From: "Joshua Latupatti" joshualatupatti@hotmail.com
Date: Thu, 29 Nov 2001 05:19:46 +0000
MASAKAN IBLIS MEMPROMOSIKAN DAMAI???
download artikel in print friendly version Tanggapan-tanggapan Joshua Lainnya
Salam Sejahtera!
Saudara-saudara sebangsa,
Anda mungkin sudah sangat bosan terhadap komentar-komentar yang tak
putus-putusnya tentang Maluku! Saya sangat mengerti jika hal itu terjadi pada anda,
sebab saya sendiri sudah sering merasa mual dan ingin muntah, jika diperhadapkan
dengan "usaha penipuan masal" seperti ini! Tetapi saya tidak punya pilihan lain,
kecuali terus berusaha mengimbangi usaha tak beradab seperti ini, demi Maluku, dan
demi Kebenaran!
Pertanyaan di atas memang keras dan saya akui itu! Walau keras, saya tetap harus
mengatakannya, sebab "itulah inti persoalan yang kami hadapi di Maluku! Konflik
Maluku tidak akan sampai berkepanjangan seperti ini, jika sejak semula, "iblis
penghasut umat" dan "perancang kerusuhan Maluku" sudah dibekuk batang lehernya!
Sayangnya PEMERINTAH NEGARA yang JAHAT ini, malah memberikan peluang
bagi "para iblis penghasut dan perancang Konflik Maluku" untuk berusaha
memutar-balikkan kebenaran, karena PEMERINTAH sendiri memiliki andil yang tidak
kecil di dalam KEJAHATAN yang dilakukan atas MALUKU! Karena permainan politik
kotor oknum dan lembaga NEGARA, terbukalah kesempatan bagi "iblis untuk tampil
sebagai malikat"! Inilah dia, yang akan saya telanjangi di depan anda!
SOURCE: REPUBLIKA: DATE: 2001-11-25
Upaya MUI Mencari Solusi di Maluku
Konflik di Maluku yang terjadi dua tahun silam hingga kini belum juga reda. Kendati
pemerintah sudah berupaya mengkhiri pertikaian di Maluku sampai sekarang belum
juga tuntas. Masih tersimpan benih-benih konflik di Maluku. Satu saat siap meletus
kembali.
JOSHUA:
Saya merasa, bahwa inti tulisan ini sudah pernah ditayangkan, tapi sengaja
ditayangkan ulang dengan ‘tambahan bumbu’ di sana-sini, untuk "mengimbangi
kegiatan ‘perkabungan di dalam puasa dan doa’, yang baru saja dilaksanakan oleh
umat Kristen Maluku, dan mendapat simpati besar dari ‘umat Islam Maluku’, yang
‘benar Islam dan benar orang Maluku’!" Mereka buru-buru menonjolkan MUI sebagai
‘malaikat’, karena sangat kuatir bahwa persepsi umat akan berubah dan melihat ujud asli
mereka sebagai ‘iblis’!
Oleh sebab tidak punya "kambing hitam" untuk "memutihkan diri", iblis lalu memulai
argumen penyesatnya dengan pernyataan bahwa "Pemerintah sudah berusaha
mengakhiri konflik, tetapi belum tuntas"! Kenyataannya, "Pemerintah hanya berusaha
untuk menjalankan formalitasnya, tetapi inti permasalahannya tidak disentuh, sebab
sebagian dari "inti permasalahan Maluku, ada pada pemerintah", dan Pemerintah
berupaya melindunginya supaya tidak terungkap di hadapan umum! Sebagai contoh,
bukankah "Ketua MPR", "Wakil Presiden" dan "Menkopolsoskam" juga berhutang
dosa kepada rakyat Maluku?
Para iblis penghasut kemudian mengakhiri argumentasi pendahuluan mereka dengan
kalimat, "Masih tersimpan benih-benih konflik di Maluku. Satu saat siap meletus
kembali", agar "warga Maluku lagi yang terlihat sebagai tukang berkelahi suka
membunuh, semen tara para iblis di dlam bentuk elit politik sipil/militer/polisi,
pemimpin agama dan ormas di Jakarta, lolos dari tuntutan hutang dosa"!!!
SOURCE: REPUBLIKA: DATE: 2001-11-25
Berbagai pihak telah mencoba mencari solusi untuk menciptakan damai di bumi
Maluku. Tapi hasilnya belum sepenuhnya berhasil.
JOSHUA:
Karena begitu menggeloranya nafsu untuk "menampilkan iblis sebagai satu-satunya
malaikat bagi Maluku", faktor nalar menurun drastis, sehingga lahirlah ucapan idiot,
"Tapi hasilnya belum sepenuhnya berhasil."
SOURCE: REPUBLIKA: DATE: 2001-11-25
Konflik berkepanjangan yang meluluhlantakan sejumlah kota dan daerah di Maluku
menimbulkan rasa keprihatinan berbagai kalangan di masyarakat. Menko Polkam
Susilo Bambang Yudhoyono ikut prihatin.
JOSHUA:
Karena begitu prihatinnya, "Susilo Bambang Yudoyono", sampai lupa pada
"matematika SD", bahwa "jumlah Mesjid yang musnah, tidak boleh lebih besar dari
jumlah Mesjid yang ada"! Tolong katakan kepada si "Susilo Bambang Yudoyono",
"Prihatinlah terhadap moralmu yang lumayan rendah itu"!
SOURCE: REPUBLIKA: DATE: 2001-11-25
''Pertikaian di Maluku jangan sampai menjadi tragedi yang berakibat terjadinya
generasi hilang (lost generation). Mereka perlu masa depan untuk kehidupannya.
Oleh karenanya perlu ada pikiran dan hati yang jernih dalam upaya penyelesaian
konflik yang terjadi di sana,'' ungkap Yudhoyono dalam acara peluncuran buku
Merajut Damai di Maluku yang merupakan usaha MUI memberikan kontribusi
pemikiran dalam upaya pemecahan masalah konflik yang terjadi di Maluku.
JOSHUA:
Tolong tanyakan pada si "Susilo Bambang Yudoyono", "Apakah sebuah penipuan
yang dilakukan oleh seorang Menteri terhadap rakyat, lahir dari ‘hati dan pikiran
yang jernih’, atau dari "moral rendah yang dipenuhi oleh niat jahat"? Kami orang
Maluku adalah "orang-orang kasar yang gemar berkelahi", tetapi morsal kami jauh
lebih tinggi hati dan pikiran kami jauh lebih jernih, dan kami bukan orang buta hurup
yang bisa terus-menerus ditipu, olah manusia rendah seperti "Susilo Bambang
Yudoyono"!"
Katakan juga pada Majelis Iblis, MUI, jika hendak memberikan kontribusi bagi
penyelesaian Konflik Maluku, maka mereka harus memulainya dengan menjelaskan
dua hal penting! Pertama, "mengapa mereke merestui seorang Perwira Polisi (aktif)
untuk menjadi Ketua MUI-Maluku, menjelang Konlik Maluku?" Yang kedua, "mengapa
kalian merestui Pembentukan dan Peresmian Posko Lebaran Berdarah dan Tim
Advokasi Lebaran Berdarah, di Al Fatah, oleh MUI-Maluku, 13 hari sebelum
kerusuhan, yaitu pada tanggal 6 Januari 1999?" Tanpa itu, kalian tetap salah satu
"iblis perancang kerusuhan Maluku"! Walau kalian memakai sorban dan jubah putih
yang berlapis-lapis, kalian tidak mampu mencegah bau bangkai yang menyebar dari
dalam diri kalian!
SOURCE: REPUBLIKA: DATE: 2001-11-25
Konflik yang terjadi di Maluku merupakan sesuatu yang laten. Masalah ini tak dapat
dilepaskan dari pengaruh kolonial Belanda dan Portugis dalam melakukan
penyebaran agama. Itu dimulai dengan usaha VOC pada awal abad ke-17 yang
tengah membangun penguasaan atas pusat perdagangan cengkeh di Maluku.
JOSHUA:
Siapa yang lebih dahulu "penipu idiot"? Bagaimana "VOC yang memulai", sedangkan
"Portugis datang lebih dahulu"? Sudah saya katakan, kalian tidak mungkin mencegah
menyebarnya "bau bangkai yang berasal dari dalam diri kalian"! Semakin kalian buka
mulut, semakin tajam bau bangkai yang tercium"! Mari kita endus bau bangkai yang
lain!
SOURCE: REPUBLIKA: DATE: 2001-11-25
Warga setempat yang semula menganut kepercayaan tradisional ditekan untuk
menganut agama kalangan misionaris Belanda. Dengan cara itu, mereka berharap
dapat menggalang kekuatan warga setempat berperang melawan kesultanan muslim
demi memperkuat kedudukan VOC di tanah Maluku.
JOSHUA:
Ada "kepercayaan tradisional", dan ada "kesultanan muslim" di Maluku! Apakah
Islam adalah "kepercayaan tradisional" orang Maluku? Tidak! Artinya, kalian sengaja
menyembunyikan kenyataan bahwa "Pedagang Arablah yang pertama mengubah
"kepercayaan tradisional" sebagian orang Maluku menjadi Islam"! Melihat "perbuatan
biadab si Osama ‘setan teror’ Laden, Arab yg. mengaku berjalan di jalan Allah",
mengapa tidak mungkin bahwa Pedagang Arablah yang pertama menimbulkan Konflik
di antara orang Maluku? Kalian sengaja menyembunyikan kemungkinan ini kan?
Saya tidak menyangkal bahwa ada orang Maluku yang ‘memihak Belanda’, tetapi
harus diakui bahwa yang memihka Belanda tersebut adalah "Salam dan Sarani
Maluku"! Saya juga tidak akan menyangkal bahwa yang memihak Belanda lebih
banyak Kristennya dari Muslimnya, tetapi bahwa RMS mencatat adanya bekas KNIL
yang bernama "Sersan Ohorella", Muslim asal Desa Islam Tulehu, sebagai salah satu
Komandan Pasukan RMS, menguatkan pernyataan saya di atas! Selain itu, harus
diakui bahwa Perjuangan Pattimura untuk menentang Belanda, lebih banyak diwarnai
dengan warga Kristen Maluku! Yang menghianati Pattimura, bagi Belanda, juga orang
Kristen Maluku! Artinya, Penjajahan Portugis dan Belanda, "tidak mengakibatkan
perseteruan antara warga Salam (Muslim) dan Sarani (Kristen) Maluku! Sebaliknya,
adat Maluku "Pela-Gandong", malah bertumbuh subur dan melahirkan damai
sejahtera di Maluku selama ratusan tahun! Di dalam suasana Persaudaraan
Salam-Sarani itulah, pendatang Muslim asal Buton dan Makasar, bisa hidup damai
selama ratusan tahun, dan sebagian besar dari mereka, beranak cucu di atas "tanah
adat De-sa-desa Kristen! Bau bangkaimu semakin menyengat hidung kan, MUI?
SOURCE: REPUBLIKA: DATE: 2001-11-25
Harus diakui pula ada faktor lain yang memicu konflik Maluku. Misalnya perseteruan
politik lokal yang terjadi di sana. Pada waktu itu, ketika gubernur Maluku pertama
dijabat oleh J Latuharhary menjadi personalan bagi kaum muslim yang banyak
mendiami Maluku Utara. Mereka menganggap Latuharhary tidak menghormati kaum
Muslim karena tidak mau berkantor di Ternate. Selain tu, ada diskriminasi perekrutan
dalam menduduki jabatan Pemda tingkat I Maluku.
JOSHUA:
Argumentasi kalian terlalu "kerdil" dan "kotor", MUI! Kalian tidak bisa menggunakan
istilah "tidak menghormati kaum Muslim" dari arah Maluku Tengah, karena terhalang
adat Persaudaraan Pela-Gandong, Salam-Sarani! Oleh sebab itu, kalian mencoba
menyisipkan Maluku Utara ke dalam "teori sampah" kalian! Padahal Ambon sudah
menjadi "Pusat Maluku" sejak ratusan tahun! Jika Muslim Maluku Utara memang
sangat fanatik terhadap Ternate , sehingga menuntut Latuharhay untuk
menjadikannya sebagai Pusat Pemerintahan Daerah Maluku, "mengapa setelah
Maluku Utara menjadi Porpinsi, mereka bertengkar tentang Ibu Kota Propinsi, antara
Ternate dan ‘kota baru’ di Pulau Halmahera? Sarung kumalmu semakin melorot,
MUI!
Apa yang kalian sebut sebagai "perseteruan politik lokal", antara Basudara
Salam-Sarani Maluku, tidak pernah jadi begitu memburuk, seperti ketika "Drs. Akip
Latuconsina" menjadi Gubernur di Maluku, sebagai "alat perusak Pela-Gandong bagi
si Habibie dan ICMI"! Di bawah Gubernur Latucoinsina-II, justeru Maluku terperosok
semakin dalam ke lumpur perpecahan yang berbau politik tetapi berbungkus agama!
Padahal, orang Maluku sebelumnya tidak pernah mau pusing, apakah yang menjadi
Gubernur itu Salam atau Sarani, sebab "sama saja"! Latumahina yang Kristen, tidak
sampai menjadi Gubernur Maluku (hanya pejabat), bukan karena ulah Salam Maluku,
tetapi karena diganjal oleh Sarani Maluku juga (Parkindo)! Lihatlah "tiang Kristen di
Mesjid" dan "tiang Islam di Gereja", supaya kamu sadar, sampai berapa dalam,
Salam-Sarani bersaudara"!
SOURCE: REPUBLIKA: DATE: 2001-11-25
Masalah itu berkelanjutan bahkan terjadi pemilahan agama dalam menentukan posisi
yang akan dijabat dalam Pemda Maluku. Selain adanya pengaruh dari gejolak politik
lokal, terjadi pula pergeseran struktur masyarakat. Penilaian ini dikemukakan oleh
Antropolog UI Parsudi Suparlan."Penyebab utama konflik Ambon adalah pergeseran
kebudayaan dominan dari Ambon Kristen menjadi Buton, Bugis, Makasar (BBM)
Islam," ujarnya.
JOSHUA:
Katakan kepada "antroplog dungu" itu, dia hanya layak untuk mengunyah tali sepatu
saya!!! Apakah orang UI memang seidiot si "Parsudi Suparlan" ini? Dosen UI, si
"sosiolego Imam Prasodjo" mengemukakan argumentasi "kecemburuan warga asli
Maluku terhadap kemajuan ekonomi pendatang Muslim", lalu si "antropolego Parsudi
Suparlan", mengemukakan "dominasi budaya Muslim BB M atas Budaya Maluku
yang Kristen", sebagai pemicu Konflik, yg. tentunya berasal dari pihak Kristen!
Padahal, "gembel" yang bertebaran di pasar dan emperan toko, bukan warga asli
Maluku, apalagi yang Kristen! Apakah ada "produk budaya Muslim BBM" yg muncul
di Blantika Budaya Nasional, maupun Internasioal, atas na ma Maluku"? Antropolog
idiot mental bobrok, mau jual isi otak keledainya di Maluku?!
SOURCE: REPUBLIKA: DATE: 2001-11-25
Dalam buku yang diterbitkan MUI ini diungkapkan bahwa terdapat pengaruh adanya
pergeseran politik nasional serta internasional yang terasa dalam isu yang tercuat
tentang Republik Maluku Selatan (RMS).
JOSHUA:
Yang terjadi adalah "usaha penghijauan oleh ICMI, dengan penyebaran "teori dungu
Habibie-proporsionalitas", yang dipaksakan ke Maluku, untuk merusak adat dan
Persaudaraan Pela-Gandong, melalui "banjir transmigrasi Muslim luar Maluku (legal
dan ilegal), terutama dari "derahnya Habibie" sendiri, dan yang "dikontrol dari Al
Fatah, melalui pertemuan dan indoktrinasi sistematis kepada pelajar, tukang becak,
dll., hingga penjual tas kresek di pasar ikan!
Untuk melucuti sarung bau apak kalian (MUI) tentang RMS, biarlah "Basudara Salam
saya, bu Umar Santi" yang melakukannya!
SURAT TERBUKA KEPADA WARGA MUSLIM DI MALUKU
Assalamu Alaikum,
Perjuangan untuk Negara RMS yang merdeka dan berdaulat adalah bukan untuk
bangsa Maluku/ Alif’uru, yang beragama kristen, saja (seperti yang senantiasa
dipropagandakan oleh Laskar Jihad dan Laskar Mujahidin), tetapi untuk seluruh
bangsa Maluku/Alif’uru dengan tidak menghiraukan agama. Wassalamu’alaikum
warahmatullahi wa barakatuh, Umar Santi, Wakil Front Kedaulatan Maluku untuk
Eropa
JOSHUA:
Terima Kasih Basudara beta! Selanjutnya ada beberapa paragraf yang saya ‘hapus’
, karena hanya berisikan "teori sampah" dari si Majelis Iblis yang tidak perlu
ditanggapi!
SOURCE: REPUBLIKA: DATE: 2001-11-25
Dipaparkan pula secara detail kronologis rangkaian konflik yang terjadi di Maluku.
Konflik yang meletus di Maluku tak dapat dilepaskan dari kasus yang terjadi
sebelumnya seperti konflik berdarah yang terjadi di Ketapang, Jakarta.
JOSHUA:
Justeru Kerusuhan Ketapang itu "harus" dikaitkan dengan Konflik Maluku, karena
Peristiwa Ketapang memperlihatkan SKENARIO NASIONAL untuk merusuhkan
Maluku! Pelepasan para preman asal Maluku dengan syarat "tanpa tuntutan asalkan
pulang ke Maluku", lalu serta-merta "mengkambing-hitamkan mereka", setelah
Konflik pecah di Ambon, adalah sejenis akal-bulus yang terlalu sederhana untuk
menutupi KEJAHATAN NEGARA!
SOURCE: REPUBLIKA: DATE: 2001-11-25
Begitu pula peristiwa yang terjadi pada tanggal 18 November 1998, yakni insiden Batu
Gajah. Insiden ini bermula sebagai demonstrasi mahasiswa yang mayoritas kristen,
kemudian terjadi bentrok dengan pihak keamanan di depan Komando Resor Militer
(Korem) serta kebetulan komandan Korem tersebut, Kol Inf Hikayat, seorang Islam.
Kejadian ini menyebabkan sentimen agama yang makin kuat serta dengan segera
menyulut pertikaian di Maluku.
JOSHUA:
Demo Mahasiswa adalah demo yang tidak berlandaskan agama! Walaupun perkiraan
kasar dapat mengatakan bahwa Mahasiswa Kristen yang dominan, tidak pernah ada
penghitungan dan pencatatan resmi tentang hal itu, sebab "memang bukan itu
dasarnya"! Sebaliknya "giliran demo mahasiswa Universitas Darusalam dan STAIN
yang paling dikuatirkan, karena adanya penyusupan para preman dari Pasar, dengan
tujuan-tujuan tertentu, misalnya bahwa toko-toko milik orang Tionghoa terpaksa
memberi minuman dan makanan gratis, setelah demo (ini saya saksikan sendiri)!
Demo itu tidak akan berubah menjadi rusuh, jika tidak ada yang melempari
asrama/markas TNI! Ketika "pelakunya" ditangkap, dia bukan Mahasiswa, tetapi
"anggota TNI sendiri, yang menyusup ke dalam barisan Mahasiswa"! Berhentilah
mencakar "sampah" untuk menyuapi umat yang tidak tahu-menahu tentang Maluku!
SOURCE: REPUBLIKA: DATE: 2001-11-25
Menyusul insiden Batu Gajah itu kerusuhan di Maluku kian meluas. Awalnya,
serangan tanggal 19 Januari 1999 yang bertepatan dengan hari raya Idul Fitri. Sekitar
16.30 sore, ratusan orang yang ditengarai berasal dari kampung Aboru, Kudamati,
dan Belakang Soya, Kodya Ambon mendadak menyerang perkampungan muslim
Batu Merah.
JOSHUA:
Sekali "iblis", tetap "iblis"! Apakah kalian tidak punya malu, hai manusia-manusia
peracun iman? Dulu kalian mencoba mengarang cerita bahwa "Kerusuhan dimulai
dengan penyerangan dan penembakan terhadap Jemaah Muslim yang sedang
bersembahyang Ied di Lapangan Merdeka, Ambon". "Peristiwa itu terjadi pada pagi
hari, 19 Januari 1999", tanpa korban dan disusuli dengan "silaturahmi warga Kristen
ke warga Muslim"?! Sekarang kalian mengarang "dusta yang baru" lagi, Majelis Iblis.
Yang berbatasan dengan Desa Muslim Batumerah adalah Daerah Kristen Mardika!
Mengapa warga Kristen Mardika tidak ada didalam daftar penterangmu, penipu
beriman? Apakah mungkin, menurut otak bejad kalian, bahwa "warga Kristen
Belakang Soya dan Kampung Aboru, membakar rumah-rumah warga Kristen
Mardika" dan "warga Kristen Kudamati membakar rumah dan Gereja warga Kristen
Silale"? Dua daerah Kristen itu adalah "korban pertama dari Lebaran Berdarah yang
kalian rancang di Al Fatah"! Kalian, "iblis berjubah Ulama", bukannya hendak "merajut
damai di Maluku", tetapi berniat untuk "menganyam tipu muslihat pembungkus
kejahatan kalian atas Maluku"!
SOURCE: REPUBLIKA: DATE: 2001-11-25
Setelah itu konflik tak hanya terjadi di Ambon tapi meluas ke Seram bahkan ke
Maluku Utara. Buah konflik merugikan semua pihak, baik Islam maupun Kristen.
Sejumlah fasilitas umum serta tempat ibadah porak poranda.
JOSHUA:
Berhentilah dengan "narasi dramatis penuh dusta"! Setelah Konflik pecah, bukannya
"Kodam Trikora yang ditugaskan untuk mengurusi wilayahnya, tetapi Kodam
Wirabuana, Makassar, yang di-Panglima-i oleh Muslim Maluku, "Suaidi
Marasabessy", dan atas perintah "Wiranto", untuk melakukan "pembalasan
berbungkus pengamanan" atas warga Kristen Maluku! Tanyakan kepada si Kalilolo
goblok itu, apakah dia merasa rugi atau tidak, sebab setelah "bermain
kucing-kucingan dengan TIM-19nya yang mandul, itu, Suaidi Marasabessy justeru
masuk Mabes TNI dengan pangkat yang setingkat lebih tinggi! Pesan untuk
"Wiranto", "pikir masak-masak, sebelum kamu menuntut Dr. Tomagola, sebab
kejahatan kamu terlalu nyata!"
SOURCE: REPUBLIKA: DATE: 2001-11-25
Mencermati konflik di Maluku wajar saja MUI terus mencari jalan untuk solusi damai
bagi kedua belah pihak. "Konflik yang terjadi di Maluku hanya akan menimbulkan
kesengsaraan bagi seluruh masyarakat serta merusak sendi-sendi penghidupan juga
harkat manusia. Tak ada yang menang dalam pertikaian demikian baik jangka pendek
maupun jangka panjang," tegas Ketua MUI, Amidhan, dalam pengantar buku ini.
JOSHUA:
MUI tidak pernah tahu, apa itu "harkat dan martabat manusia"!!! Masakan sebuah
Majelis Ulama yang "menggunakan kaidah agama sebagai senjata politik dan alat
pemeras Ayinomoto, memiliki harkat dan martabat manusia? MUI tidak pernah tahu
tentang kesengsaraan umat, sebab mereka "berdiri di atas umat yang sengsara
karena hasutan dan pembodohan yang mereka lakukan"!
SOURCE: REPUBLIKA: DATE: 2001-11-25
Mengingat konflik antarumat beragama yang berkepanjangan itu, MUI melalui tim
penulisnya mencoba melakukan terobosan di dalam kebekuan penyelesaian konflik
yang berlarut-larut. Mereka memberikan solusi dan rekomendasi. Dari segi
kemanusiaan, pemerintah pusat menjadikan penanganan masalah kemanusiaan
sebagai program pertama karena konflik telah melahirkan penderitaan luar biasa pada
masyarakat Maluku baik Muslim maupun Nasrani.
JOSHUA:
Jika hendak membwa damai ke Maluku, "terobosi dulu jubah Ulama pembungkus
moral dan akhlak kalian yang berbau busuk itu", barulah kalian layak untuk itu! Saya
percaya, hal ini tidak akan bisa kalian lakukan, karena dosa laknat kalian terlalu
besar di Maluku, dan kalian ketakutan bahwa suatu saat, umat akan tahu "siapa
kalian sebenarnya"!
SOURCE: REPUBLIKA: DATE: 2001-11-25
Segi keamanan, MUI merekomendasikan tiga pendekatan; menghentikan pertikaian
yang terjadi, mencegah terjadinya konflik fisik baru, serta mewujudkan rasa tenteram
masyarakat untuk menjalani kehidupan baru secara damai. Titik kritis masalah
pengamanan ini adalah manajemen operasi yang harus mampu menjangkau seluruh
wilayah Maluku secara efektif serta menyangkut netralitas atau kecurigaan
masing-masing kelompok yang bertikai.
JOSHUA:
Di sini, "sifat iblis" kalian kembali dinyatakan, walaupun kata-katanya dari redaksi
para Malaikat! Manusia bisa hidup di dalam damai, jika "iblis di antara manusia itu
disingkirkan", dan iblis itu adalah "laskar biadab beriman" yang disponsori juga oleh
MUI! Kami warga Salam-Sarani Maluku sudah tahu, siapa "penyebab dan
pelanggeng" kerusuhan ini! Dengarkanlah pesan Basudara Musim Maluku ini!
SURAT TERBUKA KEPADA WARGA MUSLIM DI MALUKU
Assalamu Alaikum,
Mari bersama-sama kita mengusir Laskar Jihad dan Laskar Mujahidin segera keluar
dari bumi Maluku. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh, Umar Santi,
Wakil Front Kedaulatan Maluku untuk Eropa
SOURCE: REPUBLIKA: DATE: 2001-11-25
Masalah agama dalam rekomendasi MUI juga menjadi hal yang sangat penting.
Sebab agamalah yang telah menjadi alasan formal dalam pertikaian yang
berlarut-larut di Maluku. MUI mengharapkan para pemuka agama baik Islam maupun
Kristen berani mengakui bahwa konflik yang terjadi sejak Perang Salib sampai tragedi
Bosnia sesungguhnya tidak bersumber dari ajaran agama melainkan pada
kepentingan politik dan kekuasaan orang-orang tertentu.
JOSHUA:
Mulut busuk kalian berkata "merajut Damai di Maluku", tetapi moral iblis kalian
berusaha menutupi kebusukannya dengan "menimpakan kesalahan kepada warga
Kristen Maluku", sambil memutar-balikan kenyataan tentang Perang Salib! Mengapa
harus ada Perang Salib? Perang Salib bukanlah Perang untuk memperluas wilayah
Kekristenan, tetapi untuk "menghadapi expansi ‘berpedang’ Muslim Arab ke
Eropah! Jangan menggunakan "ciri-ciri yang salah untuk menghakimi warga Kristen
Maluku, sebab Osama ‘setan teror’ Ladenpun tidak dugunakan sebagai ciri-ciri
umat Islam Maluku! Lihat Taliban di Afganistan, KMM di Malaysia, Moro di Pilipina,
pendatang Albania di Macedonia, lalu "tutuplah mulut busuk kalian, MUI! Kami,
Salam dan Sarani Alif’uru, punya ciri-ciri sendiri yang tidak akan pernah bisa
dimengerti oleh nenek moyangmu!
SOURCE: REPUBLIKA: DATE: 2001-11-25
Kita berharap, semoga rekomendasi yang diajukan bukan sekadar harapan belaka.
Semoga menjadi suatu trigger bagi ummat serta lembaga yang menaungi kedua
belah pihak untuk dengan tulus berdamai tanpa ada pretensi atau pun perasaan
apriori antar mereka. Kapan lagi akan terajut kedamaian di Maluku kalau tidak dari
sekarang. ferry/bud
JOSHUA:
Kedua belah pihak adalah "Salam-Sarani Maluku", dan sisanya adalah racun bagi
kami! Siapapun yang berbicara tantang damai di Maluku, tenpa menyinggung
pengusiran benalu "laskar biadab beriman", dari Maluku, adalah "iblis berjubah
malaikat, yang punya dosa terhadap Maluku"! Kembali lagi saya bertanya:
"MASAKAN IBLIS MEMPROMOSIKAN DAMAI???"
"YANG BISA MERAJUT DAMAI DI MALUKU ADALAH RAKYAT MALUKU SENDIRI,
RAKYAT ALIF UR"!
Salam Sejahtera!
JL.
|