MASARIKU NETWORK
Bantahan terhadap "Republika made-up story"
Jumat, 12 Juli 2002
Re: Tobelo Tegang Pohon Cengkih-Kelapa Ditebangi * RoL, Kamis, 11 Juli 2002
Berita ini tidaklah sepenuhnya benar dan terlihat sekali ada upaya provokasi melalui
berita ini. misalnya peledakan bom yang bersamaan dengan tumbangnya 400 pohon
kelapa milik warga muslim itu tidak masuk akal, berarti ada 400 orang yang sudah
siap di bawah pohon kelapa kemudian mereka sesuaikan dengan peledakan bom ?
tidak mungkin ada 400 sensouw (chainsaw -red)/gergaji mesin sebanyak itu sehingga
bisa seragam tumbangnya kelapa dan meledaknya bom secara serentak.
Kemaatian ribuan warga muslim didalam masjid juga tidak benar sebab saat itu yang
tewas didalam masjid sekitar 350 orang. hal ini disebabkan karena pertempuran antar
ke dua kelompok, saat itu warga kristen yang mendapat serangan mendadak dalam
rangka Natal berdarah di Tobelo, sampai ke desa Popilo dan Gorua, di Tobelo warga
kristen berhasil memukul mundur serangan warga muslim setempat namun di Popilo
dan Gorua warga kristen yang melarikan diri ke hutan-hutan. selama sekitar
seminggu di hutan mereka melakukan konsolidasi termasuk dengan warga kristen di
Tobelo, kemudian mereka turun menyerang pada 29 Desember 1999 akhirnya
pertempuran sengitpun pecah namun warga kristen yang rumah-rumahnya sudah
dikuasai muslim tersebut dan gereja-gerejanya sudah habis dibakar sebelumnya tetap
bertekad untuk merebut kembali miliknya sampai akhirnya mereka bisa mendesak
warga muslim tersebut.
Warga muslim pun terdesak akhirnya mereka mundur dan bertahan di dalam masjid
yang pembangunanya baru selesai sekitar 80 persen itu. warga kristen memminta
mereka untuk menyerah namun di tolak kecuali beberapa orang yang akhirnya di
evakuasi ke kesatuan TNI AD di Tobelo sementara yang lain tidak mau menyerah dan
terus melanjutkan pertempuran.
Di Kecamatan Galela yang mayoritas adalah warga muslim bukan warga kristen,
bahkan warga kristen terusir dari desanya seperti di desa Duma, Makete, Gamsungi
dan lain-lain karena serangan gabungan aparat keamanan dan jihad. di Galela, pihak
muslim memiliki sedikitnya 4 biji senapan 12,7 mm. sekitar 500 warga kristen yang
dibantai saat itu karena terjebak. karena merasa terdesak dengan serangan jihad
yang dilengkapi berbagai persenjataan tersebut akhirnya mereka lari meminta
perlindungan ke aparat setempat tapi ternyata mereka semua disuruh buka mulut lalu
moncong senjata dimasukkan mulut kemudian ditembakkan.
Mengenai serangan di desa Gorua, hal itu disebabkan phobia warga kristen setempat
atas penyerangan warga muslim padawaktu Desember 1999 yang lalu, sehingga
begitu mendengar ada upaya konsolidasi untuk melakukan penyerangan kembali ke
warga kristen setempat maka warga kristen langsung bereaksi. warga kristen hanya
mau menerima pengungsi yang tidak bikin keributan lagi.buktinya mereka yang sudah
kembali di daerah Tobelo lainnya tidak mengalami kendala karena mereka juga tidak
berusaha untuk bikin keributan lagi.
Untuk mencegah kerusuhan meletus lagi sebaiknya aparat keamanan bertindak
tegas, jangan pandangbulu siapapun yang bersalah langsung ditindak tegas bila perlu
tembak mati di tempat supaya yang lain bisa melihat ketegasan aparat dan tidak
melihat aparat hanya sebagai satuan Pramuka saja.
JK
Recieved via MASARIKU NETWORK
|