PUSDIKLAT AGAMA  BUDDHA  MAHAYANA
TANAH  SUCI  SURGA  SUKHAVATI
Jl. Mangga Besar Raya 58 - Jakarta 11150
Tel. (62-21) 6294542, 6299551 - Fax. (62-21) 6249984
Email :
webmaster@tanah-suci.com

 

Fo Suo Oh Mee Toh Cin (Sukhavativyuha Sutra)

Sabda Hyang Buddha tentang Amitabha Sutra
(Sukhavativyuha Sutra)

 

Diterjemahkan dari bahasa Sanskerta ke bahasa Mandarin 
oleh Guru Tripitaka Maha Bhiksu Kumarajiva
Diterjemahkan dari bahasa Mandarin ke bahasa Indonesia oleh
Koordinator Dewan Sangha Walubi (1999-2004)
Y.A.Bhiksu Dutavira Mahasthavira
pada tahun 2000 dengan memperhatikan terjemahan dalam bahasa Indonesia 
oleh Penerbit Bodhimanda Rumah Suci, Surabaya

 

Lembaga Penerbit Pustaka Suci Mahayana
Jl. Mangga Besar Raya No. 58
Jakarta Barat 11150
Telp. (021) 6299551, 6294542 Fax (021) 6249984
Email : dutavira@centrin.net.id
Web : http://www.tanah-suci.com

Cetakan Pertama, Nopember 2001
Seri Penerbit, 024

                                          

Fo Suo Oh Mee Toh Cin

Sabda Hyang Buddha tentang Amitabha Sutra
(Sukhavativyuha Sutra)

        Demikianlah yang kudengar: Suatu ketika Hyang Bhagava berdiam di Sravasti, di hutan Jeta, dalam taman Anathapindaka, bersama-sama dengan kumpulan para Maha Bhiksu yang berjumlah 1250 orang, semuanya adalah para Arhat. (Ayat 1)
        Yang dikenal dan mempunyai pengetahuan; Sesepuh Sariputra, Maha Maudgalyayana (Maugalana), Mahakasyapa, Mahakatyayana, Mahakausthila, Revata, Suddhipanthaka, Nanda, Ananda, Rahula, Gavanpati, Pindolabharadvaja, Kalodayin, Mahakaphina, Vakkula, Aniruddha, demikianlah para siswa-siswa agung lainnya. (Ayat 2)
        Juga dihadiri para Bodhisattva Mahasattva; Pangeran Dharma Mansjusri, Ajita Bodhisattva, Gandhastin Bodhisattva, Nityodyukta Bodhisattva, dan para Maha Bodhisattva mulia lainnya, bersama-sama Dewa Sakra, Para Pemimpin besar Dewa Langit, serta Para Dewa yang tak terhitung banyaknya.
(Ayat 3)
        Pada saat itu Hyang Bhagava bersabda kepada sesepuh Sariputra, "Dari sini melewati sepuluh trilyun (koti) negeri Buddha, menuju Barat terdapat sebuah alam yang disebut Surga Sukhavati. Di alam tersebut ada seorang Buddha, bergelar Amitabha, kini sedang membabarkan Dharma." (Ayat 4)
        Sariputra, apa sebabnya alam tersebut dinamakan Surga Sukhavati ? Para makhluk di alam tersebut tiada penderitaan, yang ada hanya merasakan berbagai kegembiraan dan kebahagiaan, oleh karena itulah alam tersebut dinamakan Surga Sukhavati. (Ayat 5)
        Lagi pula Sariputra, alam Surga Sukhavati dikelilingi oleh tujuh tingkat pagar, tujuh lapis jaring dan tujuh baris pepohonan, semuanya dikelilingi oleh empat kelompok mustika, oleh karena itulah alam tersebut dinamakan Surga Sukhavati. (Ayat 6)
        Dan Sariputra, di alam Surga Sukhavati terdapat kolam yang terbuat dari 7 kelompok mustika, yang berisi air delapan pahala kebajikan. Dasar kolamnya ditaburi butiran pasir emas murni, ke empat sisinya terdapat tangga, yang terbuat dari kombinasi emas, perak, lazuardi (vaidurya), kristal (sphatika).(Ayat 7)
        Di atasnya terdapat bangunan bertingkat yang terhias megah dengan emas, perak, lazuardi (vaidurya), kristal (sphatika), musaragalva, rohita-mukta (mutiara merah), asmag arbha (koral). (Ayat 8)
       Bunga-bunga teratai di dalam kolam sebesar roda kereta yang warna hijau bersinar hijau, yang warna kuning bersinar kuning, yang warna merah bersinar merah, yang warna putih bersinar putih, sungguh halus, indah, harum dan suci (ajaib).
        Sariputra, alam Surga Sukhavati mencapai tingkat pahala dan kebajikan yang demikian sempurna, megah dan agung.
(Ayat 9)
        Dan Sariputra, di alam Buddha ini senantiasa bergema irama musik surgawi yang merdu, lantainya terbuat dari emas. Siang dan malam selama 6 periode waktu selalu turun hujan bunga-bunga mandarawa surgawi.
(Ayat 10)
        Pada pagi hari para makhluk di alam tersebut masing-masing memberi persembahan jubah, dan berbagai bunga-bunga indah kepada sepuluh trilyun Buddha di berbagai penjuru dengan penuh ketulusan. (Ayat 11)
        Saat waktu makan tiba, mereka kembali ke negeri asal untuk makan dan menjalankan pembinaan diri, mendalami Sutra.
        Sariputra, alam Surga Sukhavati mencapai tingkat pahala dan kebajikan yang demikian sempurna, megah dan agung. (Ayat 12)
        Lagi pula Sariputra, di alam tersebut terdapat burung-burung yang langka, indah dan beraneka warna, bangau putih, merak, nuri, sari, kalavinka, dan burung berkepala dua. Burung-burung ini sepanjang 6 periode waktu siang dan malam bernyanyi dengan suara yang merdu dan serasi (harmonis). (Ayat 13)
        Suara tersebut mengumandangkan 5 akar kebajikan, yang dapat menghasilkan 5 kekuatan sradha (panca bala), tujuh kesadaran agung dan 8 ruas jalan utama/ suci, Dharma-Dharma yang sedemikian adanya. Para makhluk di alam tersebut setelah mendengar suara merdu ini, semuanya segera ingat kepada Buddha, ingat kepada Dharma, dan ingat kepada Sangha. (Ayat 14)
        Oh, Sariputra, jangan mengira bahwa burung-burung tersebut terlahir akibat dari perbuatan karma buruk mereka. Mengapa dikatakan demikian? Di negeri Buddha ini tidak ada tiga alam sengsara. Sariputra, dalam negeri Buddha tersebut bahkan tidak dikenal nama alam sengsara, terlebih lagi bentuk nyatanya. Burung-burung tersebut diwujudkan oleh Amitabha Buddha (Oh Mee Toh Fo) dengan tujuan agar Dharma dapat dikumandangkan secara luas. (Ayat 15)
        Sariputra, di negeri Buddha ini angin sepoi-sepoi bertiup pada deretan pohon mustika dan jaring berhias permata, menimbulkan suara merdu, lembut dan ajaib, bagaikan ratusan ribu jenis alat musik yang dimainkan bersama. Semua yang mendengar suara ini dengan sendirinya dalam jiwa ingat kepada Buddha, ingat kepada Dharma dan ingat kepada Sangha. (Ayat 16)
   
    Sariputra, alam negeri Buddha ini (Surga Sukhavati) mencapai tingkat pahala dan kebajikan yang demikian sempurna, megah dan agung. (Ayat 17)
   
     Bagaimana menurut pendapatmu Sariputra ? Mengapa Buddha ini dinamakan Amitabha ?
   
     Sariputra, Kecemerlangan Cahaya Buddha ini tak terhingga, dapat menyinari alam di sepuluh penjuru alam semesta tanpa hambatan, oleh karena itu dinamakan Amitabha. (Ayat 18)
   
     Dan Sariputra, usia Buddha ini beserta para pengikutnya berlangsung selama kalpa Asankhyeya yang tiada batas, oleh karenanya dinamakan Amitayus. Sariputra, sejak Amitabha Buddha (Oh Mee Toh Fo) mencapai tingkat ke-Buddha-an hingga kini telah sepuluh kalpa lamanya. (Ayat 19)
   
     Dan Sariputra, Buddha tersebut mempunyai siswa-siswa "pendengar suara" yang tak terhingga dan tak terbatas, mereka semuanya para Arhat, yang jumlahnya tak dapat dihitung secara ilmu matematika, demikian pula jumlah para Bodhisattva.
   
     Sariputra, negeri Buddha ini (Surga Sukhavati) mencapai tingkat pahala dan kebajikan yang demikian sempurna, megah dan agung. (Ayat 20)
       
Dan Sariputra, para makhluk yang terlahir di negeri Surga Sukhavati, adalah siswa Avaivartika yang tingkat kesucian batinnya tidak akan mundur lagi, diantara mereka banyak yang hanya mengalami satu kali kelahiran lagi (untuk mencapai tingkat ke-Buddha-an), jumlah mereka sangat banyak, tidak dapat dihitung dengan ilmu matematika, akan tetapi dapat dinyatakan dalam jumlah kalpa Asankhyeya yang tak terbatas. (Ayat 21)
   
     Sariputra, semua makhluk yang mendengar berita ini seyogyanya membangkitkan tekad yang bulat untuk dilahirkan di negeri tersebut. Mengapa dikatakan demikian ? Karena mereka yang terlahir di alam tersebut, dapat berkumpul dengan para orang suci dan mulia. Sariputra, orang yang dapat terlahir di negeri Buddha tersebut tidak boleh kekurangan sifat kebajikan yang mengakar, selalu menanam sebab dan jodoh keberuntungan serta moral yang indah. (Ayat 22)
   
     Sariputra, bila ada pria budiman (yang berjiwa besar) atau wanita berbudi luhur, setelah mendengar ucapan nama Amitabha Buddha (Oh Mee Toh Fo), menyatukan jiwa dalam Nama-Nya secara terus menerus, selama satu hari, dua hari, tiga hari, empat hari, lima hari, enam hari, tujuh hari, jiwanya menyatu dan tidak galau, maka saat menjelang ajalnya Amitabha Buddha (Oh Mee Toh Fo) dan para orang suci akan muncul di hadapannya. Disaat meninggal dunia, jiwanya tidak kacau (pikiran tidak terbalik), sehingga segera dapat terlahir di Tanah Suci Surga Sukhavati Amitabha Buddha (Oh Mee Toh Fo). (Ayat 23)
   
     Sariputra, karena Aku melihat manfaatnya, maka Aku menyampaikan sabda ini. Jika ada makhluk hidup setelah mendengar ucapan ini, mereka harus bertekad untuk dilahirkan di Tanah Suci Surga Sukhavati. (Ayat 24)
   
     Sariputra, manakala Aku yang saat ini memuji manfaat dari jasa dan pahala kebajikan Amitabha Buddha (Oh Mee Toh Fo) yang tak terjangkau oleh logika/ rasio, demikian pula di Timur ada Aksobhya Buddha, Merudhvaja Buddha, Mahameru Buddha, Meruprabhasa Buddha, Sughosa Buddha Semua Buddha yang demikian, tak terhitung banyaknya bagai butiran pasir di sungai Gangga. (Ayat 25)
   
     Masing-masing di negerinya sendiri menampilkan bentuk lidah yang lebar dan panjang (menyebar-luaskan Dharma kepada para umat yang berjodoh), melingkupi Trisahasa Mahasahasa Loka Dhatu/ 3000 maha besar ribuan alam semesta, mengucapkan kata-kata yang tulus dan nyata. Wahai para makhluk hidup, kalian seyogyanya percaya dan dengan penuh keyakinan memuji jasa dan pahala kebajikan yang tak terjangkau oleh logika/ rasio ini serta berlindung kepada kekuatan Sutra yang diajarkan para Buddha.(Ayat 26)
   
     Sariputra, demikian pula di Selatan ada Chandrasuryapradipa Buddha, Yasahprabha Buddha, Mahaciskamdha Buddha, Merupradipa Buddha, Arantavirya Buddha, semua Buddha yang demikian, tak terhitung banyaknya bagai butiran pasir di sungai Gangga. (Ayat 27)
   
     Masing-masing di negerinya sendiri menampilkan bentuk lidah yang lebar dan panjang (menyebar-luaskan Dharma kepada para umat yang berjodoh), melingkupi Trisahasa Mahasahasa Loka Dhatu/ 3000 maha besar ribuan alam semesta, mengucapkan kata-kata yang tulus dan nyata. Wahai para makhluk hidup, kalian seyogyanya percaya dan dengan penuh keyakinan memuji jasa dan pahala kebajikan yang tak terjangkau oleh logika/ rasio ini serta berlindung kepada kekuatan Sutra yang diajarkan para Buddha.(Ayat 28)
        Sariputra, demikian pula di Barat ada Amitayus Buddha, Amitaskamdha Buddha, Amitadhavaja Buddha, Mahaprabha Buddha, Maharasmiprabha Buddha, Maharatnaketu Buddha, Suddharasmi Buddha, semua Buddha yang demikian, tak terhitung banyaknya bagai butiran pasir di sungai Gangga.(Ayat 29)
   
     Masing-masing di negerinya sendiri menampilkan bentuk lidah yang lebar dan panjang ( menyebar-luaskan Dharma kepada para umat yang berjodoh ), melingkupi Trisahasa Mahasahasa Loka Dhatu / 3000 maha besar ribuan alam semesta, mengucapkan kata-kata yang tulus dan nyata. Wahai para makhluk hidup, kalian seyogyanya percaya dan dengan penuh keyakinan memuji jasa dan pahala kebajikan yang tak terjangkau oleh logika / rasio ini serta berlindung kepada kekuatan Sutra yang diajarkan para Buddha.(Ayat 30)
   
     Sariputra, demikian pula di Utara, ada Maharciskamdha Buddha, Dumdubhisvaranirghosa Buddha, Duspradharsa Buddha, Adityasambhava Buddha, Jalemiprabha Buddha, semua Buddha yang demikian, tak terhitung banyaknya bagai butiran pasir di sungai Gangga. (Ayat 31)
   
     Masing-masing di negerinya sendiri menampilkan bentuk lidah yang lebar dan panjang (menyebar-luaskan Dharma kepada para umat yang berjodoh), melingkupi Trisahasa Mahasahasa Loka Dhatu/ 3000 maha besar ribuan alam semesta, mengucapkan kata-kata yang tulus dan nyata. Wahai para makhluk hidup, kalian seyogyanya percaya dan dengan penuh keyakinan memuji jasa dan pahala kebajikan yang tak terjangkau oleh logika/ rasio ini serta berlindung kepada kekuatan Sutra yang diajarkan para Buddha. (Ayat 32)
   
     Sariputra, demikian pula di dunia bawah, ada Simha Buddha, Yasas Buddha, Yasahprabha Buddha, Dharma Buddha, Dharmadhvaja Buddha, Dharmadhara Buddha, semua Buddha yang demikian, tak terhitung banyaknya bagai butiran pasir di sungai Gangga. (Ayat 33)
   
     Masing-masing di negerinya sendiri menampilkan bentuk lidah yang lebar dan panjang (menyebar-luaskan Dharma kepada para umat yang berjodoh), melingkupi Trisahasa Mahasahasa Loka Dhatu/ 3000 maha besar ribuan alam semesta, mengucapkan kata-kata yang tulus dan nyata. Wahai para makhluk hidup, kalian seyogyanya percaya dan dengan penuh keyakinan memuji jasa dan pahala kebajikan yang tak terjangkau oleh logika/ rasio ini serta berlindung kepada kekuatan Sutra yang diajarkan para Buddha. (Ayat 34)
   
     Sariputra, demikian pula di dunia sebelah Zenith/ Atas, ada Bhrahmaghosa Buddha, Naksatraraja Buddha, Gamdhottama Buddha, Gamdhaprabhasa Buddha, Maharciskamdha Buddha, Ratnakusuma sampuspitagatra Buddha, Salendraraga Buddha, Ratnotpalasri Buddha, Sarvarthadarsa Buddha, Sumerukalpa Buddha, semua Buddha yang demikian, tak terhitung banyaknya bagai butiran pasir di sungai Gangga. (Ayat 35)
   
     Masing-masing di negerinya sendiri menampilkan bentuk lidah yang lebar dan panjang (menyebar-luaskan Dharma kepada para umat yang berjodoh), melingkupi Trisahasa Mahasahasa Loka Dhatu/ 3000 maha besar ribuan alam semesta, mengucapkan kata-kata yang tulus dan nyata. Wahai para makhluk hidup, kalian seyogyanya percaya dan dengan penuh keyakinan memuji jasa dan pahala kebajikan yang tak terjangkau oleh logika/ rasio ini serta berlindung kepada kekuatan Sutra yang diajarkan para Buddha.(Ayat 36)
   
     Sariputra bagaimana menurut pendapatmu ? Mengapa dikatakan memperoleh Perlindungan dari Para Buddha ? Sariputra, kalau ada pria budiman (yang berjiwa besar) atau wanita berbudi luhur, setelah mendengar Sutra ini dan memegangnya terus menerus serta mendengar nama Para Buddha, maka para pria budiman (yang berjiwa besar) dan wanita berbudi luhur tersebut akan diberkahi Karunia Perlindungan Para Buddha, dan tidak akan mengalami kemunduran lagi dalam bodhicitta, sehingga mencapai tingkat kesucian Anuttara Samyaksambodhi. Oleh karena itu, Sariputra, Anda semuanya harus yakin dan menerima ucapanKu dan ucapan Para Buddha. (Ayat 37)
   
     Sariputra, bila ada orang yang telah membangkitkan tekad, yang sekarang membangkitkan tekad, ataupun yang akan membangkitkan tekad untuk dilahirkan di Negeri Amitabha Buddha (Oh Mee Toh Fo), maka orang-orang tersebut akan dikaruniai bodhicitta yang tidak akan mundur lagi sehingga dapat mencapai tingkat Kesucian Anuttara Samyaksambodhi di negeri Buddha, baik yang telah dilahirkan, yang baru dilahirkan, atau yang akan dilahirkan. Oleh karena itu Sariputra, para pria budiman (yang berjiwa besar), para wanita berbudi luhur jika ada yang yakin, seyogyanya membangkitkan tekad yang bulat untuk lahir di negeri Buddha. (Ayat 38)
   
     Sariputra, sebagaimana Aku kini memuliakan jasa dan pahala kebajikan Para Buddha yang tak terjangkau oleh logika/ rasio, demikian pula Para Buddha memuliakan jasa dan pahala kebajikan-Ku, yang tak terjangkau oleh logika/ rasio, dengan memuliakan sebagai berikut : Sakyamuni Buddha mampu melaksanakan tugas yang demikian sulit dan langka, di Svahaloka yang penuh dengan 5 rintangan kekotoran batin, yaitu: kekotoran berkalpa-kalpa, kekotoran karena pandangan salah, kekotoran karena klesa dalam batin, kekotoran karena kebiasaan para makhluk, kekotoran karena nasib, dapat mencapai tingkat kesucian Anuttara Samyaksambodhi, demi kepentingan para makhluk membabarkan Dharma yang secara duniawi sulit dipercayai. (Ayat 39)
   
     Sariputra, ketahuilah bahwa aku yang berada di dalam dunia kotor yang diliputi 5 rintangan kekotoran melaksanakan hal yang sulit ini dan mencapai Kesempurnaan Bodhi yang tiada tara (Anuttara Samyaksambodhi), demi kehidupan duniawi membabarkan Dharma yang sulit dipercaya adalah sungguh-sungguh sulit. (Ayat 40)
   
     Selesai Hyang Buddha membabarkan Sutra ini, Sariputra beserta para Bhiksu, dan semua makhluk di dunia, alam dewa, manusia, asura dan lain-lain, setelah mendengar Sabda Hyang Buddha, dengan penuh gembira, menerima dalam keyakinan, lalu memberi hormat dengan bernamaskara, mohon diri meninggalkan tempat. (Ayat 41)