
by Peter Veenendaal
The situation in the Moluccas has become so serious that, unless the
Indonesian government is able to quickly restore order, the international
community should consider intervening. At least, that's what
Europarliamentarian Hanja Maij-Weggen argues in a draft resolution on the
relationship between the European Union and Indonesia. Her proposals are to
be discussed next week by the parliament's committee on foreign affairs.
Hanja Maij-Weggen is the European Parliament's rapporteur on the relationship
between the European Union and Indonesia. She recently returned from a
working visit to that country. While violence in the Moluccas has tapered off
somewhat, Mrs Maij-Weggen says the situation is still disastrous; and, indeed,
that things are worse than in East Timor in 1999, when the United Nations
decided to send in a peacekeeping force.
"Aid not Enough"
For the people of the Moluccas, and for the Moluccan community in The
Netherlands, it is unacceptable that the international community intervened in
1999, but not now. Aid is not enough, writes Mrs Maij-Weggen. If the
government doesn't quickly restore order in the Moluccas, she says, "a role for
the international community can no longer be ruled out".
(Last section deleted - not related to the Moluccas issue)
Date: 1 November 2000
Radio Nederland Wereldomroep
Hilversum, Kamis 02 November 2000 06:45 WIB
Gema Warta:
Parlemen Eropa Nilai Maluku Lebih
Gawat dari Timor Timur
Keadaan di Maluku sudah demikian parah sehingga dunia internasional harus
turun tangan, terutama apabila pemerintah Indonesia gagal memulihkan
keadaan di sana. Demikian Hanja Maij-Weggen, anggota parlemen Eropa, dalam
rancangan resolusi mengenai hubungan Uni Eropa-Indonesia, yang akan dibahas
komisi parlemen urusan luar negeri, pekan depan. Laporan koresponden Eropa,
Peter Veenendaal dari Brussel:
Hanja Maij Weggen adalah pelapor Parlemen Eropa urusan hubungan
Eropa-Indonesia. Belum lama ini ia kembali dari kunjungan kerja di Maluku.
Walaupun kekerasan di Maluku sudah berkurang, demikian Maij Weggen, tetapi
keadaan di sana masih sangat kacau balau. Keadaan di Maluku lebih parah
ketimbang di Timor Timur pasca jajak pendapat tahun lalu, ketika PBB
memutuskan mengirim tentara perdamaian ke sana.
Hal yang tidak bisa dipahami dan diterima oleh rakyat Maluku dan masyarakat
Maluku di Belanda adalah bawah dunia internasional tidak turun tangan di
Maluku. Apabila pemerintah Indonesia tidak secepatnya memulihkan keamanan
di Maluku, maka, demikian Maij Weggen, 'dunia internasional harus turun tangan
di sana'.
(Bagian akhir dihapus - tidak berhubungan dengan tragedi di Ambon/Maluku)
http://www.rnw.nl/in/berita/gemawarta.html#139656
|