Metode meditasi yang salah musim
Karya: Taman Budicipta
Sang Buddha adalah ahli yang paling ahli dalam bidang meditasi.  Tidak ada bhikkhu lain di masa sekarang ini maupun di masa zaman Sang Buddha yang mampu menandingi keahlian Beliau dalam membimbing seseorang dalam meditasi.  Sang Buddha dengan piawai menjelaskan metode meditasi yang sesuai dan yang tak sesuai tergantung pada situasi dari si meditator.  Sayangnya, banyak meditator generasi sekarang memasukan sendiri metode mereka tanpa merujuk terdahulu pada metode yang telah dibabarkan dengan begitu jelasnya oleh Sang Buddha, seorang guru dari segala guru meditasi.

Di Samyutta Nikaya XLVI bagian VI, Sang Buddha dengan jelas menyebutkan bahwa kadang suatu metode meditasi tidaklah sesuai untuk keadaan tertentu, yakni kadang suatu metode meditasi lebih tepat digunakan daripada metode lainnya tergantung situasi si meditator.

Sang Buddha menjelaskan bila seorang meditator sedang diserang rasa kantuk, maka si meditator tidak seharusnya menggunakan metode meditasi yang bersifat menenangkan batinnya--metode yang memicu kepada ketenangan, konsentrasi, dan keseimbangan.  Sang Buddha menyebutkannya "salah musim" dan memberikan perumpamaan--bagaikan seorang yang ingin membuat percikan api tetapi menggunakan kayu yang basah untuk menyalakannya.  Seterusnya, Sang Buddha menjelaskan bila seseorang sedang diserang rasa kantuk, maka ia seharusnyalah menggunakan metode meditasi yang bersifat menganalisa Dhamma, menimbulkan energi, dan menghasilkan kegirangan di dirinya.  Inilah metode yang lebih sesuai.  Karena metode ini akan mampu melawan langsung rasa kantuk.

Kemudian Sang Buddha menjelaskan bila seorang meditator sedang dikuasai batin yang super aktif, maka si meditator tidak seharusnya menggunakan metode meditasi yang menganalisa Dhamma, menimbulkan energi, dan menghasilkan kegirangan di dirinya.  Lagi-lagi Sang Buddha menyebutkannya "salah musim" dan memberikan juga perumpamaan--bagaikan seorang yang ingin meredakan api tetapi malahan menggunakan kayu yang kering.  Seterusnya, Sang Buddha menjelaskan bila seseorang sedang dikuasai batin yang super aktif, maka ia seharusnyalah menggunakan metode meditasi yang bersifat menenangkan batinnya, yakni metode yang memicu kepada ketenangan, konsentrasi, dan keseimbangan.  Inilah metode yang lebih sesuai.  Karena metode ini akan mampu melawan langsung batin yang super aktif.

Jadi terlihat jelas disini bahwa untuk memerangi rasa kantuk dalam meditasi, metode meditasi yang bersifat menganalisa Dhamma, menimbulkan energi, dan menghasilkan kegirangan adalah metode yang lebih sesuai.  Tetapi untuk memerangi batin yang super aktif, metode meditasi yang bersifat menenangkan batin adalah metode yang lebih sesuai.  Inilah keahlian yang seharusnya dimiliki oleh seorang meditator.  Ia seharusnya pandai dalam mengetahui status dirinya dan mampu menggunakan metode yang tepat sesuai keadaan dirinya.

Semoga nasehat langsung dari Sang Buddha ini dapat kita ingatkan dan terapkan dalam latihan meditasi kita sehari-hari.  Semoga juga meditasi kita mampu memberikan manfaat di diri kita dan orang lain disekitar kita.