The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

detikcom


detikcom, Rabu, 14/07/2004 01:40 WIB

DPRD Ambon Usut Pembangunan Rumah Miskin

Kontributor: M. Hanafi Holle

detikcom - Ambon, DPRD Ambon menemukan indikasi penyimpangan pembangunan rumah miskin non pengungsi pada 12 lokasi di Ambon. Untuk itu, dibentuk tim khusus untuk menginvestigasi indikasi penyimpangan tersebut.

Hal ini diungkapkan, Wakil Ketua DPRD Kota Ambon, Sepnat Talapessy kepada detikcom di Gedung Rakyat Jalan Belakang Soya, Ambon, Selasa (13/07/2004).

"Kita mencium adanya ketidakberesan pada pembangunan rumah miskin di Ambon, makanya kami membentuk tim khusus untuk menyelidiki penyimpangan tersebut lebih detail lagi," ujarnya.

Apalagi, tambah Talapessy, proses pembangunan rumah miskin berjumlah 145 unit dengan nilai Rp 4,5 miliar ini, mengalami keterlambatan pembangunannya akibat konflik 25 April lalu. Namun bukan cuma kendala konflik saja. Ada faktor-faktor lain yang menghambat proses pembangunannya.

"Padahal proyek ini sudah harus rampung sebelum periodisasi keanggotaan dewan atau bulan Juli ini," ungkap Sepnat.

Bahkan, lanjut Talapessy, saat rapat dengar pendapat dengan pihak Pemkot Ambon, terdapat ketidakjelasan dalam proses pembangunan di lapangan. Hampir tidak ada kegiatan yang mengarah pada tujuan pembangunan rumah miskin itu.

Dilain pihak, Ketua RT. 001/01 Kelurahan Wainitu Kecamatan Nusaniwe Kota Ambon Hj. Abdul Waris. Saat ditemui detikcom di kediamannya, mengungkapkan, dari empat unit rumah miskin yang diusulkan untuk dibangun di lingkungannya, sampai saat ini belum ada realisasinya. Bahkan belum ada tanda-tanda pembangunan sama sekali.

"Pernah ada pertemuan di DPRD kota untuk membahas perencanaan pembangunan rumah dan saya sempat menyampaikan keluhan saya namun tidak pernah ada perhatian untuk itu," ungkapnya.

Selain itu, ada keluhan dari masyarakat miskin yang merasa khawatir dengan bahan material yang akan diberikan guna membangun rumah miskin. Pasalnya, berdasarkan pengamatan yang dilakukan di lokasi lain, material yang disediakan pihak kontraktor tidak memadai dan layak. Misalnya kayu yang dipakai. Seharusnya untuk membangun rumah itu adalah kayu nomor satu. Namun ternyata kayu yang diberikan oleh kontraktor bukanlah kayu nomor satu.

Jumlah material untuk satu unit rumah juga bervariasi. Rata-rata bahan material yang diterima adalah semen 33 sak, zenk gelombang 33 lembar, zenk licin tiga lembar, tripleks enam lembar, pasir satu bak truk, satu buah closet, ditambah bahan-bahan lainnya. Sedangkan besar biaya yang diberikan untuk pembangunan rumah miskin berjumlah Rp.9 juta.

Melihat kondisi lapangan yang berbeda dengan harapan, Abdul meminta agar Pemkot dalam melaksanakan pembangunan rumah miskin buat warganya, cukup memberikan biaya pembangunan tanpa memberi material yang akan digunakan nanti. Dengan jaminan masyarakat akan melakukan penandatanganan kontrak atau perjanjian menyangkut hal tersebut.

"Ini untuk menghindari jangan sampai ada yang memanfaatkan proyek ini untuk lahan mencari keutungan," ujar dia.

Hal lain disampaikan Wa Sabiha 54, warga kelurahan Waihaong kecamatan Nusaniwe Kota Ambon yang turut menerima bantuan rumah miskin menyatakan, bahan-bahan material yang diberikan telah terpakai untuk membangun rumah barunya. Kecuali untuk bahan kaca buat jendela rumah. Selain itu, biaya pembangunan rumah yang seharusnya Rp.1.266.000,- namun yang diperolehnya dari kontraktor hanya Rp.530.000,-.

Sayangnya, saat dikonfirmasi baik pihak Kontraktor maupun Pemkot Ambon yang menangani dan mengetahui secara jelas proses pembangunan rumah miskin tersebut tidak berada di tempat.(dni)

© 2004 detikcom, All Rights Reserved.
 


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/urimesing
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044