Submitted by Febdian Rusydi on Tue,
2005-06-14 12:37. Physics
Ini adalah bagian 1 dari 2 - Klik di sini
untuk membuka Bagian 2
(Klik gambar untuk memperbesar)
Hadiah Nobel untuk tahun 2004 baru saja diumumkan Selasa lalu tanggal 5
Oktober 2004 di Stockholm ibukota Swedia. Pemenangnya adalah 3 orang fisikawan
dari Amerika berbagi hadiah uang satu juta Swedia kronor (sekitar 1,3 juta
dolar AS). Mereka adalah: David Gross (63 tahun, Kavli Institute for
Theoretical Physics, University of California, Santa Barbara, CA, USA); David
Politzer (53 tahun, California Institute of Technology Pasadena, CA, USA); dan Frank
Wilczek (53 tahun, Massachusetts Institute of Technology Cambridge, MA, USA).
Mereka berhasil menerangkan bagaimana interaksi dasar antar partikel penyusun
materi (quark) berinteraksi satu sama lain dalam strong interaction.
Entah kebetulan atau memang kami sudah mendapatkan feeling, pada Minggu 26
September 04 yang lalu saya memilih topik Fisika Partikel dalam Kuliah Umum
bersama teman-teman deGromiest di kota Groningen Belanda. Topik ini membahas
cukup detil perihal partikel penyusun materi dan interaksinya, yang menjadi
topik pemenang Nobel Fisika tahun ini. Materi kuliah umum gpmps itu sendiri
terpaksa telat dirilis tergeser oleh prioritas kesibukan yang lain.
Baiklah, pada bagian 1/2 in saya akan mengajak kita semua bertemu dengan
Fisika Partikel, yang saya kenal Ramadhan tahun lalu. Perkenalan yang
menggetarkan dawai asmara dan melahirkan cinta pertama saya pada dunia kuantum.
Fisika Partikel adalah fenomena alam yang terjadi pada level subatomik.
Objektif dari Fisika Partikel adalah mencari jawaban atas dua pertanyaan kunci:
Untuk memberikan gambaran apa yang kita bicarakan, mari tengok 2 ilustrasi
berikut. Kita tidak akan mendiskusikannya secara spesifik di sini, karena saya
yakin kita semua sudah bisa membaca banyak hal dari gambar-gambar tersebut.
Gambar 1 – Daerah Jarak dan Energi dari berbagai ilmu pengetahuan kita.
Elemen fundamental didefenisikan seabgai elemen dasar penyusun alam semesta,
disebut juga elementary particle atau building block particle karena kombinasi
partikel inilah materi tersusun. Ini ibarat batu bata yang menyusun rumah.
Sejak jaman dahulu orang-orang sudah memikirkan perihal elemen fundamental
ini. Orang sempat berpikir bahwa air, api, tanah, dan udara adalah element
fundamental yang membangun alam semesta. Beberapa aliran malah menambahkan
dengan elemen kematian dan kehidupan.
Namun tentu saja hal diatas adalah mitos belaka. Api jelas adalah bentuk
energi, sementara air, tanah, dan udara adalah materi itu sendiri. Kematian dan
kehidupan adalah diluar konteks fisika sebagai salah satu disiplin ilmu sains.
Walau demikian, ide dari pencarian elemen fundamental itu adalah sebuah hal
yang jenius yang patut dicermati dan diseriusi.
Jadi, apa dong element fundamental alam semesta ini?
Feynman, seorang pemain drum tradisional yang diganjar hadiah Nobel 1965 karena
kecintaannya bermain-main dengan Fisika, pernah berseloroh dihadapan para
mahasiswa tingkat 1 Caltech:
Jika seandainya kehancuran
dahsyat pada peradapan & pengetahuan manusia, dan cuma hanya 1 kalimat
pendek yang bisa diwariskan ke generasi selanjutnya… Apakah kalimat pendek yang
paling informatif itu? Jawaban: Teori atom, bahwa materi terbentuk oleh
atom-atom!
Feyman sama sekali tidak salah. Pengetahuan bahwa materi tersusun oleh
atom-atom akan memudahan generasi berikutnya yang kehilangan semua arsip-arsip
ilmu kita untuk segera tanggap: bahwa untuk memahami sifat-sifat materi
tersebut secara lengkap maka harus dipelajari interaksi antar atom yang
menyusunnya. Dengan demikian, teknologi yang hancur bisa dipulihkan dalam waktu
relatif lebih singkat ketimbang 100 tahun lebih evolusi komputer menjadi sebuah
mesin handal seperti yang kita punya sekarang.
Namun sayangnya, Atom itu bukanlah elemen fundamental. Teori Atom pertama
kali disimpulkan oleh John Dalton pada tahun 1803:
Pernyataan pertama dari teori ini cuma bertahan 1 generasi, setelah J. J.
Thomson pada tahun 1897 berhasil menguraikan partikel lain dari atom sebagai
partikel bebas. Partikel itu kelak disebut elektron, elemen fundamental pertama
yang ditemukan makhluk bernama manusia.
Pandangan atom sebagai partikel titik runtuh. Fisikawan kemudian memulai
mereka-reka model atom. Mulanya Thomson mengajukan model atom, bahwa atom
terdiri dari elektron, yang saat itu sudah diketahui bermuatan negatif lewat
percobaan tetesan minyak (drop method) pada 1910, dan partikel positif lainnya
dengan jumlah yang sama dan terdistribusi merata sehingga muatannya netral.
Thomson tidak menjelaskan posisi dan pergerakan partikel-partikel itu, sehingga
dengan gampang dianologikan seperti roti tawar dengan kismisnya.
Rutherford, yang sukses menemukan inti atom lewat percobaan scattering-nya
pada 1911 (scattering method ini kemudian menjadi metoda kunci penemuan
partikel-partikel lain), mengajukan model lain lagi: bahwa atom terdiri dari
inti (muatan positif – yang disebut proton) dan elektron (negatif) yang
mengorbit mengelilingi inti. Model ini diperbaiki lagi setelah Chadwick
menemukan neutron (muatan netral) pada 1932. Gambar 2 menunjukkan model atom
klasik Rutherford.
Gambar 2 - model atom klasik, kalau kamu masih percaya atom kayak gini berarti
kamu tertinggal 100 tahun di belakang!!!
(Gambar diambil hasil pencarian lewat google.com)
Tentu saja model ini banyak sekali kelemahannya. Yang paling fatal adalah
tidak adanya penjelasan kenapa elektron tidak jatuh ke inti karena pengaruh
gaya gravitasi dan gaya coloumb (muatan positif dan negatif akan
tarik-menarik).
Pada 1913 Bohr datang sebagai pahlawan, memperbaiki model atom Rutherford
dengan memakai teori kuantum Planck; dia mengkuantisasi energi dan angular
momentum elektron sehingga masalah-masalah model atom sebelumnya terjawab.
Gambar 3 – Teori atom Bohr: Elektron mengorbit mengelilingi inti pada lintasan
tertentu, dengan memungkinkan elektron pindah lintasan. Perpindahan ini
melibatkan energi yang dibawa oleh photon; pindah ke lintasan dalam
mengeluarkan photon, ke lintasan luar membutuhkan photon.
(Gambar diambil hasil pencarian lewat google.com)
Teori atom Bohr ini adalah kesuksesan pertama teori kuantum, namun bukan
tanpa kelemahan. Model yang mirip sistem tata surya kita ini sebenarnya tidak
menggambarkan pergerakan elektron sesunggunya. Setelah melibatkan teori
ketidakpastian Heisenberg dan Larangan Pauli, model atom yang kita kenal
sekarang lebih rumit dan kompleks. Gambar 4 adalah contoh model atom Hidrogen.
(Penjelasan lanjut perihal model atom ini insyaallah akan kita bahas suatu saat
khusus ketika bicara tentang mekanika kuantum).
Gambar 4 – Model atom
Hidrogen, dengan melibatkan bilangan kuantum spdf.
(Gambar diambil hasil pencarian lewat google.com)
Kepercayaan pada elemen fundamental adalah proton – neutron – elektron
digoyang oleh hasil pekerjaan dua orang teoritis Murray Gell-mann dan George
Zweig pada tahun 1964. Berdasarkan kalkulasi yang mengerikan, mereka sampai
pada kesimpulan bahwa elemen fundamental ini adalah quark. Ratusan
partikel-partikel yang teramati pada banyak ekperimen dapat dijelaskan sebagai
kombinasi quark ini: quark-anti quark membentuk jenis Meson, 3 quark membentuk
Baryon. (Anti quark adalah anti partikel, anti partikel sendiri akan kita bahas
nanti). Gell-mann
mendapat hadiah Nobel tahun 1969 atas prestasi gemilangnya membuat klasifikasi
elemen fundamental.
Memakai metoda
scattering, para eksperimental berhasil mendapatkan bukti keberadaan quark
ini. Gambar 5 memberikan ide pada kita perbandingan ukuran partikel subatomic.
Gambar 5 – perbandingan quark dan elektron sebagai building block kita.
(Gambar diambil dari www.particleadventure.org)
Dimulai ketika seorang fisikawan jenius bernama Paul Dirac berhasil
mengawinkan teori relativitas khusus dengan mekanika kuantum. Persamaannya yang
dipublikasikan pada tahun 1928 ini ini adalah perbaikan persamaan Schrodinger
yang tidak bisa dipakai untuk kasus relativisik. Kasus relativistik adalah
kecepatan yang terlibat mendekati kecepatan cahaya. Elektron misalnya, pada
kenyataannya bergerak mendekati kecepatan cahaya.
Keberhasilan Persamaan Dirac menjelaskan keberadaan elektron mengguncang
dunia. Dirac meramalkan beberapa hal perihal partikel, dan salah satunya
keberadaan anti partikel.
Dipostulatkan bahwa setiap partikel memiliki anti partikel, memiliki sifat yang
sama kecuali muatannya berbeda. Misalnya positron adalah anti partikel dari
elektron, memiliki massa, ukuran, mematuhi semua hukum konservasi yang juga
dipatuhi elektron, namun muatannya adalah positif.
Apa yang terjadi apa bila partikel bertemu dengan anti partikelnya? Inilah
yang disebut proses annihiliation: partikel + Anti partikel –> Energi.
Energi ini biasanya dibawa oleh partikel khusus (partikel ini adalah exchange
particle untuk masing-masing interaksi – dibahas pada BAGIAN 2/2), misalnya
dalam contoh elektron + positron –> photon (disebut juga pair annihilation).
Sesuai hukum kekekalan energi, maka photon ini juga akan bisa menghasilkan
elektron + postiron (disebut pair production).
Keberadaan anti partikel itu pertama kali dibuktikan oleh Carl Anderson
pada tahun 1932 di Fermilab, Chicago Amerika Serikat. Anderson menembakkan
partikel bermuatan ke dalam bubble chamber yang berisi superheated liquid dan
dikelilingi medan magnet; sehingga partikel tersebut akan meninggalkan jejak
pada uap cairan tersebut, dan akan berbelok karena pengaruh medan magnet. Arah
belok partikel selalu berlawanan arah dengan anti partikelnya.
Gambar 6 – Bukti keberadaan anti partikel.
(Gambar diambil dari www.particleadventure.org)
Carl Anderson meraih penghargaan Nobel pada tahun 1936 atas sumbangannya
itu.
Teknik Bubble Chamber dipakai Carl Anderson dan scattering oleh Rutherford
telah menghasilkan penemuan banyak partikel-partikel baru. (Dan
partikel-partikel ini bisa dijelaskan oleh kombinasi quark oleh Gell-mann)
Pada awal penciptaan alam semesta, jumlah partikel dengan anti partikelnya
adalah sama, mereka berada dalam keadaan setimbang. Sekarang, jumlah anti
partikel jauh lebih sedikit daripada partikelnya. Inilah yang disebut dengan
“matter – anti matter problem”. Kenapa? Ya, kenapa ya? Ini adalah salah satu
misteri serius yang membuat fisikawan (terutama astrofisis) ga bisa hidup
tenang, tapi di sisi lain menjadi lahan buat cari nasi.