KEBENARAN ISLAM VS KRISTEN BERDASARKAN AL QUR’AN DAN ALKITAB

Dalam kepercayaan Kristen, terdapat dogma sebagai berikut:

  1. Semua manusia dari zaman dulu sampai sekarang berdosa akibat dosa yang dilakukan Adam dan Hawa yaitu memakan buah terlarang. Dosa ini disebut dosa warisan.
  2. Untuk menebus dosa warisan itu, maka Allah, Tuhan Bapa, mengutus Anaknya, Tuhan Yesus, untuk disalib guna menebus dosa seluruh manusia. Dengan penyaliban Yesus, maka manusia yang percaya bahwa Yesus adalah Juru Selamat tertebus dosanya, apa pun yang mereka perbuat.
  3. Agama Kristen mengenal 3 Oknum Tuhan, yaitu Tuhan Bapa (Allah), Tuhan Anak (Yesus), dan Roh Kudus. Mereka menganggap ketiganya adalah satu kesatuan yaitu Trinity (3 Oknum yang merupakan 1 Tuhan).

Agama Islam mengkoreksi kesesatan yang dilakukan oleh ajaran Kristen tersebut.

Jika ajaran Kristen menganggap jika satu orang berdosa manusia yang lainnya juga ikut berdosa, demikian pula sebaliknya seperti yang dikatakan dalam Roma 5:18-19, maka Islam tidak demikian.

"Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup.

Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar".( Roma 5:18-19)

Islam mengajarkan bahwa setiap orang hanya menanggung dosa atas perbuatannya sendiri dan tidak menanggung dosa orang lain. Sebagai contoh, jika seorang kakek melakukan pembunuhan, maka tidaklah adil jika anak cucunya yang tidak bersalah juga dianggap berdosa dan dihukum mati atau dipenjara.

"Barangsiapa yang kafir maka dia sendirilah yang menanggung (akibat) kekafirannya itu; dan barangsiapa yang beramal saleh maka untuk diri mereka sendirilah mereka menyiapkan (tempat yang menyenangkan)," (Ar Ruum:44)

"Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Dan jika seseorang yang berat dosanya memanggil (orang lain) untuk memikul dosanya itu tiadalah akan dipikulkan untuknya sedikitpun meskipun (yang dipanggilnya itu) kaum kerabatnya. Sesungguhnya yang dapat kamu beri peringatan hanya orang-orang yang takut kepada azab Tuhannya (sekalipun) mereka tidak melihatNya dan mereka mendirikan sembahyang. Dan barangsiapa yang mensucikan dirinya, sesungguhnya ia mensucikan diri untuk kebaikan dirinya sendiri. Dan kepada Allah-lah kembali (mu)." (Al Faathir:18)

Lihat betapa adilnya Allah sebagaimana firmannya dalam Al Qur’an. Seseorang hanya berdosa akibat perbuatannya sendiri, sebaliknya seseorang juga mendapat pahala akibat perbuatan baiknya sendiri.

Sebaliknya kita dapat menyatakan bahwa jika anak dan cucu dianggap bersalah dan harus dihukum karena perbuatan jahat kakeknya, maka jelas ajaran tersebut bukan cuma tidak adil secara logika dan akal sehat, tapi juga sesat karena tak sesuai dengan firman Tuhan.

Jadi tidak benar seluruh manusia berdosa akibat dosa yang dilakukan oleh Adam. Sebaliknya, tidak benar pula jika "Dosa" seluruh manusia terhapus hanya karena Anak Tuhan disalib atau dibunuh oleh manusia. Masak karena dosa makan buah kita harus melakukan dosa lebih besar, yaitu membunuh anak Tuhan atau manusia?

"Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui." (Ali Imran:135)

Dalam Islam, jika seseorang ingin diampuni dosanya oleh Allah, dia tinggal meminta ampun kepada Allah dan tobat serta tidak mengulangi lagi perbuatan jahatnya. Adilkan?

Jadi tidak benar jika karena Yesus disalib, lalu seluruh dosa manusia yang percaya bahwa Yesus itu juru selamat terampuni dosanya. Jika benar begitu, tak heran jika ummat Kristen banyak yang melakukan perbuatan jahat seperti berbohong kalau Sinterklas itu ada (padahal tak ada), minum-minuman keras, berjudi, berzinah, membunuh, dan lain sebagainya. Semua kejahatan itu mereka lakukan karena mereka yakin dosa mereka sudah "ditebus" oleh Yesus. Akibat ajaran ini, maka dunia jadi tidak aman.

Ada yang beranggapan bahwa pembunuhan Yesus untuk menebus dosa manusia itu sama dengan korban kambing atau sapi yang dilakukan oleh ummat Islam. Hal ini jelas jauh berbeda.

Ummat Islam menyembelih korban berupa kambing atau sapi itu sebagai bukti kesetiannya terhadap Tuhan, sehingga mereka rela mengorbankan hartanya untuk dibagi ke fakir miskin. Hal ini juga sebetulnya diajarkan juga di Perjanjian Lama.

"Jikalau seseorang berbuat dosa dengan melakukan salah satu hal yang dilarang TUHAN tanpa mengetahuinya, maka ia bersalah dan harus menanggung kesalahannya sendiri.

Haruslah ia membawa kepada imam seekor domba jantan yang tidak bercela dari kambing domba, yang sudah dinilai, sebagai korban penebus salah. Imam itu haruslah mengadakan pendamaian bagi orang itu karena perbuatan yang tidak disengajanya dan yang tidak diketahuinya itu, sehingga ia menerima pengampunan.

Itulah korban penebus salah; orang itu sungguh bersalah terhadap TUHAN." (Imamat 5:17-19)

Sebaliknya dengan membunuh Anak Tuhan atau manusia yang bukan miliknya, itu sama sekali bukan pengorbanan. Tapi pembunuhan. Dengan menyalib Tuhan Yesus sehingga Yesus sampai ketakutan dan berteriak-teriak Eli..Eli Lamma sabakhtani (Tuhan..Tuhan..Mengapa Kau tinggalkan aku?) itu adalah suatu kejahatan yang keji. Lagi pula jika daging domba bisa dibagikan ke fakir miskin, daging Yesus berguna buat apa?

"Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?" (Matius 27:46)

Akibat penyaliban Yesus, Yudas seharusnya dianggap pahlawan, karena dia telah membantu proses "Penebusan Dosa" manusia, begitu pula para pendeta Yahudi serta serdadu Romawi. Tapi nyatanya tidak. Mereka dianggap sebagai pengkhianat dan penjahat.

Jadi itulah sekilas perbandingan kepercayaan Islam dengan Kristen yang diambil berdasarkan kitab suci kedua agama.

Referensi:

Kitab Suci Al Qur’an

Kitab Suci Alkitab TB-LAI