalah kepegawaian/guru
dan kesejahteraannya
-
Daftar riwayat hidup
-
Daftar riwayat pekerjaan
-
Catatan pribadi pegawai
-
Daftar induk pegawai,
dll.
4. Manajemen Persuratan dan Kearsipan
Kegiatan
persuratan dan kearsipan merupakan salah satu aspek kegiatan Manajemen yang
berfungsi sebagia dokumentasi dan perwujudan dari berbagai kegiatan
penyelenggaraan sekolah yang menjadi tanggung jawab pimpinan sekolah. Karena
terdapat berbagai macam kegiatan sekolah maka banyak pula bentuk Manajemen
persuratan dan kearsipan yang harus dikerjakan sekolah.
Manajemen persuratan dan kearsipan antara lain :
-
Korespondensi/surat-menyurat,
dsb.
-
Penyimpanan
arsip/dokumentasi.
-
Laporan bulanan/tahunan
-
Daftar statistik, grafik
dll.
5. Manajemen Keuangan
Masalah
keuangan adalah masalah yang peka. Oleh karena itu dalam mengelola bidang ini
pimpinan sekolah harus berhati-hati, jujur dan terbuka agar tidak timbul
kecurigaan baik dari staf maupun dari masyarakat atau orang tua siswa.
Banyak
keperluan sekolah yang harus dibiayai, dan semakin banyak program yang
direncanakan maka semakin banyak pula biaya yang diperlukan. Dalam hal ini
pimpinan sekolah harus memiliki daya kreasi yang tinggi untuk mampu menggali
dana dari berbagai sumber.
Ada
beberapa sumber dana yang dapat diperoleh misalnya dari siswa/orang tua,
masyarakat, pemerintah/yayasan, para dermawan dsb. Sumber-sumber ini hanya
bersedia memberi sumbangan apabila nampak pada mereka adanya program-program
yang jelas, penggunaan yang efektif dan pertanggung jawaban yang baik.
Orang
tua dan masyarakat adalah sumber dana yang sangat penting, oleh karena itu
hendaknya sekolah terbuka bagi kontrol masyarakat, agar masyarakat menaruh
kepercayaan bahwa uang mereka benar-benar digunakan secara baik sesuai dengan
program yang telah ditetapkan.
Manajemen yang berhubungan dengan keuangan antara lain
:
-
Buku kas
-
Buku tabelaris
-
Daftar gaji
-
Daftar honorium
-
Surat Pertanggungjawaban
(SPJ), dsb.
6. Manajemen Perlengkapan
Gedung
sekolah dapat memberi gambaran yang jelas bagi masyarakat tentang baik buruknya
pelayanan pendidikan yang ada didalamnya.
Gedung sekolah yang terawat dengan baik akan memberi
gambaran pada masyarakat tentang pelayanan pendidikan yang tertib dan teratur.
Sebaliknya gedung sekolah yang tidak
terawat, rusak, halaman penuh rumput yang tidak teratur akanmemberi kesan bahwa
mutu pendidikan yang ada di dalamnya tidak baik.
Di
samping itu pembinaan/perawatan gedung sekolah merupakan suatu hal yang sangat
penting mengingat bahwa hampur seluruh waktu belajar siswa berlangsung di
sekolah. Mereka hanya dapat belajar dengan baik apabila merasa krasan. Dan
mereka hanya krasan apabila kondisi tempat belajarnya menyenangkan. Dengan
gedung sekolah yang terawat baik, anak-anak akan merasa senang dan mempunyai
kebanggaan terhadap sekolahnya.
Perlengkapan
dan peralatan sekolah juga merupakan faktor yang sangat penting dalam
meningkatkan efisiensi belajar dan mengajar. Guru tidak mungkin dapat mengajar
dengan senang dan bersemangat dengan perlengkapan kuno dan rusak, peralatan
yang kurang lengkap dsb. Oleh karena itu Pimpinan sekolah harus menaruh
perhatian yang serius terhadap perlengkapan serta peralatan sekolah. Ia harus
mampu mendorong guru-guru untuk bersama-sama memperhatikan masalah ini.
Dalam
hal ini yang tidak boleh dilupakan oleh pimpinan sekolah ialah usaha-usaha
pengadaan dana antara lain untuk keperluan :
-
Penambahan ruang kelas
atau ruang yang lain
-
Rehabilitasi
bagian-bagian yang rusak
-
Perbaikan perlengkapan
dan peralatan
-
Penambahan perlengkapan
dan peralatan
-
Memodernisasikan
perlengkapan dan peralatan , dll.
Manajemen yang berhubungan dengan pemeliharaan gedung,
perlengkapan, peralatan, antara lain :
-
Buku laporan (tahunan,
caturwulan/semesteran) tentang keadaan bangunan sekolah, denah dan situasi
bangunan, kebun sekolah, dsb.
-
Buku inventaris
-
Buku penerimaan
alat-alat dan perlengkapan, dsb.
7. Manajemen Hubungan Masyarakat
Sekolah
adalah didalam, oleh dan untuk masyarakat. Program sekolah hanya dapat berjalan
lancar apabila mendapat dukungan masyarakat. Oleh karena itu Pimpinan sekolah
perlu terus menerus membina hubungan yang baik antara sekolah dan masyarakat.
Sekolah
perlu banyak memberi informasi kepada masyarakat tentang program-prgoram dan
problem-problem yang dihadapi, agar masyarkat mengetahui dan memahami
masalah-masalah yang dihadapi sekolah. Dari pemahaman dan pengertian ini dapat
dihadapkan adanya umpan balik yang sangat berguna bagi pengembangan program
sekolah lebih lanjut. Tambahan lagi diharapkan pula tumbuhnya rasa simpati
masyarakat terhadap program-program sekolah, yang dapat mengundang partisipasi
yang aktif masyarkat.
Untuk
membina komunikasi sekolah dan masyarakat pimpinan sekolah dapat menggunakan
media rapat-rapat, surat, buletin, radio dsb. Ada beberapa hal yang dapat
merusak hubungan sekolah dan masyarakat itu antara lain sikap guru maupun pimpinan sekolah yang kurang baik di dalam
masyarakat serta mutu sekolah yang rendah.
Manajemen yang berhubungan dengan humas antara lain :
-
Buku catatan kunjungan
orang tua siswa/buku tamu
-
Buku agenda
-
Buku ekspedisi
-
Daftar orang tua siswa
-
Daftar
perusahaan/industri terkait, dsb.
Email : sulipans@yahoo.com
http://www.oocities.org/pengembangan_sekolah
LIFE
SKILL (KECAKAPAN HIDUP)
Disarikan
dari beberapa sumber oleh :
DR.
Sulipan, M.Pd. – TEDC Bandung
Email : sulipans@yahoo.com
Pengertian life skill (kecakapan
hidup) :
-
Kecakapan untuk menghadapi masalah
dalam kehidupan secara wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara kreatif
menemukan solusi serta mampu mengatasinya.
Pengertian pendidikan kecakapan
hidup :
-
Pendidikan yang mengarahkan dan
mendorong peserta didik untuk mempelajari kecakapan hidup (life skill) melalui
pendidikan berbasis luas serta belajar bagaimana untuk belajar (learning how to
learn).
Tujuan pendidikan kecakapan hidup
(life skill) :
1. Mengaktualisasikan
potensi peserta didik sehingga dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang
dihadapi.
2. Memberikan
kesempatan kepada kepala sekolah untuk mengembangkan pembelajaran yang
fleksibel, sesuai dengan prinsip pendidikan berbasis luas (broad based
education).
3. Mengoptimalkan
pemanfaatan sumber daya di sekolah maupun di masyarakat sesuai dengan prinsip
manajemen berbasis sekolah (school-based management).
Manfaat :
-
Sebagai bekal bagi peserta didik dalam
menghadapi dan memecahkan masalah yang dihadapi.
Pengelompokan kecakapan hidup :
1. Kecakapan
pribadi (personal skill)
2. Kecakapan
sosial (social skill)
3. Kecakapan
akademik (academic skill)
4. Kecakapan
kejuruan (vocational skill)
Kecakapan pribadi meliputi :
1. Penghayatan
diri sebagai makhluk ciptaan Tuhan, sebagai anggota masyarakat dan warga
negara.
2. Menyadari
dan mensyukuri kelebihan dan kekurangan yang dimiliki, untuk menjadikannya
sebagai modal dalam manusia yang bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun bagi
lingkungannya.
3. Kecakapan
menggali dan menemukan informasi.
4. Kecakapan
mengolah informasi dan mengambil keputusan.
5. Kecakapan
memecahkan masalah secara kreatif.
Kecakapan sosial meliputi :
1. Kecakapan
komunikasi dengan empati.
2. Kecakapan
bekerja sama.
Kecakapan akademik melipui :
1. Kecakapan
mengidentifikasi variabel.
2. Kecakapan
merumuskan hipotesis.
3. Kecakapan
melaksanakan penelitian.
Kecakapan kejuruan meliputi :
1. Kecakapan
dalam melakukan keterampilan nyata untuk membuat, mengolah, memasang, merakit
atau memperbaiki barang tertentu.
2. Kecakapan
dalam melakukan bidang pekerjaan tertentu di masyarakat/industri/perusahaan.
Penerapan pendidikan kecakapan
hidup di sekolah :
1. Pendidikan
dasar (SD-SLTP/MI-MTs)
Penekanan : Personal, thinking, social skill
Ditambah : Pra academic dan vocational skill
2. Pendidikan
menengah (SMU-SMK)
SMU : Penekanan Acdm. Skill (+ personal, thinking, social,
voc. skill)
SMK : Penekanan Voct. Skill (+ personal, thinking, social,
acdm. skill)
Arah pendidikan di SMK :
-
Ditekankan pada kecakapan kejuruan,
dengan tetap dibekali kecakapan personal, kecakapan berpikir rasional,
kecakapan sosial dan kecakapan akademik sebagai bekal pengembangan diri.
-
SMK yang memiliki kemampuan/keunggulan
diarahkan menjadi Community College, yaitu sebagai tempat pelatihan kejuruan
bagi siswa SLTP/SMU/drop-out/umum yang selanjutnya dapat dikembangkan ke arah
politeknik.
Prinsip :
-
Siswa harus mampu memahami hubungan antara
pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari di sekolah dengan kehidupan
sehari-hari.
-
Siswa harus mampu menerapkan
pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari di sekolah untuk dimanfaatkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Pengertian Broad Based Education
(pendidikan berbasis luas) :
-
Pendidikan harus didasari dengan
personal skill, thinking skill dan social skill.
-
Pendidikan yang tidak hanya mempelajari
suatu materi atau ilmu secara sempit tetapi juga dalam kaitannya dengan hal-hal
lain atau dengan bidang ilmu lain.
Pengertian Learning How To Learn
(belajar bagaimana cara untuk belajar) :
-
Cara belajar yang mengarahkan dan
mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan memperluas materi secara
mandiri melalui diskusi, observasi, studi literatur dan studi dokumentasi
(metode inquiry).
-
Cara belajar yang dapat menumbuhkan dan
memupuk motivasi internal peserta didik untuk belajar lebih jauh dan lebih
dalam.
dalam proses
pembelajaran
1. Guru
harus menjelaskan tujuan pembelajaran.
2. Guru
harus menjelaskan hubungan antara mata pelajaran/program diklat dengan
kehidupan nyata di lapangan/masyarakat melalui contoh-contoh nyata.
3. Siswa
mempelajari pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam suatu materi pelajaran/diklat
sekaligus penerapan/contoh dalam kehidupan nyata.
4. Siswa
diarahkan dan didorong untuk mengembangkan dan memperluas materi secara mandiri
melalui diskusi, observasi, studi literatur dan studi dokumentasi (metode
inquiry), dalam hal ini sebenarnya guru sedang menerapkan learning how to
learn.
5. Siswa
berlatih menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajarinya dalam
praktek sebenarnya.
6. Siswa
diberi tugas menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajarinya dalam
kehidupan sehari-hari.
Hubungan Antara
Materi Pelajaran Dengan
Life Skill dan
Competency Based Training (CBT)
Materi -------> pengetahuan, keterampilan atau
sikap yang dipelajari
Life
skill ------> kecakapan yang diajarkan
CBT ------> sistem/pendekatan pembelajaran
yang mengacu pada
standar
Kesimpulan :
-
Semua materi pelajaran dapat diajarkan
kecakapan hidupnya (life skill), yaitu dengan menghubungkan atau menerapkan
pada kehidupan nyata.
-
Semua materi pelajaran dapat dilakukan
dengan pendekatan CBT, selama memiliki standar sebagai acuan dalam mengajarkan
dan menguji.
Email : sulipans@yahoo.com
http://www.oocities.org/pengembangan_sekolah
LEARNING HOW TO LEARN
Oleh
: DR. Sulipan, M.Pd. – TEDC Bandung
Email : sulipans@yahoo.com
Pengertian Learning How To Learn
(belajar bagaimana cara untuk belajar) :
-
Cara belajar yang mengarahkan dan
mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan memperluas materi secara
mandiri melalui diskusi, observasi, studi literatur dan studi dokumentasi
(metode inquiry). Cara belajar yang dapat menumbuhkan dan memupuk motivasi
internal peserta didik untuk belajar lebih jauh dan lebih dalam.
Peserta
didik berlatih dalam :
1. Membaca
dalam hati
-
Siswa sebelumnya diminta membaca biasa
secara bergiliran, baru kemudian diminta membaca dalam hati.
2. Membaca
secara cepat
-
Di sini dilakukan dengan membaca dalam
hati tanpa adanya pembatasan waktu, kemudian dilanjutkan dengan membaca dalam
hati tetapi dengan pembatasan waktu.
3. Mengidentifikasi
hal-hal yang penting dalam suatu materi
-
Hal ini dapat dilakukan setelah membaca
dalam hati tanpa pembatasan waktu, dengan perintah untuk mengingat hal-hal
penting.
-
Langkah kedua adalah membaca dalam hati
dengan pembatasan waktu, ditambah perintah untuk mengingat hal-hal penting.
-
Untuk mengetahui penguasaan siswa, guru
dapat melakukan tanya jawab secara langsung sebagai latihan.
-
Selanjutnya guru dapat memberikan tes
tertulis mengenai suatu materi yang dibaca
4. Menghafal
secara efisien
-
Dilakukan dengan menuliskan hal-hal
penting untuk kemudian dihafal.
-
Dilakukan dengan menghubungkan suatu materi
dengan hal-hal yang sudah biasa didengar atau sesuatu yang lucu atau sedang
terkenal.
5. Menghitung
dalam hati
-
Siswa diberi soal sederhana secara
lisan, diberi waktu berpikir dan kemudian jawaban dituliskan (hanya jawaban
terakhir).
-
Pertama kali dilakukan dengan waktu
yang longgar, kemudian secara bertahap waktu dipersingkat.
6. Mengidentifikasi
macam-macam manfaat/kegunaan suatu benda
-
Siswa diminta menjelaskan sebanyak
mungkin manfaat/kegunaan sebuah benda, hingga manfaat/kegunaan yang tidak
biasa.
7. Membuat
ringkasan materi
-
Siswa diberi tugas membaca dan
meringkas materi menjadi beberapa kalimat, yang makin lama makin sedikit
kalimatnya.
8. Membuat
kesimpulan
-
Siswa diberi bahan bacaan berupa sebuah
cerita, peristiwa, atau permasalahan kemudian diminta membuat kesimpulan atas
apa yang dibacanya.,
9. Menyusun
laporan pengamatan
-
Siswa diminta mengamati suatu peristiwa
atau proses kemudian diminta membuat laporan atas apa yang diamatinya.
10. Menyusun
karangan tentang pengalaman yang dimiliki
-
Siswa diminta menyusun karangan tentang
pengalaman pada masa liburan atau pada waktu tertentu yang menarik minatnya.
11. Meniru
suatu pekerjaan atau barang
-
Mengamati seseorang yang bekerja dan
kemudian menirunya
-
Membuat barang dengan meniru yang telah
ada
12. Belajar
melalui modul, buku manual atau petunjuk pengoperasian
-
Mempelajari modul/buku manual dan
bekerja sesuai petunjuk.
-
Email : sulipans@yahoo.com
http://www.oocities.org/pengembangan_sekolah