The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

DARURAT SIPIL = SELIMUT KEJAHATAN NEGARA!


From: "Joshua Latupatti" joshualatupatti@hotmail.com
Date: Fri, 07 Dec 2001 12:21:14 +0000

DARURAT SIPIL = SELIMUT KEJAHATAN NEGARA!
download artikel in print friendly version     Tanggapan-tanggapan Joshua Lainnya 

Salam Sejahtera!

Saudara-saudara sebangsa,

Berbagai tindakan biadab yang diperlihatkan oleh "laskar iblis", di dalam merusuhkan POSO, sepertinya mulai mendapat perhatian dari NEGARA! Namun, kita jangan lekas percaya bahwa perhatian NEGARA tersebut didasarkan pada niat baik! Saya percaya, Telinga PEMERINTAH NKRI yang mulai "memerah" karena sorotan dan gunjingan Dunia Luar, telah memaksa NEGARA untuk berbuat sesuatu, sekedar "formalitas untuk membedaki wajah NEGARA yang sudah amat buruk"! Di dalam rangka "menyelimuti KEJAHATAN NEGARA", maka Pemerintah mulai berpikir untuk menerapkan DARURAT SIPIL bagi POSO, "suatu taktik formalitas yang telah menahun di MALUKU, "tanpa hasil"! Masalahnya bukan terletak pada Darurat Sipil (DARSI), tapi pada Pemerintah NKRI sendiri, yang "tidak tahu" atau "pura-pura tidak tahu" tentang arti dari kata "darurat" dan "sipil"! Sering terlihat bahwa, Pemerintah NKRI sengaja memisahkan kedua kata tersebut, dan "memberlakukan 'darurat' ke atas satu pihak, dan 'sipil' kepada pihak yang lain"! Oleh sebab itu, "pengalaman saya di Maluku" mengatakan bahwa "DARURAT SIPIL = SELIMUT KEJAHATAN NEGARA! Izinkan saya memperlihatkannya pada anda.

SOURCE: JAKARTA POST; DATE: 2001-12-06

Ministers weigh possible state of emergency in Poso town
Ridwan Max Sijabat, The Jakarta Post, Jakarta

Coordinating Minister for Political and Security Affairs Susilo Bambang Yudhoyono and Home Affairs Minister Hari Sabarno have visited Poso, Central Sulawesi, to explore a possible state of civilian emergency to resolve the prolonged sectarian conflict in the regency.

SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-12-05
Poso Bisa Dijadikan Darurat Sipil

JAKARTA--Panglima TNI Laksamana Widodo AS berharap dalam waktu dekat pemerintah mengambil keputusan tentang status keamanan di Poso. "Apakah tetap ditangani dalam situasi tertib sipil atau apakah perlu ditangani dalam situasi darurat," ujarnya saat rapat kerja dengan Komisi I DPR, Senin (03/12).

JOSHUA:
Dua kutipan di atas memperlihatkan bahwa Pemerintah NKRI memang berpikir ke arah memberlakukan Keadaan Darurat Sipil bagi POSO. Artinya, "Hukum Darurat Sipil akan diberlakukan di POSO, seperti yang sudah dijalankan di MALUKU! Kemandulan DARSI di Maluku yang diwarnai dengan sikap "plin-plan" PDSD-Maluku dan "kepincangan Penerapan Hukum DARSI", di bawah "permainan Pemerintah Pusat", memberikan alasan kepada saya untuk melihat Pemberlakuan DARSI di POSO, sebagai "taktik NE GARA untuk kembali "bermain di dalam selimut formalitas, sekedar untuk membedaki wajah yang buruk"!

SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-12-05
Komisi I DPR dalam rapat kerjanya, juga mengemukakan hal senada. Melalui Ketuanya, Ibrahim Ambong, mengatakan Komisi I mengharapkan status keamanan di Poso ditingkatkan menjadi darurat sipil.

JOSHUA:
Coba anda katakan, "Apa yang dapat diharapkan dari "Komisi Mu-nafik", yang kegiatan utamanya di sepanjang Kerusuhan Maluku, adalah "menerima dan menyalurkan aspirasi '
laskar iblis'"? Tidak ada satupun "produk D-ewan P-enipu R-akyat, melalui Pokja dan Panja mandulnya, yang menggambarkan aspirasi Rakyat Maluku, Salam-Sarani! Mereka lebih menyibukkan diri untuk "mengelus-jenggot kambing si Jaffar Umar Thalib", dengan berlagak prihatin terhadap bisikan iblis, "separatisme", sambil mengeruk uang rakyat! Kemunafikan D-ewan P-enipu R-akyat, ini adalah salah satu unsur KEJAHATAN NEGARA yang terbungkus di dalam selimut DARSI, yang akan menudungi POSO nanti!

Komentar yang di atas ini lebih banyak bertolak dari "pengalaman saya di Maluku"! Mari kita gali dari situasi di POSO sendiri!

SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-12-05
Situasi Poso sudah dalam keadaan aman terkendali. Hal ini karena tim Mabes Polri beserta TNI telah memback-up dan mengantisipasi kerusuhan lagi. Namun akibat dari kerusuhan itu, 3 orang dinyatakan tewas, 680 rumah terbakar, satu rumah ibadah dan satu balai desa.

JOSHUA:
Pemerintah NKRI akan "mengambil keputusan tentang diberlakukan atau tidaknya Keadaan DARSI di POSO! Keputusan tersebut akan didasarkan pada hasil "evaluasi dan analisa" situasi keamanan dan ketertiban sipil di POSO, yang terlihat dari "data-data numerik, sebagai akibat dari kerusuhan tersebut! Akurasi keputusan akan bergantung pada akurasi laporan situasi, sedangkan "niat baik"-nya akan terbaca pada kesediaan untuk menggunakan laporan dan data "yang benar" sebagai dasar pertimbangan! Cobalah anda takar "kadar niat baik Pemerintah NKRI untuk POSO, dengan membandingkan data si atas dengan yang di bawah ini!

From: "Eskol" ESKOL@MITRA.NET.ID
Date: Fri, 30 Nov 2001 12:09:51 +0700
Subject: [Eskol-Net]-Spot News: Laporan CC GKST Mengenai Situasi Poso

INFO SEMENTARA DATA KORBAN PADA PENYERANGAN 27-29 NOVEMBER 2001 Desa: BETALEMBA Identifikasi:-Kede (30), meninggal;-76 Rumah dibakar-1 Gereja, dibakar;-1 Kantor Desa, dibakar;-1 Sekolah Dasar, dibakar;-1 Pura (rumah ibadah Hindu), dibakar Desa: PATIWUNGA: Indentifikasi:-200 rumah, dibakar;-1 Gereja, dibakar; Desa: TANGKURA: Indentifikasi:-Yusuf, meninggal;-Ruben Suba (40), meninggal;-1 Kantor Desa & Balai Pertemuan, dibakar;-1 Gereja, dibakar;-300 rumah, dibakar

JOSHUA:
Baru data semantara tentang 3 buah desa saja, yang dibakar adalah, 576 buah rumah penduduk, 3 buah Gereja, 1 buah Pure, dll, apakah masuk akal bahwa jika ditambah dengan 5 buah desa yang lain, hanya ada "680 rumah dan 1 rumah ibadah" yang musnah? Dari data yang dimanipulasi seperti ini, bagaimana mungkin "Akurasi Keputusan" dan "niat baik" Pemerintah NKRI bisa dijamin?

Melihat "ketidak-jujuran" Menkopolsoskam tentang Maluku, dan berbagai pernyataannya yang simpang-siur serta berubah-ubah, bisa saja oknum ini kemudian menyatakan bahwa ke-8 desa,"Tang kura, Patiwunga, Deuwa, Sanginora, Silanca, Padalembara, Sepe, dan Betalemba", adalah desa-desa MUSLIM Poso!

SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-12-05
Rumah-rumah penduduk yang terbakar ada di delapan desa di Kecamatan Poso Pesisir dan Lagu. Kedelapan desa itu adalah; Tangkura, Patiwunga, Deuwa, Sanginora, Silanca, Padalembara, Sepe, dan Betalemba. Demikian ungkap Kabahumas Mabes Polri Brigjen Pol Saleh Saaf pada wartawan di Mapolda Metro Jaya. Dia menambahkan, korban sebanyak itu akibat kontak senjata antara aparat dan masyarakat dan meluas menjadi kerusuhan 27 November hingga 1 Desember 2001 ini, di saat Ramadhan.

JOSHUA:
Dapat anda bayangkan bahwa jika "laporan sebuah MABES Polri", bisa demikian manipulatif seperti itu, bagaimana kita bisa berharap bahwa NEGARA akan bertindak benar di POSO? Lalu, bagaimana nanti bentuk dan isi laporan "
laskar iblis" yang disebar luas kepada umat, melalui media cetak dan internet? Menyebutkan "kontak senjata antara aparat dan masyarakat" di POSO, terlihat sebagai usaha "melegalisir penyusupan 'laskar iblis' dan 'teroris internasional' ke POSO", dengan merata-ratakan mereka sebagai "masyarakat lokal"! KEJAHATAN NEGARA seperti ini sudah berulang-ulang dilakukan dan masih tetap dilakukan di Maluku!

SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-12-05
Karenanya, pemerintahan sudah memutuskan untuk segera melakukan operasi pemulihan dengan melibatkan dua balayon TNI dan kurang lebih dua batalayon dari kepolisian. Tugas satuan ini, sambung Menko Polkam, utamanya untuk menghentikan kekerasan dan konflik Poso itu,

JOSHUA:
Sudah saya kemukakan dan akan saya kemukakan lagi, bahwa keberhasilan tugas pengamanan, tidak tergantung pada "kuantitas", tetapi pada "kualitas" Aparat Keamanan! Kualitas Keprajuridan itulah yang menentukan, apakah Aparat Keamanan mampu untuk "menempatkan diri di tengah, dan dan di atas kebenaran yang melampaui sentimen suku, agama, dll, atau malah terlibat secara emosional di dalam kerusuhan! Maluku telah mencatat beberapa satuan "berkualitas prajurid", seperti "YONGAB" dan beberapa Batalyon dari Kodam DIPONEGORO! Maluku juga punya pengalaman buruk dengan beberapa satuan yang "tidak berkualitas prajurid" dan yang "terlibat secara emosional di dalam kerusuhan", seperti satuan KOSTRAD WIRABUANA, Makassar, dan beberapa Detasemen ZIPUR! Untuk jenis Aparat Keamaman yang terakhir ini, "ITIKAD BAIK" dari KOMANDO Basis Satuan dan dari MABES masing-masing Angkatan, perlu dipertanyakan! Di dalam kasus Pasukan Kostrad Wirabuana, yang lebih berfungsi se bagai "kelompok vigilante"(pembalas) daripada satuan pengaman misalnya, yang dipertanyakan adalah "ITIKAD BAIK" dari Pangdam WIRABUANA, "Suaidi Marasabessy", dan MABES TNI, "Wiranto"!

SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-12-05
memulihkan keadaan, termasuk melaksanakan sweeping bagi pemilikan senjata api dan bagi kehadiran orang atau organisasi yang tidak sepatutnya berada di Poso. Tugas berikutnya, akan dilakukan langkah rehabilitasi dan rekonsiliasi.

JOSHUA:
Apa yang terlihat di Maluku selama ini, memaksa saya untuk mengatakan bahwa, "pernyataan
Menkopolsoskam, Susilo Bambang Yudhoyono" di atas ini, tidak lebih dari "bullshit", atau dalam istilah kita, hanyalah "sampah"! "laskar iblis" yang dikenal sebagai "laskar jihad", telah meluluh-lantakan Maluku secara fisik dengan "kebiadaban mereka" dan merusak Maluku secara moril dengan "dakwah iblis" si Jaffar Umar Thalib, tidak pernah dipermasalahkan oleh NEGARA! Mereka, "laskar iblis", bukan saja "tidak harus berada di Maluku", tetapi "tidak boleh ada di dalam negara Pancasila ini"! Sebaliknya, ilegalitas keberadaan "laskar iblis" di Maluku malah "disokong oleh NEGARA"! Sweeping Senjata oleh YonGab, tidak saja "boleh dilawan dengan menggunakan kekuatan senjata", tetapi "dengan menggunakan kekuatan Hukum, berdasarkan pemutarbalikkan fakta, juga disokong oleh NEGARA! Akibatnya, YonGab "ditarik" dari Maluku dengan berbagai alasan munafik, dan "kebiadabanpun berlanjut"!

Ini baru mengenai "ilegalitas keberadaan 'laskar iblis' di daerah kerusuhan! Mari kita lihat yang lain!

SOURCE: BBC; DATE: 2001-12-04
Afghan fighters 'seen' in Sulawesi

Afghans and other foreigners are engaged in battle alongside the Muslim militia fighting Christians in the Sulawesi region of Indonesia, according to a police source Foreign fighters Our correspondent says the policeman, a Christian, said he had personally interrogated a group of six foreigners-two Afghans, two Pakistanis and two Arabs-who were detained south of the town of Poso. He said the six claimed to be part of an humanitarian mission but, he said, the authorities remain deeply suspicious of their activities. The policeman said he believed the foreigners were helping to train the Muslim fighters who have been attacking Christian villages around Poso in the past few weeks.

JOSHUA:
Kerusuhan Maluku pernah digemparkan oleh "mayat warga asing asal Pakistan" dan "wajah mirip Yasser Arafat"! Situs "lakar iblis" pernah laporan "pelatihan
laskar Mujahiblis Maluku, di desa Waaisalam (desa Kristen Waai, yang dijarah dan dirampok mereka), oleh para veteran perang Afganistan, Bosnia, Moro-Pilipina, dan lain-lain pentolan teroris internasional"! Para pentolan teroris internasional ini juga malang-melintang di Maluku Utara, sementara Muhyi Effendie menggembar-gemborkan kebijakan "penutupan Maluku Utara", bahkan terhadap warga NKRI sendiri, dan mengusir beberapa Pendeta asal Australia, Selandia Baru dan Ketua Lembaga Kemanusiaan asal Amerika, dengan tuduhan mata-mata Barat! Sekelompok warga asing asal Afganistan pernah ke Ambon, satu pesawat dengan PDSD-Maluku, Saleh Latuconsina, kemudian melawan dan menolak untuk memperlihatkan paspor mereka kepada Petugas Keamanan di Bandara Pattimura, dan dijemput oleh "laskar iblis" yang bersenjata lengkap! Semuanya berlangsung didepan batang hidung Gubernur dan PDSD-Maluku, yang kemudian "tidak melakukan apa-apa"! Hal ini tidak dapat dilepaskan dari KEBIJAKAN PEMERINTAH PUSAT, yang katanya "berniat baik" untuk menyelesaikan Konflik Maluku! Apa nanti "isi niat baik" Pemerintah NKRI untuk POSO? Jangan katakan kepada saya bahwa "Pemerintah sekarang sudah berubah", sebab Menkopolsosokam saja, masih tetap si Susilo Bambang Yudhoyono!

SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-12-06
Akan Ditindak Tegas Pembangkang di Poso
Laporan: Antara

Poso-RoL--Menko Polkam Susilo Bambang Yudoyono menegaskan, pemerintah tidak menginginkan kembali terjadinya kerusuhan dan kekerasan di Poso. ''Pemerintah akan melakukan langkah tegas bagi siapa saja yang melakukan perlawanan dan pembangkangan terhadap niat baik pemerintah dalam menghentikan tindak kerusuhan dan kekerasan di Poso. Pemerintah membela yang benar dan tidak membela yang tidak benar,'' katanya dalam pertemuan dengan 'kelompok putih' yang tengah bertikai dengan 'kelompok merah' di Poso, Sulawesi Tengah, Rabu (05/12/01).

JOSHUA:
Artinya, jika "Pemerintah berniat baik untuk memberikan KTP-Sulteng kepada "
laskar iblis", maka warga Kristen Poso yang menentang akan dicap sebagai pembangkang dan ditindak menurut kebenaran dan keadilan hukum! Karena Pemerintah adalah pembela Kebenaran, maka "seoran wanita yang dituduh sebagai pelaku pembakaran mobil, dihukum beberapa tahun penjara, sementara perusuh dan pembunuh biadab yang membawa AK-47 hanya dihukum beberapa bulan penjara"! Karena Pemerintah NKRI adalah Penegak Hukum (tidak miring sebelah), maka Pemimpin Kelompok Putih, Febianus Tibo, dkk. dihukum mati, semantara "Rustam Kastor", si kopral dungu, penulis Buku Iblis penyebar dusta dan hasutan bernuanasa agama, yang menjadi inspirator kerusuhan POSO, tetap bebas untuk terus menghasut umat! Itulah hakekat dari KEBENARAN DAN NETRALITAS SEBUAH PEMERINTAH NEGARA YANG JAHAT!

SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-12-06
Ia menegaskan, negara punya kewajiban dalam menghentikan konflik yang terjadi di daerah, sekaligus mencari solusi yang adil dan sesuai dengan amanat konstitusi. Menurut dia, kehadirannya di Poso dalam rangka bertemu dengan tokoh masyarakat, pemerintah daerah untuk mendapat masukan bagaimana cara menghadirkan rasa tenteram, aman dan penuh persaudaraan melalui solusi yang adil dan realistis.

JOSHUA:
Karena Pemerintah NKRI begitu bertekun di dalam lapar dan dahaga akan "solusi bagi sebuah konflik", dan tidak juga menghasilkan apa-apa, maka Pemerintah NKRI lalu mengunyah "sampah" buatan M-ajelis U-rusan I-blis, yang berjudul "merajut damai di Maluku", dan menyemburkan ampasnya ke Maluku! Karena Pemerintah NKRI begitu terobsesi untuk mencari solusi bagi peyelesaikan Konflik Maluku, tetapi sambil menimang dan mengelus-elus "
laskar iblis", maka Pemerintah NKRI berusaha mengubah "kebiadaban laskar iblis" di Maluku, menjadi "gerakan patriotisme pembela keutuhan NKRI", dengan meniupkan isu "separatisme", melalui Penyidangan dr. Alex Manuputty yang berbau rekayasa! POSO adalah calon korban yang baru bagi KEJAHATAN terselubung dari Pemerintah NKRI!

SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-12-06
Disebutkannya bahwa dunia internasional saat ini menyorot apakah Indonesia bersungguh-sungguh menyelesaikan kerusuhan Poso dan konflik lainnya. ''Kami dengan tegas mengatakan pada dunia bahwa kita punya komitmen dan tanggung jawab untuk selesaikan masalah ini, dan bukan diselesaikan oleh bangsa lain,'' katanya.

JOSHUA:
Sebuah "kesungguhan" selalu lahir dari "dalam diri/kepribadian ", dan bukan karena faktor adanya "pengawasan" atau "sorotan" dari luar! Kesungguhan yang muncul di bawah tekanan hanyalah "kesungguhan munafik" yang dibuat-buat! Dari dulu, para Pejabat Munafik di dalam negara ini selalu berlindung dibalik semboyan "menyelesaikan masalah sendiri", lalu menyesatkan pikiran umat bahwa "bantuan penyelesaian dari luar itu selalu buruk"! Komitmen model
Suslilo Bambang Yudhoyono itulah yang telah memperpanjang umur Konflik Maluku mendekati 3 tahun! Menteri "besar tubuh-kerdil akhlak" ini berpikir bahwa " Dunia Luar" itu terdiri dari orang-orang dungu seperti bangsa yang sudah dan selalu dibodohi oleh Pemerintahnya yang JAHAT ini! Munafik!

SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-12-06
Pemerintah, katanya, juga sudah menyiapkan beberapa langkah seperti memulihkan keamanan, penegakan hukum, melakukan operasi pemulihan keamanan terpadu di Poso dengan melibatkan semua pihak. Dalam pertemuan itu, masyarakat juga mengajukan sejumlah pertanyaan kepada Menko Polkam diantaranya masalah jaminan penegakan hukum dan tuntutan pengadilan untuk mereka yang bersalah, serta tuntutan agar melakukan razia senjata dan mengusut 727 pucuk senjata yang berada di salah satu kelompok masyarakat ('kelompok merah').(zis)

JOSHUA:
Penyakit tidak akan pergi dari tubuh, jika "kuman penyakitnya" masih bersarang di dalam tubuh! Dunia ini tidak akan aman, jika "iblis" tetap dibiarkan berkeliaran, dan "dibebaskan" untuk melaksanakan rencana keiblisannya! Seorang anak kecil juga tahu itu! Coba perhatikan bahwa "niat baik", "kesungguhan", "ketegasan", "netralitas", "keadilan" dan berbagai CIRI KERJA PEMERINTAH, seperti yang digembar-gemborkan si Munafik-Yudhoyono, tidak satupun yang berisikan "program pembersihan tubuh dari bibit penyakit", ataupun "mengusir iblis dari antara manusia"! Pemerintah Munafik dan JAHAT ini, tetap mencoba " menghilangkan gejala/symptom", tanpa "mengusir kuman penyakit"! Pemerintah Munafik dan JAHAT ini tidak akan pernah mengenyahkan "
laskar iblis bertuhan" itu, dari Maluku maupun dari POSO! Pemerintah Munsfik dan JAHAT ini tidak akan berusaha menghentikan "penyebaran dusta dan hasutan dari "laskar iblis", maupun dari "media iblis-republika" yang diasuh oleh "para cendwan beracun" yang mengunggang agama dengan nama ICMI! Lihatlah kalimat terakhir di atas! "Media iblis-republika" mencoba menipu dan membodohi umat bahwa "ke-8 desa Kristen itu musnah, walaupun memiliki 727 pucuk senjata, dll", dan Susilo Bambang Yudhoyono akan merazia senjata-senjata tersebut, agar masyarakat Kristen POSO bisa digorok lehernya, tanpa mampu membela diri! Kita sedang berhadapan dengan binatang-binatang yang diternak iblis, tetapi mengaku sebagai anak-anak Allah!

SOURCE: REUTERS; DATE: 2001-12-04
Fresh communal violence grips east Indonesian town Its chief as well as police denied the group struck in Poso. "
Laskar Jihad has no link (to the attacks). Why you always ask us when Christians are the victims? You do not ask us when Muslims are being slaughtered," said forum head Ayip Syafruddin.

JOSHUA:
Babi bergigi mancung yang katanya punya gelar SPI, "sarjana pemuja iblis", dengan berdarah dingin menjawab dan menyangkal bahwa yang membiadab di POSO hingga saat ini bukan "
laskar iblis" kelaparan dan tak punya tanah garapan, lalu mencium pantat Arab atas nama Islam, untuk mengemis bantuan "fulus" dan "teroris" untuk merampok milik dan tanah warga Kristen, dengan restu dari Allah! Allah biadab jenis apa yang mereka miliki? Jangan-jangan, "mengunyah tahi onta dikatakan mujijat dari Allah" pula! Baca yang di bawah ini!

SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-12-06
Konflik Poso: Ada atau tidak orang-orang biadab semacam itu, usaha menghentikan konflik di Poso--seperti juga di Ambon--harus tetap dilakukan. Kalau bisa segera! Bila perlu dengan mengerahkan seluruh kekuasaan yang ada pada pemerintah dan negara. Bila terlambat, korban akan terus jatuh. Kebencian dan dendam makin tertanam. Bila ini terus terjadi, siapa bisa mencegah keadaan akan sampai di sebuah point of no return--yang mungkin saja mengarah pada tuntutan separatisme.

JOSHUA:
Lihatlah,
IBLIS BERIMAN mulai menebar bubuk hitam diantara umat, begitu ada usaha penghentian konflik, yang menjurus kepada kedamaian, sebab kedamaian akan melucuti sarung kumal dan sorban laknat mereka! Dengan bertebarannya bubuh hitam itu, orang tidak akan memiliki jarak pandang yang cukup jauh, sehing ga hanya terpaku pada jubah dan sorban putih, dan lalu menerimanya sebagai standar kebenaran! Padahal uang dilihat hanyalah semacam "kubur bercat putih"! Bersama-sama dengan berbagai "elit Politik, TNI/Polri, Masyarakat dan Agama", mereka mengubah wajah NEGARA ini semakin terlihat JAHAT dan MENJIJIKAN!

Salam Sejahtera!

JL.
 


Copyright © 1999-2001 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/baguala67
Send your comments to
alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044