Submitted by Febdian Rusydi on Tue, 2005-06-14 13:02. Physics
Pada bagian ini kita akan membahas esensi dasar
dari Fisika Partikel membentuk Model Standar: Konsep Partikel Pembangun Materi
dan Bagaimana Interaksinya.
Melanjutkan cerita pencarian elemen fundamental,
sekarang kita sudah bisa meletakkan konsep partikel pembangun materi. Quark
sampai saat ini dipercaya sebagai satu dari dua partikel elementer ini. Quark
ini memiliki 6 tipe atau flavors (dikategorikan dalam 3 famili atau generasi):
up/down, charm/strange, dan top/down. Semua materi di alam semesta kita
dibentuk oleh kombinasi quarks ini: kombinasi quark-anti quark membentuk meson,
dan tiga kombinasi quark membentuk baryon. Baru-baru ini ditemukan bukti
keberadaan lima kombinasi quark membentuk partikel, disebut jenis pentaquark.
Proton dan Neutron, dua partikel subatom yang kita kenal, adalah contoh jenis
baryon.
Selain quark, partikel dasar yang lainnya adalah
lepton. Sebagaimana quark, lepton juga memiliki 6 tipe (juga dikelompokkan
dalam 3 famili atau generasi): elektron/elektron-neutrino, muon/muon-neutrino,
dan tau/tau-neutrino. Kombinasi proton-neutron-elektron membentuk atom,
kombinasi atom membentuk molekul, kumpulan molekul membentuk senyawa atau
campuran ataupun larutan yang secara kasat mata bisa kita lihat.
Gambar 7 – Rangkuman konsep Partikel Penyusun Materi.
Fenomena interaksi antar partikel dijelaskan
dengan keberadaan partikel pembawa interaksi yang saling dipertukarkan oleh
partikel-partikel terlibat. Perhatikan gambar 8 untuk memberi gambaran tentang
partikel pembawa interaksi ini.
Gambar 8 – Dua orang dalam perahu A dan B saling melempar bola.
Apa yang terjadi ketika dua orang ini saling
melempar dan menerima bola? mereka saling menjauh. Fenomena ini dijelaskan
sederhana oleh Hukum III Newton Aksi-Reaksi. Interaksi antar partikel bisa
dijelaskan dari fenomena yang sama: partikel A dan B berinteraksi dengan saling
mempertukarkan sebuah partikel; partikel ini disebut sebagai exchange
particle.
Ada empat interaksi fundemental: interaksi
gravitasi (gravitational interaction), interaksi elektromagnetik (electromagnetic
interaction), interaksi lemah (weak interaction), dan interaksi kuat (strong
interaction). Setiap interaksi memiliki partikel pembawa interaksi khusus, yang
cuma bisa bekerja spesifik pada interaksi tertentu. Kita akan bahas secara
singkat satu per persatu masing-masing interaksi tersebut.
Interaksi gravitasi membuat benda jatuh ke tanah dan juga pegerakan planet dan
galaksi. Makin masif benda maka makin besar dia merasakan interaksi gravitasi;
karena itulah, pada skala mikrokosmik (level partikel) maka interaksi ini bisa
diabaikan. Untuk jarak. makin besar jarak dua benda maka makin berkurang
interaksi gravitasi bekerja. Interaksi gravitasi dijelaskan oleh Teori
Relativitas Umum Einstein, yang digambarkan oleh John Wheeler (Astrofisikawan
terkenal yang memperkenalkan istilah Blackhole dan Spacetime) dengan “Matter
tells space how to curve, and space tells matter how to move”. Teori
Relativitas Umum ini adalah teori yang paling anggun yang pernah dibuat ummat
manusia, menyelaraskan matematika dan fisika dalam satu persamaan yang cantik.
Partikel pembawa interaksi ini adalah graviton, eksis secara teori
namun belum ditemukan sejauh ini dalam eksperimen.
Interaksi elektromagnetik menyebabkan semua fenomena menyangkut listrik dan
magnetik; nyaris seluruh teknologi yang ada sekarang berdasarkan interaksi ini.
Interaksi elektromagnetik dijelaskan oleh Quantum Electrodynamics
(QED), dimana Richard Feynman, Julian Schwinger, dan Sin-itiro Tomonaga berbagi
hadiah Nobel untuk hal ini di tahun 1965. Sejauh ini, QED adalah teori kuantum
yang paling sukses yang pernah ada; kecocokannya dengan eksperimen ibarat
mengukur jarak Bandung-Surabaya dengan ketelitian helaian rambut. Partikel
pembawa interaksi adalah foton, atau partikel cahaya, yang dipostulatkan oleh
Max Planck pada awal 1900 dan ditemukan oleh Einstein pada 1905 lewat percobaan
efek fotoelektriknya. Einstein meraih Nobel pada 1922 untuk percobaannya ini.
Interaksi lemah terjadi pada skala subatomik, bertanggung jawab pada
peluruhan radioaktif seperti peluruhan beta. Sheldon Glashow, Abdus Salam, dan
Steven Weinberg (hadiah nobel 1979) membuat teori umum untuk interaksi lemah
dan secara menakjubkan berhasil membuat teori unifikasi interaksi
elektromagnetik dan weak: Electroweak Unification Theory. Trio ini
juga memprediksi partike W dan Z sebagai exchange particle dalam interaksi
lemah, yang kemudian ditemukan 3 tahun kemudian oleh Carlo Rubbia dan Simon van
der Meer (hadiah Nobel 1984).
Interaksi kuat juga terjadi pada skala subatomik namun cuma dirasakan
oleh quark. Nobel Fisika 2004 jatuh pada tema ini; Trio nobel 2004
mempublikasikan temuan mereka pada tahun 1973 perihal [i]gluon[/i] (dari kata
glue atau lem) sebagai exchange particle dalam interaksi kuat. Temuan ini
memulai sebuah teori baru dalam teori medan kuantum: Quantum Chromodynamic
(QCD), teori khusus untuk mempelajari fenomena dalam interaksi kuat.
Gluon ini memiliki sifat yang berbeda dengan
partikel pembawa interaksi lainnya, mereka bisa berinteraksi sesama mereka.
Interaksi antar gluon ini berkurang ketika jarak antar quark berkurang,
akibatnya interaksi antar quark berkurang. (Ini tentu berbanding terbalik
dengan interaksi elektromagnetik yang kekuatan interaksinya berbanding terbalik
dengan jarak antar partikel). Sebaliknya, jika jarak jarak antar quark
bertambah maka interaksi antar gluon meningkat, sehingga interaksi antar quark
bertambah. Ini membuat quark tidak bisa dipindahkan dari inti atom; hal ini
pula-lah yang membuat proton-proton tidak saling tolak-menolak dalam inti atom
walau sama-sama bermuatan positif. Sifat ini disebut “kebebasan asimptotik”.
Sifat lain dari quark ini dalam teori QCD adalah
nomor kuantum “warna” – sebagaimana pelabelan spdf pada nomor kuantum
elektron. Warna itu sendiri adalah identitas quark (ibarat muatan pada
elektromagnetik), yang membuat quark mematuhi Larangan Pauli: tidak ada
partikel yang identik berada pada level energi yang sama. Proton misalnya,
terbuat dari 2 quark up dan 1 quark down, namun 2 quark up ini dipastikan
memiliki warna yang berbeda. Jika tidak, maka Larangan Pauli dilanggar.
Sifat-sifat ini menjelaskan kenapa quark tidak
pernah diamati sebagai partikel bebas (free particle). Keterjebakannya bersama
quark yang lain disebut confinement of quark. Salah satu cara memahami
confinement of quark ini disebut [i]bag model[/i]. Bayangkan para quark ini
berada dalam satu tas plastik yang elastis, dimana para quarks bergerak bebas
di dalamnya, selama kita tidak mencoba memisahkan mereka. Tapi ketika kita mencoba
menarik satu quark keluar, tas plastik itu merenggang dan bertahan (agar tidak
sobek). Ketika pemberian energi untuk memisahkan mereka makin besar, yang
terjadi justru terbentuknya partikel jenis meson! Gimana, keren kan?
Gambar 9 - Ilustrasi sederhana dari confinement of quark dengan bag model.
Beberapa eksperimen sudah menunjukkan banyak kesepakatan
dengan ramalan QCD, dan yang paling penting adalah ramalan teori QCD terhadap
konstanta kopling (simbol: alfa).
Semua ilmu dan pemahaman Fisika Partikel ini
dirangkum dalam sebuah model yang menggambarkan partikel dasar dan
interaksinya: Model Standar. Sampai saat ini sudah banyak fenomena partikel
yang sudah dimengerti lewat model ini. Ratusan partikel sudah diprediksi
berserta sifat-sifatnya, dan banyak sekali yang cocok dengan hasil eksperimen.
Gambar 10 – Standard Model, membuat partikel baru dengan bahan, bumbu, dan
resep yang sudah tersedia.
(Gambar diambil dari www.particleadventure.org)
Gambar 11 – Rangkuman Partikel Dasar dengan Partikel Pembawa Interaksi.
(Gambar diambil hasil pencarian lewat google.com)
Temuan Gross dan kawan-kawan semakin mendekatkan
impian para ahli fisika teoritis seluruh dunia: membuat satu teori untuk
menjelaskan 3 interaksi dasar partikel (elektromagnetik, lemah, dan kuat) yaitu
Teori Unifikasi Agung (atau Grand Unified Theory, GUT).
Teori QCD, bersama-sama teori QED dan teori
unifikasi Electroweak, semakin menyempurnakan Model Standar ini. Ketiga teori
ini menunjukkan sebuah kemungkinan adanya satu teori bersama (GUT) pada
partikel dengan energi 10E15 GeV (10 pangkat 15 GeV, 1 GeV = 10E9 eV). Angka
ini adalah sangat ekstrim tinggi bahkan dilingkungan Fisika Energi Tinggi (High
Energy Physics) sekalipun! Pemercerpat partikel terbaik buatan manusia hanya
sanggup menghasilkan partikel dengan energi orde MeV (10E6 eV).
Namun kalkulasi ini memerlukan satu asumsi lagi:
supersimetri partikel. Jika asumsi ini terbukti, maka Teori unifikasi agung ini
adalah langkah terakhir untuk menyatukan interaksi terakhir, interaksi
graviatasi, dalam satu teori: Theory of Everything (ToE), atau Teori Segalanya,
impian Einstein semenjak 1920 yang tidak pernah dia capai sampai akhir
hayatnya.
Bagaimana sih, skenario penggabungan teori
interaksi tersebut? Seperti gambar 1, maka kisah kasih asmara ini juga akan
ditutup dengan “2 gambar yang berbicara”
Gambar 12 – Kisah panjang teori penyatuan interaksi fundamental
Gambar 13 – Teori penyatuan interaksi fundamental dalam dalam skenario
Big-bang.
(Gambar diambil dari hyperphysics.phy-astr.gsu.edu/hbase)