The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

3 Anggota Tim Penyelidik untuk Maluku Tidak Kredibel


DetikCom, Senin, 17/6/2002

3 Anggota Tim Penyelidik untuk Maluku Tidak Kredibel

Reporter : Suwarjono

detikcom - Jakarta, Tim Advokasi untuk Penyelesaian Kasus (Tapak) Ambon kecewa dengan pembentukan Tim Penyelidik Independen Nasional untuk Maluku. Pasalnya, netralitas, kredibilitas dan kerangka kerja anggota tim penyelidik tidak jelas.

"Paling tidak ada 3 orang yang membuat komposisi tim itu menjadi sangat mengecewakan. Mereka adalah Wayan Karya selaku ketua tim, Bambang W Suharto selaku wakil ketua dan Gede Purnama selaku anggota."

Demikian diungkapkan oleh Sosiolog UI Thamrin Tomagola di kantor Infid jalan Mampang Prapatan 11 nomor 23 Jakarta Selatan, Senin (17/6/2002).

Dituturkan dia, Wayan Karya adalah Deputi Menko Polkam yang jelas-jelas adalah bawahan Menko Polkam SB Yudhoyono.Wayan adalah mantan perwira polisi yang mewakili kepentingan pemerintah pusat. Sehingga kredibilitas dan integritasnya diragukan.

Sedangkan Bambang W Soeharto, lanjut dia, adalah mantan anggota Tim Investigasi Komnas HAM di Ambon. Bambang dekat dengan militer dan belum pernah melaporkan hasil penyelidikan kasus Ambon kepada masyarakat. Bahkan Komnas HAM pernah mengaku gagal dalam menangani kasus Ambon.

"Kemudian Gede Purnama selaku anggota tim yang adalah mantan Pangdam Bukit Barisan. Ketiga orang itu sangat tidak layak," tukas Thamrin yang didampingi oleh Ori Rahman dari Kontras, Amir dari Islam dan sejumlah tokoh Tapak Ambon.

Untuk menyelesaikan kasus Ambon, menurut Thamrin, harus mempunyai dasar argumen yang jelas. Tidak hanya menempatkan umat Islam dan Kristen sebagai pihak yang selama ini bertikai di Maluku. Padahal ada pihak-pihak yang terlibat dalam konflik Maluku dari awal.

"Ada 5 pihak. Umat Islam termasuk Laskar Jihad dari luar Maluku, umat Kristen, FKM/RMS, pemerintah pusat dan daerah, serta yang paling signifikan adalah aparat keamanan khususnya milter," tutur dia.

Thamrin menilai penunjukan tim penyelidikan dari lingkungan Polkam yang notabene berada dalam kontrol militer, sebagai upaya pengaburan sumber atau akar konflik di Maluku yang dilakukan secara sistematis melalui kebijakan pemerintah yang didominasi oleh kepentingan militer.

Meski demikian, Thamrin melihat hanya ada 2 anggota tim penyelidikan yang dinilai layak. Mereka adalah Prof Dr Roni Nitibaskara dan DR Paulus Wirutomo. Mereka berdua adalah dosen dari UI yang mempunyai kemampuan penelitian dan dinilai bisa lebih objektif.

"Sayangnya, keduanya tidak memiliki keterampilan sebagai investigator dan belum pernah melontarkan kritik kepada pihak militer. Sehingga posisi keduanya dapat dipakai sebagai alat pembenaran akan kesahihan hasil investigasi," ujar Thamrin.

Copyright © 1998 - 1999 ADIL dan detikcom Digital Life.
 


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/unpatti67
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044