From: "Joshua Latupatti" joshualatupatti@hotmail.com
Date: Fri, 07 Dec 2001 12:21:14 +0000
DARURAT SIPIL = SELIMUT KEJAHATAN NEGARA!
download artikel in print friendly version Tanggapan-tanggapan Joshua Lainnya
Salam Sejahtera!
Saudara-saudara sebangsa,
Berbagai tindakan biadab yang diperlihatkan oleh "laskar iblis", di dalam merusuhkan
POSO, sepertinya mulai mendapat perhatian dari NEGARA! Namun, kita jangan
lekas percaya bahwa perhatian NEGARA tersebut didasarkan pada niat baik! Saya
percaya, Telinga PEMERINTAH NKRI yang mulai "memerah" karena sorotan dan
gunjingan Dunia Luar, telah memaksa NEGARA untuk berbuat sesuatu, sekedar
"formalitas untuk membedaki wajah NEGARA yang sudah amat buruk"! Di dalam
rangka "menyelimuti KEJAHATAN NEGARA", maka Pemerintah mulai berpikir untuk
menerapkan DARURAT SIPIL bagi POSO, "suatu taktik formalitas yang telah
menahun di MALUKU, "tanpa hasil"! Masalahnya bukan terletak pada Darurat Sipil
(DARSI), tapi pada Pemerintah NKRI sendiri, yang "tidak tahu" atau "pura-pura tidak
tahu" tentang arti dari kata "darurat" dan "sipil"! Sering terlihat bahwa, Pemerintah
NKRI sengaja memisahkan kedua kata tersebut, dan "memberlakukan 'darurat' ke
atas satu pihak, dan 'sipil' kepada pihak yang lain"! Oleh sebab itu, "pengalaman
saya di Maluku" mengatakan bahwa "DARURAT SIPIL = SELIMUT KEJAHATAN
NEGARA! Izinkan saya memperlihatkannya pada anda.
SOURCE: JAKARTA POST; DATE: 2001-12-06
Ministers weigh possible state of emergency in Poso town
Ridwan Max Sijabat, The Jakarta Post, Jakarta
Coordinating Minister for Political and Security Affairs Susilo Bambang Yudhoyono
and Home Affairs Minister Hari Sabarno have visited Poso, Central Sulawesi, to
explore a possible state of civilian emergency to resolve the prolonged sectarian
conflict in the regency.
SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-12-05
Poso Bisa Dijadikan Darurat Sipil
JAKARTA--Panglima TNI Laksamana Widodo AS berharap dalam waktu dekat
pemerintah mengambil keputusan tentang status keamanan di Poso. "Apakah tetap
ditangani dalam situasi tertib sipil atau apakah perlu ditangani dalam situasi darurat,"
ujarnya saat rapat kerja dengan Komisi I DPR, Senin (03/12).
JOSHUA:
Dua kutipan di atas memperlihatkan bahwa Pemerintah NKRI memang berpikir ke
arah memberlakukan Keadaan Darurat Sipil bagi POSO. Artinya, "Hukum Darurat
Sipil akan diberlakukan di POSO, seperti yang sudah dijalankan di MALUKU!
Kemandulan DARSI di Maluku yang diwarnai dengan sikap "plin-plan" PDSD-Maluku
dan "kepincangan Penerapan Hukum DARSI", di bawah "permainan Pemerintah
Pusat", memberikan alasan kepada saya untuk melihat Pemberlakuan DARSI di
POSO, sebagai "taktik NE GARA untuk kembali "bermain di dalam selimut
formalitas, sekedar untuk membedaki wajah yang buruk"!
SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-12-05
Komisi I DPR dalam rapat kerjanya, juga mengemukakan hal senada. Melalui
Ketuanya, Ibrahim Ambong, mengatakan Komisi I mengharapkan status keamanan di
Poso ditingkatkan menjadi darurat sipil.
JOSHUA:
Coba anda katakan, "Apa yang dapat diharapkan dari "Komisi Mu-nafik", yang
kegiatan utamanya di sepanjang Kerusuhan Maluku, adalah "menerima dan
menyalurkan aspirasi 'laskar iblis'"? Tidak ada satupun "produk D-ewan P-enipu
R-akyat, melalui Pokja dan Panja mandulnya, yang menggambarkan aspirasi Rakyat
Maluku, Salam-Sarani! Mereka lebih menyibukkan diri untuk "mengelus-jenggot
kambing si Jaffar Umar Thalib", dengan berlagak prihatin terhadap bisikan iblis,
"separatisme", sambil mengeruk uang rakyat! Kemunafikan D-ewan P-enipu R-akyat,
ini adalah salah satu unsur KEJAHATAN NEGARA yang terbungkus di dalam selimut
DARSI, yang akan menudungi POSO nanti!
Komentar yang di atas ini lebih banyak bertolak dari "pengalaman saya di Maluku"!
Mari kita gali dari situasi di POSO sendiri!
SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-12-05
Situasi Poso sudah dalam keadaan aman terkendali. Hal ini karena tim Mabes Polri
beserta TNI telah memback-up dan mengantisipasi kerusuhan lagi. Namun akibat dari
kerusuhan itu, 3 orang dinyatakan tewas, 680 rumah terbakar, satu rumah ibadah dan
satu balai desa.
JOSHUA:
Pemerintah NKRI akan "mengambil keputusan tentang diberlakukan atau tidaknya
Keadaan DARSI di POSO! Keputusan tersebut akan didasarkan pada hasil "evaluasi
dan analisa" situasi keamanan dan ketertiban sipil di POSO, yang terlihat dari
"data-data numerik, sebagai akibat dari kerusuhan tersebut! Akurasi keputusan akan
bergantung pada akurasi laporan situasi, sedangkan "niat baik"-nya akan terbaca
pada kesediaan untuk menggunakan laporan dan data "yang benar" sebagai dasar
pertimbangan! Cobalah anda takar "kadar niat baik Pemerintah NKRI untuk POSO,
dengan membandingkan data si atas dengan yang di bawah ini!
From: "Eskol" ESKOL@MITRA.NET.ID
Date: Fri, 30 Nov 2001 12:09:51 +0700
Subject: [Eskol-Net]-Spot News: Laporan CC GKST Mengenai Situasi Poso
INFO SEMENTARA DATA KORBAN PADA PENYERANGAN 27-29 NOVEMBER
2001 Desa: BETALEMBA Identifikasi:-Kede (30), meninggal;-76 Rumah dibakar-1
Gereja, dibakar;-1 Kantor Desa, dibakar;-1 Sekolah Dasar, dibakar;-1 Pura (rumah
ibadah Hindu), dibakar Desa: PATIWUNGA: Indentifikasi:-200 rumah, dibakar;-1
Gereja, dibakar; Desa: TANGKURA: Indentifikasi:-Yusuf, meninggal;-Ruben Suba
(40), meninggal;-1 Kantor Desa & Balai Pertemuan, dibakar;-1 Gereja, dibakar;-300
rumah, dibakar
JOSHUA:
Baru data semantara tentang 3 buah desa saja, yang dibakar adalah, 576 buah rumah
penduduk, 3 buah Gereja, 1 buah Pure, dll, apakah masuk akal bahwa jika ditambah
dengan 5 buah desa yang lain, hanya ada "680 rumah dan 1 rumah ibadah" yang
musnah? Dari data yang dimanipulasi seperti ini, bagaimana mungkin "Akurasi
Keputusan" dan "niat baik" Pemerintah NKRI bisa dijamin?
Melihat "ketidak-jujuran" Menkopolsoskam tentang Maluku, dan berbagai
pernyataannya yang simpang-siur serta berubah-ubah, bisa saja oknum ini kemudian
menyatakan bahwa ke-8 desa,"Tang kura, Patiwunga, Deuwa, Sanginora, Silanca,
Padalembara, Sepe, dan Betalemba", adalah desa-desa MUSLIM Poso!
SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-12-05
Rumah-rumah penduduk yang terbakar ada di delapan desa di Kecamatan Poso
Pesisir dan Lagu. Kedelapan desa itu adalah; Tangkura, Patiwunga, Deuwa,
Sanginora, Silanca, Padalembara, Sepe, dan Betalemba. Demikian ungkap
Kabahumas Mabes Polri Brigjen Pol Saleh Saaf pada wartawan di Mapolda Metro
Jaya. Dia menambahkan, korban sebanyak itu akibat kontak senjata antara aparat
dan masyarakat dan meluas menjadi kerusuhan 27 November hingga 1 Desember
2001 ini, di saat Ramadhan.
JOSHUA:
Dapat anda bayangkan bahwa jika "laporan sebuah MABES Polri", bisa demikian
manipulatif seperti itu, bagaimana kita bisa berharap bahwa NEGARA akan bertindak
benar di POSO? Lalu, bagaimana nanti bentuk dan isi laporan "laskar iblis" yang
disebar luas kepada umat, melalui media cetak dan internet? Menyebutkan "kontak
senjata antara aparat dan masyarakat" di POSO, terlihat sebagai usaha "melegalisir
penyusupan 'laskar iblis' dan 'teroris internasional' ke POSO", dengan merata-ratakan
mereka sebagai "masyarakat lokal"! KEJAHATAN NEGARA seperti ini sudah
berulang-ulang dilakukan dan masih tetap dilakukan di Maluku!
SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-12-05
Karenanya, pemerintahan sudah memutuskan untuk segera melakukan operasi
pemulihan dengan melibatkan dua balayon TNI dan kurang lebih dua batalayon dari
kepolisian. Tugas satuan ini, sambung Menko Polkam, utamanya untuk
menghentikan kekerasan dan konflik Poso itu,
JOSHUA:
Sudah saya kemukakan dan akan saya kemukakan lagi, bahwa keberhasilan tugas
pengamanan, tidak tergantung pada "kuantitas", tetapi pada "kualitas" Aparat
Keamanan! Kualitas Keprajuridan itulah yang menentukan, apakah Aparat Keamanan
mampu untuk "menempatkan diri di tengah, dan dan di atas kebenaran yang
melampaui sentimen suku, agama, dll, atau malah terlibat secara emosional di dalam
kerusuhan! Maluku telah mencatat beberapa satuan "berkualitas prajurid", seperti
"YONGAB" dan beberapa Batalyon dari Kodam DIPONEGORO! Maluku juga punya
pengalaman buruk dengan beberapa satuan yang "tidak berkualitas prajurid" dan yang
"terlibat secara emosional di dalam kerusuhan", seperti satuan KOSTRAD
WIRABUANA, Makassar, dan beberapa Detasemen ZIPUR! Untuk jenis Aparat
Keamaman yang terakhir ini, "ITIKAD BAIK" dari KOMANDO Basis Satuan dan dari
MABES masing-masing Angkatan, perlu dipertanyakan! Di dalam kasus Pasukan
Kostrad Wirabuana, yang lebih berfungsi se bagai "kelompok vigilante"(pembalas)
daripada satuan pengaman misalnya, yang dipertanyakan adalah "ITIKAD BAIK" dari
Pangdam WIRABUANA, "Suaidi Marasabessy", dan MABES TNI, "Wiranto"!
SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-12-05
memulihkan keadaan, termasuk melaksanakan sweeping bagi pemilikan senjata api
dan bagi kehadiran orang atau organisasi yang tidak sepatutnya berada di Poso.
Tugas berikutnya, akan dilakukan langkah rehabilitasi dan rekonsiliasi.
JOSHUA:
Apa yang terlihat di Maluku selama ini, memaksa saya untuk mengatakan bahwa,
"pernyataan Menkopolsoskam, Susilo Bambang Yudhoyono" di atas ini, tidak lebih
dari "bullshit", atau dalam istilah kita, hanyalah "sampah"! "laskar iblis" yang dikenal
sebagai "laskar jihad", telah meluluh-lantakan Maluku secara fisik dengan
"kebiadaban mereka" dan merusak Maluku secara moril dengan "dakwah iblis" si
Jaffar Umar Thalib, tidak pernah dipermasalahkan oleh NEGARA! Mereka, "laskar
iblis", bukan saja "tidak harus berada di Maluku", tetapi "tidak boleh ada di dalam
negara Pancasila ini"! Sebaliknya, ilegalitas keberadaan "laskar iblis" di Maluku
malah "disokong oleh NEGARA"! Sweeping Senjata oleh YonGab, tidak saja "boleh
dilawan dengan menggunakan kekuatan senjata", tetapi "dengan menggunakan
kekuatan Hukum, berdasarkan pemutarbalikkan fakta, juga disokong oleh NEGARA!
Akibatnya, YonGab "ditarik" dari Maluku dengan berbagai alasan munafik, dan
"kebiadabanpun berlanjut"!
Ini baru mengenai "ilegalitas keberadaan 'laskar iblis' di daerah kerusuhan! Mari kita
lihat yang lain!
SOURCE: BBC; DATE: 2001-12-04
Afghan fighters 'seen' in Sulawesi
Afghans and other foreigners are engaged in battle alongside the Muslim militia
fighting Christians in the Sulawesi region of Indonesia, according to a police source
Foreign fighters Our correspondent says the policeman, a Christian, said he had
personally interrogated a group of six foreigners-two Afghans, two Pakistanis and two
Arabs-who were detained south of the town of Poso. He said the six claimed to be
part of an humanitarian mission but, he said, the authorities remain deeply suspicious
of their activities. The policeman said he believed the foreigners were helping to train
the Muslim fighters who have been attacking Christian villages around Poso in the
past few weeks.
JOSHUA:
Kerusuhan Maluku pernah digemparkan oleh "mayat warga asing asal Pakistan" dan
"wajah mirip Yasser Arafat"! Situs "lakar iblis" pernah laporan "pelatihan laskar
Mujahiblis Maluku, di desa Waaisalam (desa Kristen Waai, yang dijarah dan
dirampok mereka), oleh para veteran perang Afganistan, Bosnia, Moro-Pilipina, dan
lain-lain pentolan teroris internasional"! Para pentolan teroris internasional ini juga
malang-melintang di Maluku Utara, sementara Muhyi Effendie
menggembar-gemborkan kebijakan "penutupan Maluku Utara", bahkan terhadap
warga NKRI sendiri, dan mengusir beberapa Pendeta asal Australia, Selandia Baru
dan Ketua Lembaga Kemanusiaan asal Amerika, dengan tuduhan mata-mata Barat!
Sekelompok warga asing asal Afganistan pernah ke Ambon, satu pesawat dengan
PDSD-Maluku, Saleh Latuconsina, kemudian melawan dan menolak untuk
memperlihatkan paspor mereka kepada Petugas Keamanan di Bandara Pattimura,
dan dijemput oleh "laskar iblis" yang bersenjata lengkap! Semuanya berlangsung
didepan batang hidung Gubernur dan PDSD-Maluku, yang kemudian "tidak
melakukan apa-apa"! Hal ini tidak dapat dilepaskan dari KEBIJAKAN PEMERINTAH
PUSAT, yang katanya "berniat baik" untuk menyelesaikan Konflik Maluku! Apa nanti
"isi niat baik" Pemerintah NKRI untuk POSO? Jangan katakan kepada saya bahwa
"Pemerintah sekarang sudah berubah", sebab Menkopolsosokam saja, masih tetap si
Susilo Bambang Yudhoyono!
SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-12-06
Akan Ditindak Tegas Pembangkang di Poso
Laporan: Antara
Poso-RoL--Menko Polkam Susilo Bambang Yudoyono menegaskan, pemerintah tidak
menginginkan kembali terjadinya kerusuhan dan kekerasan di Poso. ''Pemerintah
akan melakukan langkah tegas bagi siapa saja yang melakukan perlawanan dan
pembangkangan terhadap niat baik pemerintah dalam menghentikan tindak
kerusuhan dan kekerasan di Poso. Pemerintah membela yang benar dan tidak
membela yang tidak benar,'' katanya dalam pertemuan dengan 'kelompok putih' yang
tengah bertikai dengan 'kelompok merah' di Poso, Sulawesi Tengah, Rabu (05/12/01).
JOSHUA:
Artinya, jika "Pemerintah berniat baik untuk memberikan KTP-Sulteng kepada "laskar
iblis", maka warga Kristen Poso yang menentang akan dicap sebagai pembangkang
dan ditindak menurut kebenaran dan keadilan hukum! Karena Pemerintah adalah
pembela Kebenaran, maka "seoran wanita yang dituduh sebagai pelaku pembakaran
mobil, dihukum beberapa tahun penjara, sementara perusuh dan pembunuh biadab
yang membawa AK-47 hanya dihukum beberapa bulan penjara"! Karena Pemerintah
NKRI adalah Penegak Hukum (tidak miring sebelah), maka Pemimpin Kelompok
Putih, Febianus Tibo, dkk. dihukum mati, semantara "Rustam Kastor", si kopral
dungu, penulis Buku Iblis penyebar dusta dan hasutan bernuanasa agama, yang
menjadi inspirator kerusuhan POSO, tetap bebas untuk terus menghasut umat! Itulah
hakekat dari KEBENARAN DAN NETRALITAS SEBUAH PEMERINTAH NEGARA
YANG JAHAT!
SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-12-06
Ia menegaskan, negara punya kewajiban dalam menghentikan konflik yang terjadi di
daerah, sekaligus mencari solusi yang adil dan sesuai dengan amanat konstitusi.
Menurut dia, kehadirannya di Poso dalam rangka bertemu dengan tokoh masyarakat,
pemerintah daerah untuk mendapat masukan bagaimana cara menghadirkan rasa
tenteram, aman dan penuh persaudaraan melalui solusi yang adil dan realistis.
JOSHUA:
Karena Pemerintah NKRI begitu bertekun di dalam lapar dan dahaga akan "solusi
bagi sebuah konflik", dan tidak juga menghasilkan apa-apa, maka Pemerintah NKRI
lalu mengunyah "sampah" buatan M-ajelis U-rusan I-blis, yang berjudul "merajut
damai di Maluku", dan menyemburkan ampasnya ke Maluku! Karena Pemerintah
NKRI begitu terobsesi untuk mencari solusi bagi peyelesaikan Konflik Maluku, tetapi
sambil menimang dan mengelus-elus "laskar iblis", maka Pemerintah NKRI berusaha
mengubah "kebiadaban laskar iblis" di Maluku, menjadi "gerakan patriotisme pembela
keutuhan NKRI", dengan meniupkan isu "separatisme", melalui Penyidangan dr. Alex
Manuputty yang berbau rekayasa! POSO adalah calon korban yang baru bagi
KEJAHATAN terselubung dari Pemerintah NKRI!
SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-12-06
Disebutkannya bahwa dunia internasional saat ini menyorot apakah Indonesia
bersungguh-sungguh menyelesaikan kerusuhan Poso dan konflik lainnya. ''Kami
dengan tegas mengatakan pada dunia bahwa kita punya komitmen dan tanggung
jawab untuk selesaikan masalah ini, dan bukan diselesaikan oleh bangsa lain,''
katanya.
JOSHUA:
Sebuah "kesungguhan" selalu lahir dari "dalam diri/kepribadian ", dan bukan karena
faktor adanya "pengawasan" atau "sorotan" dari luar! Kesungguhan yang muncul di
bawah tekanan hanyalah "kesungguhan munafik" yang dibuat-buat! Dari dulu, para
Pejabat Munafik di dalam negara ini selalu berlindung dibalik semboyan
"menyelesaikan masalah sendiri", lalu menyesatkan pikiran umat bahwa "bantuan
penyelesaian dari luar itu selalu buruk"! Komitmen model Suslilo Bambang
Yudhoyono itulah yang telah memperpanjang umur Konflik Maluku mendekati 3 tahun!
Menteri "besar tubuh-kerdil akhlak" ini berpikir bahwa " Dunia Luar" itu terdiri dari
orang-orang dungu seperti bangsa yang sudah dan selalu dibodohi oleh
Pemerintahnya yang JAHAT ini! Munafik!
SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-12-06
Pemerintah, katanya, juga sudah menyiapkan beberapa langkah seperti memulihkan
keamanan, penegakan hukum, melakukan operasi pemulihan keamanan terpadu di
Poso dengan melibatkan semua pihak. Dalam pertemuan itu, masyarakat juga
mengajukan sejumlah pertanyaan kepada Menko Polkam diantaranya masalah
jaminan penegakan hukum dan tuntutan pengadilan untuk mereka yang bersalah,
serta tuntutan agar melakukan razia senjata dan mengusut 727 pucuk senjata yang
berada di salah satu kelompok masyarakat ('kelompok merah').(zis)
JOSHUA:
Penyakit tidak akan pergi dari tubuh, jika "kuman penyakitnya" masih bersarang di
dalam tubuh! Dunia ini tidak akan aman, jika "iblis" tetap dibiarkan berkeliaran, dan
"dibebaskan" untuk melaksanakan rencana keiblisannya! Seorang anak kecil juga
tahu itu! Coba perhatikan bahwa "niat baik", "kesungguhan", "ketegasan", "netralitas",
"keadilan" dan berbagai CIRI KERJA PEMERINTAH, seperti yang
digembar-gemborkan si Munafik-Yudhoyono, tidak satupun yang berisikan "program
pembersihan tubuh dari bibit penyakit", ataupun "mengusir iblis dari antara manusia"!
Pemerintah Munafik dan JAHAT ini, tetap mencoba " menghilangkan
gejala/symptom", tanpa "mengusir kuman penyakit"! Pemerintah Munafik dan JAHAT
ini tidak akan pernah mengenyahkan "laskar iblis bertuhan" itu, dari Maluku maupun
dari POSO! Pemerintah Munsfik dan JAHAT ini tidak akan berusaha menghentikan
"penyebaran dusta dan hasutan dari "laskar iblis", maupun dari "media iblis-republika"
yang diasuh oleh "para cendwan beracun" yang mengunggang agama dengan nama
ICMI! Lihatlah kalimat terakhir di atas! "Media iblis-republika" mencoba menipu dan
membodohi umat bahwa "ke-8 desa Kristen itu musnah, walaupun memiliki 727
pucuk senjata, dll", dan Susilo Bambang Yudhoyono akan merazia senjata-senjata
tersebut, agar masyarakat Kristen POSO bisa digorok lehernya, tanpa mampu
membela diri! Kita sedang berhadapan dengan binatang-binatang yang diternak iblis,
tetapi mengaku sebagai anak-anak Allah!
SOURCE: REUTERS; DATE: 2001-12-04
Fresh communal violence grips east Indonesian town Its chief as well as police denied
the group struck in Poso. "Laskar Jihad has no link (to the attacks). Why you always
ask us when Christians are the victims? You do not ask us when Muslims are being
slaughtered," said forum head Ayip Syafruddin.
JOSHUA:
Babi bergigi mancung yang katanya punya gelar SPI, "sarjana pemuja iblis", dengan
berdarah dingin menjawab dan menyangkal bahwa yang membiadab di POSO hingga
saat ini bukan "laskar iblis" kelaparan dan tak punya tanah garapan, lalu mencium
pantat Arab atas nama Islam, untuk mengemis bantuan "fulus" dan "teroris" untuk
merampok milik dan tanah warga Kristen, dengan restu dari Allah! Allah biadab jenis
apa yang mereka miliki? Jangan-jangan, "mengunyah tahi onta dikatakan mujijat dari
Allah" pula! Baca yang di bawah ini!
SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-12-06
Konflik Poso: Ada atau tidak orang-orang biadab semacam itu, usaha menghentikan
konflik di Poso--seperti juga di Ambon--harus tetap dilakukan. Kalau bisa segera! Bila
perlu dengan mengerahkan seluruh kekuasaan yang ada pada pemerintah dan
negara. Bila terlambat, korban akan terus jatuh. Kebencian dan dendam makin
tertanam. Bila ini terus terjadi, siapa bisa mencegah keadaan akan sampai di sebuah
point of no return--yang mungkin saja mengarah pada tuntutan separatisme.
JOSHUA:
Lihatlah, IBLIS BERIMAN mulai menebar bubuk hitam diantara umat, begitu ada
usaha penghentian konflik, yang menjurus kepada kedamaian, sebab kedamaian
akan melucuti sarung kumal dan sorban laknat mereka! Dengan bertebarannya bubuh
hitam itu, orang tidak akan memiliki jarak pandang yang cukup jauh, sehing ga hanya
terpaku pada jubah dan sorban putih, dan lalu menerimanya sebagai standar
kebenaran! Padahal uang dilihat hanyalah semacam "kubur bercat putih"!
Bersama-sama dengan berbagai "elit Politik, TNI/Polri, Masyarakat dan Agama",
mereka mengubah wajah NEGARA ini semakin terlihat JAHAT dan MENJIJIKAN!
Salam Sejahtera!
JL.
|