Suasana Hari Raya Idul Fitri di Ambon Sepi
Hilversum, Selasa 18 Desember 2001 06:00 WIB
Meski tidak terjadi insiden serius pada Hari Raya Lebaran di
Ambon, Ahad kemarin namun ketegangan memuncak
kembali menyusul insiden ledakan di Kapal Motor Kayu
Kalifornia minggu lalu. Empat penumpang kapal tewas dan
lebih 40 lainnya menderita luka dalam peristiwa ini.
Menurut Victor Joseph dari siaran radio Suara Maluku di
Belanda yang sedang berada di Ambon, suasana Hari Raya
Idul Fitri di Ambon sepi dan sejumlah besar petugas
kemanan disebar di tempat tempat strategis.
Viktor Joseph [VJ]: Beta sendiri pada waktu itu berada di
daerah kristen, saya ingat pada waktu malam takbiran, dan
hari rayanya, sepi di mana-mana. Dan yang paling
menonjol yaitu aparat banyak sekali di jalan-jalan. Tapi
mereka juga siaga satu. Tapi itu ada hubungannya dengan
serangan kali lalu, yaitu kapal kayu Kalifornia, bom
meledak, yang luka kira-kira empat puluh orang, dan yang
meninggal dunia sepuluh orang, termasuk satu orang warga
negara Belanda asal Maluku.
Oleh karena itu, emosi yang ada di kota Ambon, dalam
rangka itu, banyak sekali aparat keamanan, tetap sampai
sekarang tidak tahu siapa pembom itu.
Radio Nederland [RN]: Bagaimana kondisi emosi
orang-orang biasa yang Anda jumpai di lapangan, apakah
mereka khawatir atau merasa senang begitu?
[VJ]: Kesannya, karena mungkin terjadi apa yang terjadi
dengan kapal Kalifornia, terjadi ketegangan lagi. Saya lihat
di mana-mana suatu suasana yang pesimistis, oleh karena
sudah tiga tahun kerusuhan berjalan di Maluku, dan
memang tokoh masyarakat dan agama, mereka juga pada
umumnya pesimistis karena apa yang terjadi di kapal
Kalifornia itu. Secara emosi, orang-orang yang tadinya mau
bakar walikota tapi dihalangi, ini tanda-tanda bahwa
mereka lebih keras terhadap pemerintah setempat. Oleh
karena negosiasi sebenarnya tidak berhasil. Pada umumnya
orang sekarang lebih pesimistis.
[RN]: Anda sendiri tahun 2000 sempat berkunjung ke
Ambon, apakah Anda melihat perbedaan dengan kondisi
sekarang?
[VJ]: Berbeda sekali, antara tahun kemarin beta ke Ambon,
bedanya itu tadi, pesimisme itu. Tahun lalu memang ada
ketegangan, tapi mereka masih, seumpama satu golongan
baku baik, jadi muslim dan kristen cari jalan keluar, untuk
bertemu.
Tapi, tahun 2001, terlebih berhubungan dengan apa yang
terjadi minggu lalu, oleh karena insiden semacam itu, yang
menurut isu, muslim dan kristen dibayar, untuk bikin kacau.
Nah dibandingkan dengan tahun lalu, situasinya sekarang
lebih buruk.
Demikian tadi wawancara dengan Viktor Joseph dari Radio
Suara Maluku Belanda.
© Hak cipta 2001 Radio Nederland Wereldomroep
|