Sesekali aku menoleh kebelakang oleh kenangan dirimu. Dan ada kalanya aku memandang jauh ke depan, membayangkan dirimu dalam pelukku. Dan sekarang, waktu yang tidak juga bisa disebut pagi, namun masih terlalu pagi nampaknya. Awan hitam yang menyelimuti pagi ini nampak berkaca kepada malam, sedangkan wajahnya sendiri menjawab pagi. Semuanya makin membingungkanku, siapakah dirimu wahai misteri ? Salahkah apabila aku menyebutmu dengan sebutan malam, sebab di dirimu tak kutemui sinar hangat mentari pagi yang harusnya membelai diriku dengan kehangatan khasnya. Walau sekarang engkau mengklaim harusnya kita begitu, namun aku tampak bingung oleh cermin itu.
Disaat engkau berkaca dan kita terlibat dalam spekulasi semu. Dalam pembicaraan yang tak berujung pangkal, aku ingin segera mengakhirinya, namun aku lagi 2x hanya menemui sebuah cermin dirimu yang tak bisa menggantikan dirimu sebenarnya. Apakah aku harus mengakhiri kesendirianku dengannya ....??? Atau mengharapkan dirimu yang jauh dari dimensi jiwaku....???? Sehingga aku harus meratap atau memaksa untuk mendapatkan kehangatan pagimu..????? hanya akan berbuah kesia-sian belaka.
********
010401 jam 03.35 pagi witeng
Saat ini kudengar tembang kesukaanmu. Hayalku pun berangkat meninggalkan jiwanya, berusaha menggapai alam mimpimu. Berusaha mendekatimu walau hanya dalam mimpi, sambil meniupkan kabar angin tentang hangatnya mentari pagi, sehingga engkau akan kedana karenanya. Dan cobalah membalas caraku yang tak lazim ini..demi pagi-pagi yang membuai insannya dalam kehangatan surgawi
____________________________________________________________________________________________
************gue persembahin buat temen gue sesama penghuni ragunan neh***************
I miss u so much, dan jangan ngambek lage yah
____________________________________________________________________________________________