Untuk memiliki sejumlah besar jaringan komputer independen yang dikelola (misalnya, LAN) berarti perlu memiliki satu tabel host yang belum bisa dilakukan saat itu. Domain Name System (DNS) kemudian ditemukan oleh Paul Mockapetris dari USC/ISI. DNS memungkinkan mekanisme skala besar untuk mengubah hirarki nama host (misalnya www.acm.org) menjadi alamat Internet.  Peningkatan ukuran Internet juga memungkinkan dilakukannya upaya peningkatan router. Pada dasarnya, selalu perlu sebuah algoritma sederhana pendistribusi routing yang dipakai dengan bentuk seragam oleh semua router di Internet. Sejalan dengan pertumbuhan jaringan komputer yang terhubung Internet desain tersebut tidak dapat menampung kebutuhan, sehingga itu digantikan oleh sebuah model hirarkis routing, dengan penggunaan sebuah Interior Gateway Protocol (IGP) di setiap daerah Internet dan sebuah Exterior Gateway Protocol (EGP) dipergunakan untuk menghubungkan daerah-daerah Internet tersebut. Perbedaan daerah Internet menyebabkan perbedaan biaya, kecepatan rekonfigurasi, percepatan data, dan skala yang harus diakomodasikan. Tidak hanya oleh algoritma router, tetapi ukuran tabel alamat, menjadi perhatian router. Pendekatan baru untuk agregasi alamat, khususnya "classless inter-domain routing" (CIDR), telah diperkenalkan untuk mengontrol ukuran tabel router.  Sejalan dengan perkembangan Internet, satu peluang riset yang umum terlihat adalah bagaimana melakukan propagasi dari perubahan-perubahan kedalam perangkat lunak (software). DARPA mendukung UC Berkeley untuk melakukan penjajagan modifikasi sistem operasi UNIX termasuk menerapkan ke dalam sistem tersebut  TCP/IP yang dikembangkan oleh BBN. Meskipun Berkeley kemudian harus menulis ulang kode-kode buatan BBN agar lebih efisien dan cocok dengan sistem UNIX dan kernelnya. Penggabungan  TCP/IP kedalam sistem Unix BSD yang telah dipasarkan merupakan elemen penting dalam dispersi protokol tersebut di lingkungan riset. Lingkungan lembaga riset seperti CS telah mulai  mempergunakan Unix BSD untuk pekerjaan komputasi hariannya. Kembali masalah lama muncul yaitu masalah strategi menggabungkan protokol Internet kedalam sistem operasi komputer. Namun penyelesaian masalah ini di lingkungan lembaga riset  merupakan langkah penting dimana lembaga tersebut kemudian mengadopsi teknologi Internet dalam lingkungannya.  Ada satu hal yang menarik dari perubahan protokol host ARPANET  dari NCP ke TCP/IP pada tangal 1 Januari tahun 1983. Benar-benar hari yang mendebarkan karena saat itu semua host harus diubah secara simultan. Perubahan ini direncanakan secara hati-hati agar komunitas masyarakat yang sudah lama mempergunakan sarana tersebut tidak terganggu aktivitasnya.  TCP/IP telah diadopsi sebagai suatu standar pertahanan selama tiga tahun di awal 1980 an. Hal ini memungkinkan sistem pertahanan di dalam DARPA berbasis teknologi Internet dan langsung menjadikan adanya pemisahan komunitas militer dan bukan militer. Tahun 1983, ARPANET telah digunakan oleh sejumlah lembaga LitBang pertahanan  dan organisasi operasional. Perubahan protokol ARPANET dari NCP ke TCP/IP telah memungkinkan pemisahan penggunaan jaringan untuk lingkungan lembaga militer, MILNET  dan ARPANET untuk menunjang lingkungan lembaga riset.  Sehingga pada tahun 1985, Internet telah siap dibangun sebagai sebuah teknologi yang dapat menunjang komunitas lingkungan lembaga riset secara luas dan pengembangnya, serta sudah mulai digunakan oleh komunitas masyarakat lainnnya untuk komunikasi harian mempergunakan komputer. Electronic mail telah digunakan secara luas meliputi berbagai komunitas masyarakat, berbagai sistem, namun interkoneksi antara berbagai sistem elekronik maillah yang benar-benar  telah  menjadikan Internet sebagai bagian dari sarana komunikasi masyarakat umum.
NexT
SejarAh KompuTer
MaiN MEnu