PDA, SAAT INI


Beberapa vendor, baik ponsel maupun PDA, berusaha untuk memberikan solusi dengan mengeluarkan berbagai produk yang meng-kolaborasikan kedua perangkat beda aliran tersebut. Hasilnya adalah banjirnya perangkat-perangkat evolusi dari PDA dan ponsel, sebut saja beberapa di antaranya adalah XDA-02, Ipaq dengan GPRS jacketnya, Siemens dengan SX-45 dan SX-56, dan HP 928 yang semuanya menggunakan sistem operasi Pocket-PC. Sedangkan perangkat dengan PalmOS adalah Handspring-Treo, Samsung (Sekarang Samsung pindah ke Pocket-PC), Sagem dan sebagainya. Dan yang mendukung SYMBIAN (dahulu disebut EPOC) adalah dari Nokia dan SonyEricsson. Banyaknya produk-produk tersebut, bukannya menjawab pertanyaan Anda, tetapi malah menambah kebingungan dalam memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan.

Kalau dilihat sepintas, semua produk tersebut memang punya kesamaan, yaitu sama-sama PDA dan sama-sama bisa buat menelepon. Tapi bila Anda melihat lebih dalam lagi, maka akan tampak perbedaan-perbedaan di antara perangkat yang memang pada awalnya sudah berbeda tujuan kegunaannya. Karena induknya berbeda, maka akan membuat perangkat tersebut hanya cocok kalau Anda memilihnya dengan tepat, sesuai dengan fungsi yang memang Anda perlukan.

Digicom membedakan perangkat-perangkat tersebut menjadi dua kategori berdasarkan fungsi dasar-nya, yaitu PDA-Ponsel dan Ponsel-PDA (Smartphone). Jangan bingung dengan sebutan yang bolak-balik ini, karena sebutan ini untuk membedakan PDA yang diberi tambahan ponsel (PDA-Ponsel) dan ponsel yang ditanamkan PDA (Ponsel-PDA). Kita lihat saja perbedaan-perbedaan di antara kedua produk tersebut.

Ponsel-PDA (Smartphone)
Belakangan ini, handphone semakin dijejal bermacam perangkat atau fungsi tambahan, termasuk Personal Digital Assistant (PDA). Apa sih yang disebut PDA itu? PDA adalah perangkat pembantu untuk mengingat atau mencatat segala sesuatu mengenai aktifitas yang akan atau sudah dilakukan. Sekretaris digital pribadi, demikian sebagian orang menyebutnya. Memang bukan hanya itu fungsi PDA. Karena pada saat ini, fungsi PDA sudah menyerupai sebuah komputer saku dengan kemampuan yang sungguh menakjubkan.

PDA pada ponsel, pada awalnya adalah sebuah pengingat yang diberikan nada alarm. Misalnya, Anda punya janji pada tanggal dan jam tertentu, maka Anda bisa menginputnya pada ponsel (Schedule). Jika waktu yang dimasukkan telah tiba, ponsel tersebut akan berteriak mengingatkan janji penting Anda. Fungsi PDA lainnya adalah pencatat nama dan nomor telepon, kemudian ditambahkan currency converter, bahkan perekam suara meski hanya beberapa detik.

Kemudian, Nokia mengeluarkan ponsel PDA yang lebih maju, yaitu komunikator 9000. Produk ini mirip dengan komputer saku dengan ukuran layar yang lebar. Kemampuan menerima masukan, bukan hanya nama dan nomor pada phonebooknya, tapi juga telepon kantor, fax, alamat rumah dan data lainnya. Dilengkapi dengan pembuat catatan, dan dapat ditambah aplikasi-aplikasi lainnya. Sayangnya, masih agak bongsor untuk ukuran ponsel, sehingga takkan muat di saku Anda. Sejalan dengan waktu, Nokia menjalankan program diet untuk komunikator-nya. Maka, pada seri 9110 tampil lebih langsing, dan pada seri 9210 sudah dipercantik dengan layar berwarna. Tapi bukan hanya Nokia satu-satunya pembuat ponsel PDA, beberapa vendor yang lain juga meluncurkan ponsel PDA mereka, seperti Sony Ericsson yang mengadopsi Symbian sebagai operating system mereka, dan Motorola dengan system propietary (Nantinya kerja sama dengan Microsoft).

Dinamakan ponsel PDA, karena fungsi yang paling diutamakan adalah ponsel ketimbang PDA-nya. Yang dimaksud fungsi ponsel, adalah kemudahan Anda mengakses tombol angka dan tombol panggil, karena memang sudah disediakan. Misalnya, Nokia 9210 dan P800 yang punya tombol numerik dan tombol panggil di depannya. Kemampuan untuk mengirim SMS, EMS dan MMS, lalu kemampuan WAP browsing selain internet browsing. Mendukung SIM toolkit dan bisa menjalankan aplikasi J2ME alias java untuk mobile.

Karena segi ponsel yang lebih diperhatikan, maka pada bagian PDA-nya menjadi sangat kedodoran. Misalnya, Anda tidak akan diberi kesempatan untuk bekerja dengan PDA-nya kecuali sekedar melihat-lihat atau cuma mengoreksi pekerjaan yang sudah dikerjakan di komputer desktop. Contohnya, Anda hanya akan bisa melihat file excel, word, powerpoint dengan viewernya. Processor untuk menjalankan aplikasi PDA yang ditanamkan, tidaklah terlalu cepat, makanya ketika memutar file video agak terpatah-patah (choppy). Walaupun demikian, untuk hal yang lainnya sih sudah termasuk oke untuk ukuran sebuah PDA.

PDA Ponsel
Walaupun tidak diberi nama smartPDA bagi perkawinan PDA dengan ponsel, tapi dari sisi PDA-nya lebih smart dibanding dengan saudaranya, smartphone. Ponsel pada PDA lahir lebih dikarenakan para vendor melihat kebutuhan para pengguna PDA akan koneksi wireless. Walaupun PDA diberi ponsel menyelesaikan banyak masalah, terutama kerepotan membawa banyak peranti (dalam hal ini ponsel dan PDA), tapi bukan berarti tidak bermasalah. Masalah yang paling utama adalah daya tahan baterei yang memang dari sononya sudah boros, apalagi kalau ditambah ponsel, tentunya bisa Anda bayangkan. Borosnya baterei, dikarenakan pada PDA digunakan processor yang mengutamakan kecepatan, sehingga mengkonsumsi daya lebih besar dari processor pada smartphone.

Pada PDA, Anda serasa membawa komputer ke manapun Anda pergi, karena mampu menjalankan aplikasi-aplikasi yang mendekati aplikasi desktop komputer. Sebagai contoh, Anda bisa mengetik di dalam Word (PocketWord), Excel (Pocket Excel) dan lain-nya, bahkan Anda bisa menambahkan keyboard external untuk melakukan pekerjaan Anda. Karena processor yang digunakan cukup kencang, maka aplikasi multimedia juga dapat dijalankan dengan mulus. Browser yang diintegrasikan adalah internet browser, dan java untuk web-browser. Umumnya tidak mengenal SIM toolkit, walau sudah mendukung GPRS. Karena lebih diutamakan fungsi pada PDA-nya, sehingga beberapa fungsi ponsel ketinggalan dan lupa dimasukkan. Contohnya pada 02, Anda takkan pernah tahu siapa pengirm SMS kepada Anda, karena hanya ditampilkan nomor pengirimnya saja (02 sudah menyediakan patch-nya, silakan download di website resmi mereka.) Atau cobalah buka SMS gambar yang dikirimkan rekan Anda, hasilnya adalah sederet huruf tak beraturan, plus kotak-kotak.

SmartPhone versus SmartPDA
Lalu setelah penjelasan di atas, apa dong jawabannya? Tentu saja jawaban yang paling tepat adalah berpulang kembali kepada Anda, apakah Anda lebih memerlukan sebuah PDA ketimbang ponsel, atau sebuah ponsel dengan PDA yang seadanya?

Perbedaan yang menyolok pada keduanya adalah desain dan ukuran. Pada Smartphone, umumnya dibuat sekecil mungkin. Hal ini karena filosofi dari ponsel adalah kecil, ringan, mudah dikantongi, baterei tahan lama, dan kemudahan untuk mengakses fungsi ponsel seperti tombol numerik yang gampang dipencet. Percayalah, dengan tombol numerik, Anda akan mudah memutar nomor atau mengisi ulang pulsa ketimbang Anda menggunakan layar sentuh.

Bila Anda memilih PDA-ponsel, maka Anda mesti bersiap kehilangan sebagian fasilitas yang ada pada ponsel. Anda akan ketinggalan gambar-gambar lucu yang dikirim teman-teman Anda via SMS. Selain itu, Anda juga harus bersiap-siap untuk men-charge PDA-ponsel hampir setiap malam. Jadi, pertimbangkanlah keperluan Anda sendiri. Bila Anda memilih Ponsel-PDA, berarti Anda rela untuk tidak menikmati aplikasi-aplikasi yang menarik, seperti game-game 3D dan aplikasi lainnya, dan lupakanlah pekerjaan Anda sampai Anda tiba di kantor atau rumah.

Memang, di antara keduanya belum ada yang sempurna. Formula penggabungannya belum ditemukan yang benar-benar pas dan oke buat Anda yang menginginkan peranti yang perfect. Bukannya tidak bisa, mungkin lebih kepada faktor bisnis dan strategi persaingan saja. Setidak-tidaknya, kedua peranti tersebut masih menerima untuk menjalankan program aplikasi selain yang sudah diisi oleh pabrik. Jadi, masih bisa mengoptimalkan peranti Anda dengan bantuan-bantuan software dari luar.

Jika Anda ingin membeli perangkat tersebut, pastikan bahwa perangkat yang Anda pilih dapat di-expand. Misalnya, memory-nya bisa ditambah, sehingga Anda tak perlu lagi membeli perangkat baru dalam waktu dekat.

Sampai di sini, sudahkah Anda menentukan pilihan akan membeli yang mana? Pilihlah dengan bijaksana, agar investasi Anda tidak sia-sia . Apalagi, perangkat tersebut harganya tidaklah murah. Selamat memilih..!

(Yusup CW/Majalah Digicom edisi Februari 2003)

ke artikel lain