EDISI 19  
Januari - Maret 2000 

Menu Utama


Daftar Isi
Refleksi: Mainan yang ...
Memilih mainan yang ...
Perlukah Orangtua ...
Mainan Kesukaan Saya
Bagaimana menghargai ...
Kesehatan: Demam ...
Tanya-Jawab


Email
Email:
emailbox@cbn.net.id

Rubrik: Sudut Anak

Mainan Kesukaan Saya

Oleh : Esther Tjahja

unia anak tidak mungkin dilepaskan dari bermain. Melalui bermain, anak belajar berbagai hal dan mengakomodasi dunia nyata ke dalam dunia pribadi mereka. Tentu akan menarik bila kita simak tanggapan mereka terhadap sikap orangtuanya atas dunia bermain mereka. Marilah sejenak kita amati apa yang mereka lihat!
Sekarang saya lagi suka main sepeda, keliling-keliling ……………
Saya pernah pingin punya boneka. Tapi kata papa-mama nanti takut belajarnya terganggu karena main terus.
Ratna, 3 SD

Saya suka main boneka. Pingin punya sepeda sih, tapi takut nanti jadi nggak belajar.
Wulan, 3 SD

Main apa saja ……. Saya suka main komputer …….. tapi jarang main ………..
Jethro, 2 SD

Boneka panda warna putih-hitam. Waktu itu pengen punya yang warnanya putih. Tapi mama nggak ada uang, jadi ya udah deh.
Ratih, 3 SD

Saya suka main boneka sama adik. Dia masih play group. Sebenarnya saya kepingin roller-blade. Tapi mahal dan papa nggak ada uang. Sedih sih ………..
Septi, 6 SD

Main play station yang tembak-tembakan. Dulu ada pistol-pistolan yang bisa nembak. Tapi sekarang sudah rusak. Saya pernah minta ke papa film play station tapi tidak diberi karena nanti cie-cie iri. Tapi akhirnya dapat juga setelah setengah jam saya minta ……………
William, 3 SD

Saya suka main play station, yang mana aja. Pernah minta tembak-tembakan sama papa tapi nggak dibelikan karena kata papa berbahaya …………..
Samuel, 2 SD

Saya suka main komputer, tapi sekarang jarang main karena harus belajar …….
Zadok, 4 SD

Saya senang boneka Winnie, Mickey, dan boneka orang. Saya juga suka main sepeda. Kalau saya minta mainan sama papa-mama pasti dikasih.
Lala, 1 SD

Saya suka olah raga, main sepak bola………. Main play station juga yang sepak bola. Saya sih minta komputer sama papa-mama, ya buat belajar juga buat main ………. Tapi katanya tunggu saya SMP baru dibelikan. Yah, kecewa juga sih ……
Nuel, 6 SD

Anak-anak sekarang seolah tercabut dari dunianya: dunia bermain. Mereka menerima beban berat, yang mungkin bahkan lebih berat dari orang dewasa. Dari pagi hingga malam harus duduk belajar, belajar, dan belajar …….. Waktu istirahat hanya pada waktu makan dan tidur. Tidak heran kita melihat suatu generasi frustrasi yang sedang diciptakan dunia pendidikan kita hari ini.

Reaksi dan jawaban orangtua terhadap permintaan bermain anak-anaknya tidak kalah menarik dari permainan itu sendiri. Anak yang cenderung serba dibolehkan memandang orangtuanya baik namun …… lemah. Anak yang merengek dan dituruti keinginannya setelah itu memandang orangtua sebagai orang yang mudah diteror. Anak yang diberi penjelasan yang kurang jujur mungkin mempercayai orangtua untuk sementara, tetapi kemudian berbalik mencerca atau memberontak pada orangtuanya.

Hanya sedikit anak yang mampu mengatur diri karena dorongan rasa tanggung jawab. Dan tentu saja mendidik agar tumbuh rasa tanggung jawab pada anak itu bukan pekerjaan satu-dua hari.