|
AJI: Ada Wartawan Digaji di Bawah Rp 200 Ribu
Jakarta, 22 Desember 2005 16:38
Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Heru Hendratmoko mengatakan, masih ada wartawan di Indonesia yang menerima gaji di bawah Rp 200 ribu per bulan.
"Kami cukup kaget dengan temuan ini karena masih banyak kesejahteraan wartawan yang tidak diperhatikan," kata Heru di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan hal itu di sela-sela dialog untuk membahas hasil penelitian Pusat Studi Kebijakan Publik (PSKP) yang bertujuan untuk membuat cetak biru (blue print) pengembangan pers.
AJI mendapat keterangan itu setelah tahun 2005 ini mengadakan survei di 17 kota dengan melibatkan 80 media massa dan jumlah responden sebanyak 400 orang.
"Hasil survei itu menunjukkan, gaji reporter di atas Rp 5 juta per bulan hanya berjumlah 1,3 persen dari jumlah responden sedangkan gaji antara Rp 200 ribu hingga Rp 600 ribu per bulan sebanyak 10 persen responden. Ditemukan juga, ada gaji di bawa Rp 200 ribu per bulan," katanya.
Survei itu juga menyebutkan, gaji editor/redaktur rata-rata hanya antara Rp 900 ribu hingga Rp 1,4 juta per bulan sehingga sangat tidak memadai bila hidup di Jakarta karena Upah Minimum Propinsi (UMP) di Jakarta lebih dari Rp 800 ribu.
"Hasil ini akan kami terbitkan dalam satu buku tahun depan," kata Heru.
Rendahnya gaji wartawan itu menjadi perhatian serius AJI kendati hingga saat ini belum maksimal memberikan advokasi sebab menyangkut internal perusahaan.
"Kita hanya bisa menyerukan dan menghimbau kepada pemilik media untuk menaikkan gaji wartawannya," ujarnya.
Senada Heru, Sekjen PWI Wina Armada juga mengakui, kesejahteraan wartawan masih rendah bahkan lebih rendah dari gaji sopir pribadi.
"Sayangnya, UU No 40 tahun 1999 tentang pokpk-pokok pers tidak mengatur gaji wartawan. Saat ini gaji wartawan kalah dengan sopir. Sopir digaji Rp 400 hingga Rp 600 ribu per bulan ditambah uang makan Rp 30 ribu per hari dan ditambah lagi uang lembur. Bisa-bisa gaji sopir di atas Rp 2 juta," ujarnya. [TMA, Ant]
http://www.gatra.com/artikel.php?id=90874
|
|