Syair-syair Buddhis
Sumber: Sutta Pitaka
Kelima kwalitas ini mengakibatkan seorang Buddhis dihindari umat Buddhis lainnya.  Apakah kelima kwalitas tersebut?  Tak memiliki keyakinan (saddha), tak memiliki moral (sila), tertarik pada hal-hal tahyul (menganggap hal-hal tahyul tersebut--yang sebenarnya tak berdasarkan hukum kamma--dapat melindungi dirinya), mempercayai dan menekuni hal-hal tahyul tersebut, dan tak mengutamakan Sangha sewaktu berdana.  (AN V.175)

Kelima kwalitas ini membuat seorang Buddhis menjadi dambaan umat Buddhis lainnya.  Apakah kelima kwalitas tersebut?  Memiliki keyakinan (saddha), memiliki moral (sila), tak tertarik pada hal-hal tahyul, tak mempercayai dan tak menekuni hal-hal tahyul tersebut tetapi mengerti jalannya hukum kamma, dan mengutamakan Sangha sewaktu berdana.  (AN V.175)


Bagaikan gunung batu,
Yang tak tergoyahkan, teguh;
Begitu jugalah ia yang telah mengakhiri segala kegelapan batin,
Ia sesungguhnya bagaikan gunung, tak tergoyahkan.  (KN Udana III.4)


Dengan perhatian seksama terhadap tubuh ini,
Terlatih, terkendali
keenam pintu inderanya—
Selalu penuh dengan keseimbangan, ia inilah yang
Akan mengerti Nibbana untuk dirinya sendiri. (KN Udana III.5)


Pikiran siapapun
Yang stabil,
Tak tergoyahkan,
Tak tertarik terhadap keduniawian,
Tak marah terhadap hal yang memanaskan hati,
Ketika pikiran seseorang telah dikembangkan seperti ini,
Dari mana lagi bisa datang
Penderitaan & kesedihan?  (KN, Udana IV.4)


Ke atas, ke bawah, ke segala arah terbebas,
Ia tak berpikir, ‘aku adalah begini’
Bebas, ia menyebrangi arus
Yang belum pernah diseberangi
Yang memberhentikan roda kelahiran.  (KN, Udana VII.1)


Ia telah menghancurkan rodanya,
Terbebas dari keinginan,
Sungai yang kering itu
Tak lagi mengalir.
Roda, hancur sudah,
Tak berputar lagi.
Ini, hanya ini saja,
Adalah akhir dari segala penderitaan.  (KN, Udana VII.2)


Seperti halnya arah perginya api
Yang telah diredakan oleh tukang besi
Tak dapat diketahui:
Begitu jugalah, tak ada arah tujuan yang dapat diungkapkan
Kepada mereka yang telah terbebas
—yang telah menyebrangi arus—
Yang telah meraih
Kedamaian abadi.   (KN, Udana VIII.10)


Dengarlah dengan seksama—[Tathagata] medesakmu:
Segala yang terbentuk akan terurai;
Bebaskanlah dirimu dari proses ini,
Melalui kejelian yang sungguh-sungguh.  (DN 16)


Ketidakpedulian pada Dhamma adalah bagaikan kemiskinan,
Kekurangan kwalitas mulia adalah bagaikan hutang,
Menutupi kwalitas buruk adalah bagaikan bunga hutang,
Menerima teguran adalah bagaikan menerima surat peringatan,
Kegelisahan adalah bagaikan dirajuk terus menerus,
Neraka adalah bagaikan hukuman.  (AN VI.45; versi yang dipersingkat).


Bila saja suami isteri berkeyakinan, pandai mengendalikan diri, indah perkataannya,
Hidup sesuai Dhamma, menyenangkan ucapannya satu ke yang lain,
Berlipat-lipatlah berkah
Yang akan melimpahi suami isteri ini, dan mereka
Akan dilimpahi kehidupan yang menyenangkan.
Penderitaan akan menjauhi diri mereka yang penuh kebajikan ini.
Hidup sesuai dengan Dhamma,
Pasangan ini, akan diberkahi keharmonisan di dunia ini, dan di surga
Berbahagia mereka akan pergi.  (AN IV.55)