Hal-Hal Penting dalam Teknik Kimia dan Kimia Murni
Halaman ini menampilkan hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam mempelajari seluk-beluk dalam kimia teknik. Mungkin belum semua dapat kami tampilkan disini, namun kami akan berusaha untuk menambah kuantitas materi sekaligus memperbaiki kualitasnya.Semoga berkenan.
KIMIA TEKNIK (Chemical Eng.)
1. Hukum Bernoulli:
P1 +
r gh1+ 1/2 r v1 = P2 + r gh2+ 1/2 r v2P1 + r gh1+ 1/2 r v1 + (-Ws) + Fr = P2 + r gh2+ 1/2 r v2
Aplikasi untuk perancangan Pompa.
2. Larutan Ideal dan Gas Ideal
2.1 Larutan Ideal ( Hukum Roult) :
P1 = Puap . X1 (Suhu>> mk Puap >>)
2.2 Gas Ideal (Hukum Dalton):
P1 = PTotal . Y1
Keseimbangan Uap dan cair ditentukan oleh harga K = y1/x1 = Puap/Ptotal
Pada suhu dan tekanan yang tetap nilai K tetap. Ingat suhu akan mempengaruhi nilai Puap dan tekanan tentunya mempengaruhi Ptotal.
Aplikasi untuk Perancangan Destilasi
3. Mendidih dan Menguap
Suhu mempengaruhi Puap. Suatu (larutan) campuran A dan B memiliki tekanan uap PuapA dan PuapB :
Jika PuapA + PauapB = PLingkungan (Mendidih.)
Jika PuapA + PauapB > PLingkungan (Menguap)
Aplikasi : Hampir di semua lini Perancangan.
4. Enthalpi (Panas tiap Satuan Mol Zat):
H298 = HP298 - HR298
Hreaksi = H298 + HR + HP
Hreaksi = H298 +
ò CP ( Produk) dT+ ò CP ( Reaktan) dTQ= n.HReaksi
5. Konversi , Selektifitas dan Yield :
5.1 Konversi
= (Zat yg bereaksi)/(Zat yg diumpan ke Reaktor) x 100%Menunjukkan Performa Reaktor
5.2 Selektifitas
= (Produk akhir)/(Reaktan tg bereaksi) x Faktor SoikiometriMenunjukkan Performa Unit Pemisah
5.3 Yield
= (Produk Akhir)/(Reaktan yg diumpankan ke reaktor) x 100%Menunjukkan Performa Seluruh Unit proses
6. Arhennius :
k = A . e -(E/(RT))
k= konstanta kecep. Reaksi
E = Energi aktifasi
A= Faktor Frekuensi
7. Kecepatan reaksi , r
7.1.Non Catalyitic
Jika A dan B adalah reaktan, maka
-r = k CAa . CBb, dimana satuan r tetap = mol/(dt . lt) sedangkan satuan k berubah-ubah sesuai dengan banyaknya variabel Consentrasi (mol/lt).Untuk 1 variabel C,mis CA saja,maka nilai k = 1/dt.
Untuk reaksi diatas : -rA = -dCA/ dt = -dCB / dt = k.CA.CB
--rA = CAo dXA/dt = k.CAo(1-XA) . (CBO-CAO.XA)
-rA = - dCA/dt = k.CA2 = k.CAo2.(1-XA)2
-ra = -dCA/dt = k.CA.CB = k. CAO2.(1-XA).(M-2A) ..(Levenspiel,p.49)
catt : Kecepatan reaksi ,r = dCA/dt , dimana CA =konsentrasi A dan t = waktu
r= dCA/dt = [1/Vol] [dNA/dt] = [1/Vol] . {dNao[1-x] / dt} = Nao/Vol . (-dx/dt) = Cao.(-dx/dt)
Penjelasan mengenai menentukan orde reaksi dapat dilihat di Buku Chemical Reaction Engineering,2nd edition, p.50-54,by Levenspiel.O
7.2 Catalytic
pada intinya dalam melibatkan katalis, ukuran volume (dalam non Catalytic process) diganti dengan ukuran berat Katalis.
-rA = -[1/W]. dNA/dt =
k.CA = (liter/(hr.kgCat)). (mol/lt) = mol/(hr.kgCat)-rA = (NAO/W). dXA/dt ..dimana, NAO/dt =FAO persamaan ini dapat ditulis :
W/FAO =
ò dXA/-rA = ò dXA/(k.CA) =[1/(k.CAO)]. ò [(1+e .XA)/(1-XA) . dXA..persamaan ini jika diintegralkan :W = FAO/(k.CAO) . [{(1+
e A).ln[1/(1-XA)} - {e A.XA}] .. berat katalisDimana
e adalah nilai dari (S koefisien produk) - (S koefisien reaktan)8. Macam-Macam Tekanan
PGauge(pd alat) = Pabsolut(dr dlm alat) - PBarometer (1 atm)
Dimana, Pabsolut = Pinternal = rho.(tinggi-1)/144 untuk tangki atau vessel.
9. Hk Thermodinamika
Energi System = E (dalam) + Energi Kinetik + Energi Potensial
Energi Lingkungan = (+-)q (+-) W,
E+Ek+Ep=q-W, dimana E + W =H
Jika proses berlangsung pada tekanan tetap Psistem=Pud.luar (sist. terbuka) mk:
dE=dq-P.dV-------kerja=W=d(PV).
E,P dan V adl fungsi keadaan, maka E+PV juga fungsi keadaan yang disebut Enthalphy.shg:
E + PV = H atau dE+d(PV)=dH dan,
H2-H1=dH=q----q dan H sama-sama merupakan panas/mol (Cp dT) sedangkan Q adalah panas saja (=m Cp dT)
!! Lihat Penjelasan tentang Proses Isothermal,Isobarik, Isovolum dan Adiabatis Klik
disini10.Hubungan Thermodinamika dan Kinetika
termodinamika dapat untuk mengetahui reaksi tersebut dapat berjalan atau tidak, dengan:
dG=-RT lnKp, jika nilai dg "-" maka reaksi tersebut dapat berjalan.
11.Neraca Massa
* Flux Massa=
NAZ= -DAB . (dCa/dZ)Input-Output+hasil reaksi=0
S.NAZ(pd z)- S. NAZI(pd Z+dZ) + (-rA).S.dZ=0, dimana
S=luas penampang reaktor ,
-rA = mol/(lt.jam)--tetap--
Penghitungan "Hasil Reaksi" jika menggunakan katalis dapat dihitung dengan rumus
r katalis. Z . A, dengan catatan (-rA) = Kgmol/(Kg.Catalyst x jam)dan Z tinggi reaktor.
Biasanya pers.tersebut dibagi dengan S.dZ dan dilimitkan terhadap dZ,menjadi :
((NAZI(pd Z+dZ) + NAZI(pd Z) )/dZ) + (-rA)=0
-rA = k.Ca jk order 1
(d NAZ / dZ) + k.Ca = 0 .dan NAZ= -DAB . (dCa/dZ)
Persamaan tersebut akan menjadi: d2CA/dZ2 - k.CA/DAB =0 (yang merupakan persamaan diff.orde 2)
12.Neraca Panas
* Flux Panas = q =-k. dT/dx, dimana Q/A=q
R.input-R.output+R.generation+R.Transfer=R.Acc
(
S (Ni.Cpi)reaktan.dT) - (S (Ni.Cpi)produk.dT) +(-rA).Vol.HReaksi + U.A.(Ts-T)=d/dt (r .Vol.Cp.T) , dimana:(-rA).Vol = NAo.XA
(
r .Vol.Cp.T) = H,dalam perancangan biasanya= 0 (Steady state)Jangan bingung dengan posisi (Ts-T) pada panas yang "Ditransfer",jika reaksinya Eksoterm,maka perlu pendingin yang berarti "Panas yang ditransfer" harus mengurangi nilai "Panas Masuk", untuk itu nilai "Panas yang ditransfer harus "-",yang berarti delta suhunya "-",itu berarti pula dapat ditulis (Ts-T)--ingat Ts adalah suhu bahan penukar panas dan T adalah suhu sistem/bahan yang direaksikan.Sehingga baik Eksoterm maupun Endoterm posisinya tetap (Ts-T) tapi Ekso bernilai "-" dan Endo bernilai "+".
* Jika Isotermal Rin=Rout=Racc = 0
Flux panas , q=- k.dt/dx
Perhitungan Panas sangat penting,terutama jika menghadapi beberapa karakteristik kondisi , berikut kami berikan rumus singkat mengenai keberagaman kondisi tersebut
Untuk Reaktor Kontinu :
Ket |
Rin |
- |
R.Out |
+ |
R.Gen |
+ |
R.Supply |
= |
R.Acc |
Rumus |
n.Cp.dT |
- |
n.Cp.dT |
+ |
-rA.Vol.Hr |
+ |
U.A.(Ts-T) |
= |
m.Cp.dT/dt |
Adiabatis |
s.d.a |
|
s.d.a |
|
s.d.a |
|
0 |
|
0 |
Non Adiabatis &non Isothermal |
s.d.a |
|
s.d.a |
|
s.d.a |
|
U.A.(Ts-T) |
|
0 |
Isothermal |
s.d.a |
|
s.d.a |
|
s.d.a |
|
s.d.a |
|
0 |
Ket: s.d.a = sama dengan atasnya
Untuk reaktor Batch semua nilai dari R.In dan R.Out =0
13.Neraca Momentum
* Flux Momentum =
t yx = -m dVx/dy14.Tipe-Tipe Reaktor Kimia
Reaktor = tempat terjadinya suatu reaksi
14.1 Reaktor Homogen (Batch, Semi batch, dan Alir)
14.1.1.Reaktor Semibatch
jika reaksinya sangat lama dan eksoterm. Misal jika A dan B dicampurkan langsung akan mudah meledak, maka pencampurannya harus perlahan-lahan (semi batch).14.1.2.Reaktor Alir
dibagi dua yaitu :1.Reaktor alir Tangki Berpengaduk (RATB) atau Continous Stired Tank Reactor (CSTR).
2.Reaktor Alir Pipa (RAP) atau PFR (Plug Flow Reactor)
Keduanya dapat dipasang tunggal/single atau multiple (Seri dan paralel).
14.2 Reaktor Heterogen
(dibagi berdasar sistem/fase feednya)
15.Katalis
Fungsi mempercepat laju reaksi.
15.1.Katalis dan Macamnya :
15.2.Pengaruh Katalis dan hubungannya dengan Laju Reaksi
15.3.Degradasi Katalis
Degradasi Katalis =penurunan kemampuan katalis dalam mempercepat laju suatu reaksi,hal ini disebabkan oleh:
Untuk melihat tentang kinerja katalis (dengan observasi) lihat dihalaman 476 Levenspiel.
16.Komposisi Minyak Bumi
Minyak bumi terdiri dari campuran Hidrokarbon ( mengandung unsur C dan H) dan Non Hidrokarbon (unsur S,O,N dan Logam-logam)
16.1.Senyawa Hidrokarbon digolongkan menjadi:
Nomor 1,2 dan 3 terdapat dalam minyak mentah.Sedang nomor 4 dan 5 terjadi pada saat pemrosesan minyak mentah.
Pada umumnya suatu Industri Pengolahan Minyak bumi memakai Crude oil (Minyak Mentah) berciri Parafinik dan Naftenik. Bagaimana cara mengetahui kandungan suatu Crude itu Parafinik atau Naftenik?
Ada faktor Karakterisktik (K);
K = (Titik Didih rerata molar)1/3 : (SpGr pd T=600F)
Jika nilai K:
12,15-12,9 |
Dasar Parafinik |
11,5-12,1 |
Dasar Tengahan |
10,5-11,45 |
Dasar Naftenik |
Adapun sifat-sifat umum dari Parafinik Base dan Naftenik Base adalah:
Sifat-Sifat |
Dasar Parafin |
Dasar Naften |
API gravity |
|
- |
Kandungan Nafta |
|
- |
Angka Oktan |
- |
|
Smoke Point |
|
- |
Angka Cetan |
|
- |
Ttk Tuang Pelumas |
|
-B |
Indeks Viskositas |
|
- |
Keterangan :
|
.B = Baik |
Minyak berciri Parafinik dipilih oleh suatu industri Pengolahan Minyak jika pabrik tersebut membutuhkan unsur Wax yang merupakan hasil dari pemrosesan Crude Parafinik.
Sedang minyak berciri Naftenik diambil jika pabrik tersebut berkonsentrasi pada pembuatan Gasoline (Bensin ) mengingat bentuk naftenik berbentuk Cincin (mendekati benzen/aromat) daripada Parafinik. Naftenik mempunyai angka Oktan tinggi.
Yang lebih baik lagi jika suatu Crude Oil mengandung Aromat tinggi. Mengingat proses pembutan bensin adalah proses Aromatisasi (Pembentukan cincin), sehingga tidak memperberat proses di pengilangan.
Kimia Murni (Chemistry)
1.Isotop,Isobar,Isoton dan Isoelektron
A
XZ , A=nomor massa=jumlah nukleon=jumlah (proton+netron)Z=nomor atom=jumlah proton
Atom netral : jumlah proton=jumlah elektron
Nama |
Sama dalam Jumlah |
Contoh |
Isotop Isobar Isoton Isoelektron |
Proton (p) Nukleon (p+n) Netron (n) Elektron (e) |
1 H1 ; 2H124 Na11 ; 24Mg1223 Na11 : 24Mg1220 Ne10 : 23Na11+
|
Ket : Proton = 1p1 ; Netron = 1n 0 ; Elektron = 0e -1
2.Macam-Macam Ikatan Kimia :
Macam Ikatan |
Cara terjadinya |
Contoh |
Ikatan Ion |
Serah terima elektron |
NaCl , K2O |
Ikatan Kovalen |
Pemakaian bersama pasangan elektron dari dua pihak |
H2 , HCl |
Ikatan Koordinasi |
Pemakaian bersama pasangan elektron sepihak |
NH3 , SO , ion kompleks |
Ikatan Hidrogen |
Gaya Elektrostatika antar molekul |
H2O , NH3 ,HF |
Ikatan Logam |
Gaya Elektrostatika antar inti atom logam dengan elektron valensi |
Cu , Fe |
Ikatan Van Der Walls |
Gaya tarik antar molekul sejenis yang lemah |
Gas mulia, gas O2 |
3. Bilangan Oksidasi
Unsur bebas Oksigen Hidrogen Logam Senyawa Ion |
BO=0 BO=0 kecuali peroksida BO=-1 BO=+1,kecuali hidrida BO=-1 BO = sesuai valensi S BO=0S BO= muatan ion |
4. Konsep Redoks
Reaksi Oksidasi=Pelepasan elektron (kenaikan bilangan oksidasi(BO))
Reaksi Reduksi=Penerimaan elektron (penurunan BO)
Reaksi di Katoda (oksidasi): 2H2O mjd 4H+ + O2 + 4e -
Reaksi di Anoda (Reduksi):2H2O+2e - mjd H2 + 2OH -
5.Hukum Kesetimbangan
Reaksi :
aA+bB <--à cC+dDK=Kc = {(C)c (D)d} / {(A)a(B)b} untuk larutan diukur dalam konsentrasi
K=Kp = {pCc.pDd}/{pAa.pBb} ..untuk gas diukur dalam tekanan
Karena P=CRT,maka : Kp=Kc(RT)(c+d) - (a+b)
Kc,penting untuk perhitungan suatu reaksi Homogen sedang Kp untuk reaksi Heterogen
6.1.Pengenceran : V1. M1 = V2 . M2
6.2.Campuran : Vcamp . Mcamp = V1.M1 + V2 M2+V3 M3 +
6.3.Kelarutan (Solubility) dan Hasil Kali Kelarutan (Ksp)
..
Px Oy ß à xPy+ + yQx-mula2 .a .0 .0
yang lrt .s x.s y.s
setimbang-----(a-s) (x.s) .(y.s)
Ksp = (Py+)X.(Qx-)y .
Jika Ksp >>Mudah larut, dan jika Ksp<< Sukar larut (mengendap) dan jika hasil dari(Py+)X.(Qx-)y = Ksp artinya tepat jenuh7.pH
7.1.Tetapan air
..H2O
ß à H+ + OH-K= [H+][ OH-]/ [H2O]
à Kw= [H+][ OH-]Pada 25oC, Kw=10-7.10-7 = 10-14
Bila : pH=-log [H+] dan pOH= -log [OH-] ,maka pH + pOH = 14
7.2 pH asam dan basa lemah
karena 0 <
ต < 1, (ต =konversi),maka:
[H+]= ต . C [H+]=[Ka.C]1/2 Ka=ต 2.C pH=0,5(pKa-logC) |
[OH-]= ต .C[OH-]=[Kb.C]1/2 Kb= ต 2. CPOH=0,5(1/2(pKb-log C) |
Ka =tetapan asam.Kb=tetapan basa dan
ต = derajat disosiasi= konversi7.3 pH Garam
pH=1/2(pKw-pKb-log Cg)
[H+]= [Kw/Kb . Cg]0,5
Catatan: Cg=konsentrasi garam
pOH=1/2[pKw-pKa-log Cg]
pH=1/2.[pKw + pKa + log Cg]
[OH-]=[(Kw/Ka).Cg]0,5
pH=1/2.[pKw + pKa - pKb]
7.4 Larutan penyangga (Buffer.Dapar)
Garam + Asam lemahnya; pH=pKa + log [Cg/Ca]
Garam + Basa lemahnya; pOH=pKb + log [Cg/Cb]
8.Senyawa Alifatis
Golongan |
Rumus Umum |
Gugus Fungsi |
|
Alkana |
CnH2n+2 |
RH |
- |
Alkena |
CnH2n |
|
=C=C= |
Alkuna |
CnH2n-2 |
|
-C บ C- |
Alkanol |
CnH2n+2O |
|
-OH |
Alkoksi Alkana |
CnH2n+2O |
ROR |
-O- |
Alkanal |
CnH2nO |
RCHO |
-CHO |
Alkanon |
CnH2nO |
RCOR |
-CO- |
As.Alkanoat |
CnH2nO2 |
RCOOH |
-C00H |
Alkil Alkanoat |
CnH2nO2 |
RCOOR |
- |
Halogen Alkana |
CnH2n+1X |
RX |
-X |
Amino Alkana |
CnH2n+3N |
R-NH2 |
-NH2 |
Nitro Alkana |
CnH2n+1NO2 |
RNO2 |
-NO2 |
9. Tata Nama
Cara membaca prioritaskan sesuai dengan urutan berikut:
9.1 Tanpa ggs Fungsi
-sebut nomor ggs cabang
-sebut jumlah ggs cabang
-sebut nama ggs cabang
-sebut nama rantai utama
9.2 Dengan ggs Fungsi
-sebut nomor dan nama ggs cabang
-sebut nomor dan ndama ggs fungsi
-sebut nama rantai utama