Hentikanlah Omong Kosong
Tanggapan-tanggapan Joshua Lainnya
Salam Sejahtera!
Saudara-saudara semuanya,
Liputan6.com 9/09/02 memberitakan bahwa "Kapolri Jenderal Pol Da'i Bachtiar sudah
mengetahui kelompok preman yang mengacaukan Kota Ambon, Maluku. Dalam
waktu dekat, Polri akan memberantas kelompok tersebut." Tidakkah hebat kerja
intelijen Polri kita ini? Seandainya saja intelijen Polri yang akwakan ini bisa
menemukan dan menggiring "Idiamin Tabrani Pattimura dan Syafruddin alias Sasa",
maka Maluku tentu sudah dalam keadaan yang jauh lebih baik.
Cukup mencengangkan bahwa hanya dalam sekali "pertemuan tertutup", Kapolri, Da'i
Bachtiar langsung bisa mengumumkan bahwa: "polisi telah mengetahui ada sebuah
kelompok baru yang diduga sebagai pelaku peledakan atau membuat kekacauan di
sejumlah kawasan di Bumi Ambon Manise. Anggota kelompok ini diduga gabungan
preman dari Ambon dan luar daerah."
Sayangnya, Wapres kita, Hamzah Haz, mengaku pada Associated Press (6/09/02)
bahwa (terjemahan) : "Menurut kesimpulan saya, pelaku kekerasan-kekerasan
tersebut bukan hanya dari dalam negeri, tetapi juga dari kekuatan-kekuatan luar yang
tidak menyukai Indonesia yang stabil." "Mereka menginginkan Indonesia berada
dalam krisis yang berkelanjutan."
Siapa yang salah dan siapa yang keliru Pak Kapolri? Maafkan saya Pak Kapolri dan
pak Wapres, bahwa untuk anda berdua saya tidak melihat penggunaan kata
"betul/benar" sebagai tindakan yang bijaksana.
Sementara itu, Menkopolkan, Susilo Bambang Yudhoyono menyempatkan diri untuk
mengatakan (setelah rapat tertutup yang sama) bahwa: "para personel TNI/Polri
dalam menjalankan tugas di lapangan masih menemui banyak kendala. Lantaran
itulah, ia meminta petinggi Polri segera membenahi segala kendala yang ada."
Apakah ini semacam salah cetak ataukah juga sebuah kesengajaan, Pak
Menkopolkam? Masakan hanya aparat Polri yang membenahi kendala-kendala
tersebut sementara aparat TNI juga berkendala di lapangan? Bagaimana kalau saya
katakan bahwa "kendala yang mereka (aparat TNI/Polri) hadapi di lapangan adalah
Mabes masing-masing dan diri mereka sendiri?"
Kami di Maluku tidak menolak adanya berbagai jenis Yudas Iskariot yang berkeliaran
menjual kebenaran dan keadilan serta persaudaraan untuk meraup keuntungan.
Tetapi jika mereka dibekuk dan diurut, ujungnya berakhir di Jakarta juga, di
Pemerintah NKRI, TNI, POLRI, dllsb.
Saya semakin yakin bahwa "rapat-tertutup" seperti di atas hanyalah semacam ajang
pencari kambing hitam untuk melindungi kepentingan Pemerintah, TNI dan Polri.
Kalian di Jakarta sana adalah "pencinta dan pemburu kambing hitam yang sudah
tidak mengenal kata malu!" Sebagai rakyat dan warganegara yang sah, izinkan saya
memperoleh kesempatan untuk berbangga juga dengan negara ini. Karena itu,
bekerjalah dengan jujur dan berhentilah menyebarkan omong-kosong. Sudah terlalu
banyak air mata, darah dan nyawa yang dikorbankan karena omong kosong kalian di
Jakarta. Saya mohon maaf atas kekasaran saya, tetapi tolong perhatikan permintaan
saya ini.
Saya mendoakan kalian agar diampuni dan diberkati Tuhan Yesus Kristus dengan
damai sejahteraNya yang tidak berkesudahan.
Salam Sejahtera!
JL.
|