Gambar 2 dan 3, SC34 Gunawan
Kami berdua sama sama sepakat bahwa power monoblok 2A3
ini boleh dibilang hanya memiliki keunggulan pada karakter dinamik
yg sangat gesit dan sangat sulit ditandinggi power tabung ataupun
solid state lainnya. Diluar karakter dinamik bisa dikatakan power
monoblok ini tidak memiliki keunggulan dalam hal lain, sperti misalnya
vocal yg warm, bass yang berbobot, suara yang cenderung tipis,
kemampuan yg sangat minim dalam mendorong speaker dll.
Padahal ketika kita menikmati musik ada banyak kelebihan
yang harus dimiliki oleh sebuah amplifier agar dapat membantu system
menampilkan secara utuh jiwa dan tubuh dari sebuah musik.
Ketika mendengar musik vokal, karakter amplifier yang
warm adalah karakter amplifier yg menurut saya menyenangkan.
Ketika mendengar musik rock, amplfier yg mampu menampilkan
nada bass yang berbobot adalah amplifier yg cocok.
Ketika mendengar musik melalui speaker yg memiliki sensitifitas
tidak terlalu tinggi, maka amplifier yg berdaya agak besar cenderung
akan bersuara lebih baik daripada amplifier berdaya kecil seperti
monoblok 2A3 milik Gunawan ini.
Dan masih banyak lagi pasangan kondisi-syarat yang sperti
di atas yg bisa kita temukan ketika mendengar musik dengan suatu
system tertentu.
Atas dasar penjelasan yg saya uraikan di atas, maka saya
merekomendasikan amplifier Push Pull EL34 rancangan saya untuk
dibuat Gunawan dan ahirnya ia setuju untuk membuatnya.
Mengapa EL34 Push Pull 35wpc
Selama saya berkecimpung dalam bidang audio setidaknya
ada dua amplfier push pull EL34 yg paling cocok dengan selera saya
yaitu Primaluna Prolog 1 dan Audio Innovation Series 500, kedua amplifier
ini adalah amplifier push pull dengan tabung EL34.
Menurut selera saya, konfigurasi push pull dengan EL34
adalah sebuah power amplifier yg memiliki keseimbangan yang baik dalam
berbagai hal untuk membantu kita menikmati musik, antara lain :
* Suara vocal yang menyenangkan.
* Kemampuan menggerakkan speaker yang cukup baik ( terutama
untuk speaker dengan sensitifitas di atas 88 db)
* Dibandingkan dengan kebanyakan amplfier single
ended DHT (2A3, 300B, dll) push pull EL34 memiliki kemampuan
reproduksi bass
yang jauh lebih baik ( tergantung kualitas
power supply dan trafo yang digunakan)
* Juga dibandingkan dengan kebanyakan amplifier single
ended DHT, maka push pull EL34 memiliki S/N ratio yang lebih
baik, karena
noise dan hum yang berasal dari heater
tidak bisa menembus katode tabung IDHT EL34 semudah ketika menembus
katode tabung
DHT
* Lebih mudah dalam hal menyediakan power supply untuk
heater, karena tidak harus disearahkan untuk bisa jadi bagus.
* Harga tabung EL34 jauh lebih murah dibandingkan harga
2A3, 300B dan sejenisnya.
Konfigurasi Umum Amplfier Push Pull
Konfigurasi yang paling umum dari amplifier push pull yang
sudah puluhan tahun digunakan oleh para perancang amplifier tabung
dapat anda lihat pada Gambar 4 dan 5 berikut ini.
Mungkin tidak berlebihan ataupun akurasinya akan mendekati
100% kalau saya mengatakan bahwa skema amplifier yang ada di pasaran
akan berkisar pada skema yang ada di gambar 4 dan 5 tersebut. Pada rancangan
yang ada di gambar 4 dan 5 tsb bisa anda lihat dua buah konfigurasi amplifier
push pull yang terdiri dari 3 gain stage yaitu input stage, phase splitter/driver
dan output stage.
Perbedaan dasar dari kedua rancangan tersebut terletak pada
phase splitter yang digunakan dimana rangkaian pada gambar4 menggunakan
concertina phase splitter sedangkan pada gambar 5 menggunakan split
loaded phase splitter.
Pada amplifier push pull dengan daya yang lebih besar ( 100W
atau lebih), jumlah gain stage bisa menjadi 4, dimana penambahan gain
stage ini biasanya adalah penambahan cathode follower di depan output
stage untuk membantu phase splitter agar mampu menggerakkan output stage
yang menggunakan lebih banyak tabung.
Semakin banyak gain stage dalam sebuah rangkaian baik pada
rangkaian amplifier tabung maupun transistor maka suara dari amplifier
tsb akan semakin menjadi tidak natural, hal ini adalah trade off yang
harus dibayar untuk mendapatkan daya lebih besar.
Gambar4,
Push Pull Power amp dengan 3 gain stage dan concertina phase
splitter
Gambar 5,
Push Pull Amp 3 gain stage dengan Split Loaded
Phase Splitter
Konfigurasi PP EL34
Skema dari PP EL34 bisa dilihat pada gambar 2 di bawah
ini
Gambar 6, Skema PP EL34
Saya merancang PP EL34 untuk menjadi sebuah amplfier push
pull yang hanya terdiri dari 2 gain stage saja, karena saya menginginkan
sebuah amplifier yang suaranya tidak butek tapi memiliki transparansi
yang bagus dan natural. Menurut pendapat saya semakin banyak
gain stage dalam sebuah amplifier maka suara dari amplifier tersebut
akan menjadi semakin tidak natural dan semakin butek atau tidak transparan.
SC34 Lebih Sederhana Ketimbang SE
Karena bagian ini membutuhkan uraian yang cukup panjang maka saya
membuat tulisan terpisah yang bisa anda baca di link berikut ini :
http://www.sap.or.id/SC34_simpler_than_SE.html
Uji Dengar Dengan Zingali Prelude 1 dan ATC SCM20
Apa yang saya utarakan dalam uji dengar ini adalah pendapat
kami berdasarkan selera pribadi kami, sehingga anda boleh percaya
atau sebaliknya.
Uji dengar pertama kali saya lakukan pada hari minggu malam
tanggal 21 Juni 09, di rumah Gunawan bersama dengan 2 rekan saya lainnya
yaitu Darson dan Andy. Pada kesempatan ini rekan Darson membawa speaker
Zingali Prelude 1 dan rekan Andy membawa speaker
ATC type SCM20.
* Uji Dengar 1 (Zingali Prelude 1)
Uji dengar pertama kami lakukan dengan Zingali Prelude 1 karena
rekan Darson hadir lebih dahulu.
Pada uji dengar dengan Zingali komposisi dari system adalah
sbb :
CD
: Marantz
Preamp
: Tubelover 26 Plus LOT
Power Amp
: SC34
Power Generator : Power 500
Cable Interconnect : Canare CAT3
Pada uji dengar pertama ini saya berkesimpulan bahwa suara
yang keluar dari Zingali warm, dan tidak tajam, rekan Darson yang lebih
familiar dengan speaker ini mengatakan bahwa suara dari Zingali Prelude
1 ini memiliki bass yang lebih berbobot dan suaranya lebih open ketika
di bantu oleh SC34.
Kami menggunakan beberapa CD :Al Soma, Ingram
Washington, Temptation, Chai Ching, David Bromberg & Akira Jimbo
* Uji Dengar 2 (ATC SCM20)
Pada uji dengar 2 ini kami menggunakan system
yang persis sama kecuali speakernya yang kami ganti dengan ATC SCM20.
Album CD yang kami gunakan sama dengan yang kami gunakan pada
uji dengar 1 pertama.
Pada uji dengar kedua ini saya baru bisa menyadari bahwa SC34
bukanlah sebuah amplifier dengan kualitas sembarangan.
ATC ( http://www.atc.gb.net
) adalah sebuah speaker berkualitas tinggi buatan Inggris yang
dikenal sebagai speaker yang hanya mau di drive oleh amplifier berkekekuatan
besar ( Hungry Power ). Namun pada uji coba kedua ini terdengar bahwa
SC34 sama sekali tidak kewalahan untuk mendrive ATC SCM20.
Dengan bantuan SC34, ATC SCM20 mampu mereproduksi nada nada
bass dengan berbobot tanpa boomy, nada nada mid terdengar begitu
warm dan detail. Walaupun dinyalakan dalam level yang cukup tinggi
dan mendengar cukup lama namun suara yang keluar dari ATC
SCM 20 ini tidak membuat telinga menjadi lelah/fatique, sekalipun juga
saya duduk pada posisi yang cukup dekat dari speaker.
Amplifier untuk Speaker
atau Speaker untuk Amplifier
Seperti apa kualitas suara dari sebuah system sangatlah ditentukan
oleh speaker dan kemudian source apa yang kita gunakan, karena speaker
adalah alat yg bertugas mengubah energi listrik menjadi energi bunyi yang
ahirnya kita dengar dan kita nikmati, sedangkan source adalah tempat paling
awal dimana informasi musik dihasilkan.
Saya sangat setuju dengan pendapat yang menyarankan bahwa jika kita
ingin membangun sebuah system audio, pilihlah terlebih dahulu speaker
yang memang cocok dengan selera kita, kemudian source (CD, TT, dll) baru
kemudian pre amplifier dan power amplifiernya.
Dalam pandangan ini power amplifier lebih diposisikan sebagai pelayan
bagi system dan lebih khusus adalah pelayan bagi speaker.
Namun dalam keseharian saya menekuni dan bekerja di bidang audio,
tidak sedikit saya menemukan orang melangkah dalam arah berlawanan dari
pandangan di atas, dimana mereka membeli speaker yang cocok dengan amplifier
yang mereka miliki, bukannya membeli speaker yang cocok dengan seleranya
terlebih dahulu, baru kemudian membeli amplifier yang cocok dengan speaker
tersebut.
Dalam pengamatan saya orang dengan pandangan seperti ini pada ahirnya
harus bolak balik ganti speaker atau trade in dengan pedagang dan tentunya
harus membayar biaya tambahan karena pengurangan harga akibat
trade in.
Dalam kaitan dengan pandangan di atas saya sangat "PD" untuk
mengatakan bahwa jika anda berani berspkeluasi untuk membeli terlebih
dahulu SC34 baru kemudian membeli speaker yang cocok dengan selera anda,
kemungkinan anda akan mengalami kekecewaan adalah relatif rendah, karena
berdasarkan percobaan uji dengar yang sudah saya lakukan selama ini, menurut
saya SC34 adalah sebuah amplifier yang sangat akomodatif untuk berbagai
jenis musik dan speaker
Kenyataan di atas impian
Terus terang performa dari SC34 ini memang di atas ekspektasi
saya, ketika merancang amplifier ini saya memang punya harapan tertentu
tentang bagaimanan SC34 yang saya harapkan, namun setelah uji dengar
ini saya sangat terkejut bahwa SC34 menampilkan suara dengan kualitas
yang jauh di atas harapan saya, padahal ketika uji coba ini dilakukan
SC34 baru saja selesai dibuat dengan masa pemakaian kurang dari 20 jam
dan belum ada pengujian khusus dengan langkah2 penyempurnaan lebih
lanjut.
Saya sangat optimis bahwa SC34 bisa mencapai level kualitas
yang lebih baik lagi kalau sudah burn in ditambah penyempurnaan
lebih lanjut yang sudah saya rencanakan dalam pikiran saya.