From: "Joshua Latupatti" <"joshualatu@hotmail.com>
Date: Tue, 05 Dec 2000 10:48:19
Salam Sejahtera!
Saudara-saudara sebangsa, Jika anda membaca tulisan-tulisan saya sebelumnya, maka
anda akan bisa melihat jelas adanya "kecenderungan kuat" untuk melestarikan konflik
Ambon/Maluku!!! Ketenangan yang digembar-gemborkan sebagai situasi "kondusif",
ternyata hanyalah merupakan "masa konsolidasi" dan "pemantapan rancangan
kerusuhan" oleh kelompok perusuh/penjarah/pezinah, yang sangat rajin 'mengidentikkan'
diri sebagai 'muslim yang benar'!!! Setelah strategi dimatangkan, dan sete- lah "amunisi"
serta "tambahan kekuatan" berhasil dilakukan melalui "KM. Danasetra" dan "KM. Bukit
Siguntang", maka mulailah laskar biadab ini "mencari-cari alasan" untuk memulai
"kerusuhan babak baru"!!!
Setelah "kasus rekayasa", "speedboat Tulehu-Sirisori Islam" dinilai tidak terlalu
mengesankan sebagai "pembuka babak baru" perusuhan/penjarahan, maka
"diciptakanlah" pula "kasus dusta" baru dengan judul "kebrutalan Pasgab di Gemba"!!
(Gemba adalah desa transmigran asal Jawa, yang diapit oleh Desa Kairatu dan Hatusua,
Kecamatan Kairatu, Seram Barat) Kali ini tak tanggung-tanggung, REPUBLIKA sebagai
"biang provokasi" yang sudah lama "tutup mulut", kembali turun lapangan untuk
memberikan sumbangan bagi "pembukaan babak kerusuhan yang baru"!!!
Penilaian saya, REPUBLIKA bukannya semakin memenuhi standar sebagai sebuah
media massa yang baik, tapi semakin "kumal" dan "memalukan"!!! Rupa-rupanya, media
ini mengikuti jejak "inang pengasuhnya", ICMI, sebuah "organisasi intelekual" yang
akhirnya dipimpin oleh seorang "drop out" perguruan tinggi!!! Wah!!
Mari kita lihat, bagaimana REPUBLIKA rela mempermalukan dirinya sendiri di depan
umum, demi kelanggengan sebuah kerusuhan!!!
REPUBLIKA:
Source : Republika Date : 2000-11-30
Aparat Tembak Warga, 1 Tewas, Puluhan Memar
JOSHUA:
Coba perhatikan judulnya! Ungkapan "aparat tembak warga" dipasang sebagai
"pemanasan", sehingga orang yang membacanya sudah "kehilangan akal sehat",
"dipenuhi amarah dan dendam", sebelum dia membaca isi berita!!! Inilah salah satu
keunggulan REPUBLIKA di dalam bidang "provokasi"!!! Yang "amat lucu" tetapi
"memalukan adalah bahwa "akibat" dari perlakuan yang begitu dibesar-besarkan adalah
"1 tewas dan puluhan memar"!!! Bagaimana media asuhan para intelektual bisa merestui
narasi morat-marit seperti ini???
REPUBLIKA:
Laporan: Sukirno - Ambon-RoL-Pasukan gabungan (Pasgab), melakukan sweeping
brutal di desa Gemba, kecamatan Kairatu, Maluku Tengah, Rabu (30/11/00), sekitar
pukul 16.20 WIT. Akibatnya satu orang, Fatimah (30) tewas tertembus peluru di
kepalanya saat berlari ketakutan.
JOSHUA:
Yang "lucu" tetapi "menyedihkan" di sini adalah alur logika dari berita yang "amat
mengenaskan" ini!!! Aparat Pasgab dikatakan melakukan "sweeping brutal", tetapi "apa
yang di-sweeping" tidak disebutkan, agar pembaca yang sudah "kalap" tidak
memperoleh "imbangan" terhadap tuduhan "brutal" tersebut!!! Ini sama saja dengan
mengatakan "Polisi menembak mati seorang pemuda yang melarikan diri karena
ketakutan"!! Akibatnya, masa yang kalap lalu berdemo ke Polsek sambil membawa
"bensin"!! Masakan orang yang lari ketakutan ditembak pula!!! Bakar!!! Bakar!!!
Setelah Polsek menjadi arang, baru diketahui kemudian, bahwa yang dikatakan sebagai
"pemuda yang lari ketakutan" itu adalah seorang "perampok dan pembunuh ulung"!!!
Inilah "tujuan utama" dari media "penghasut" seperti ini!!! Bayangkan apa yang dipikir
oleh para pembaca yang "picik" dan "kalap", jika bukan pemuda tetapi seorang "wanita"
yang ditembak ketika berlari ketakutan??? Sayangnya, justeru dari sinilah terbaca alur
logika yang "lucu" tapi "memalukan" dari cerita yang sengaja dibuat "amat
mengenaskan" ini!! Hal ini akan saya uraikan lebih jelas kemudian!!!
REPUBLIKA: ''Seusai sholat ashar, …..
JOSHUA:
Saya sengaja memisahkan potongan di atas, karena "kebiasaan" lain dari "media
provokasi" ini adalah "menghubungkan semua kejadian dengan 'sholat' atau 'mesjid'!!!
Syukur bahwa kali ini peristiwa ini tidak dikatakan "berlangsung ketika lagi sholat"!!!
REPUBLIKA:
…..warga dikejutkan oleh berondongan tembakan dari arah luar desa. Dan setelah mengecek
ke luar rumah ter nyata yang melepaskan tembakan adalah pasukan Gabungan,'' begitu
cerita Ahmad Faiz, warga Gemba yang datang ke Ambon untuk menceritakan kejadian
tersebut, Kamis (30/11/00). Selain ada yang tewas puluhan lainnya luka memar setelah
mendapat poporan dan tendangan aparat.
JOSHUA:
Coba bayangkan, "berapa meterkah panjang sebuah senapan", sehingga Pasgab bisa
"memopor" warga desa Gemba dari "luar desa"??? Saya tahu, bahwa "memopor" itu
seharusnya terjadi setelah Paskab "masuk desa"!!! Tetapi saya sengaja mngungkapkan
kejanggalan ini untuk menunjukkan bahwa karena "dorongan begitu besar dari hasrat
untuk menghasut massa", pembawa berita ini sampai "tidak perduli" dengan "kronologi"
yang merupakan salah satu "kelayakan" sebuah berita!!!
Begitupun, masalah kronologi masih bisa kita abaikan, bila dibandingkan dengan
"kebohongan" yang terkandung di dalam berita ini! Tujuan kedatangan Pasgab adalah
"sweeping senjata", yang artinya adalah bahwa "warga desa Gemba memiliki senjata
(tajam/api). Hal ini diperkuat dengan adanya 19 anggota BRIMOB yang "desersi", karena
berada di Gemba, padahal bertugas di Kairatu!!! Jika Pasgab "menembak dari luar desa",
berarti Pasgab bukan hendak melakukan "sweeping senjata", tetapi "mengajak main
perang-perangan"!!!!! Logika REPUBLIKA ini "kumal" kan???
REPUBLIKA:
''Begitu mendengar berondongan tembakan dari aparat, ibu Fatimah yang saat itu
sedang duduk di bawah pohon mangga dekat rumah langsung berlari, dan saat lari itulah
kepalanya tertembus peluru,'' kata Faiz kepada Republika.
JOSHUA:
Pasgab menembak dari "luar desa", dan "kena ibu Fatimah"!!!! Ini berarti "rumah ibu
Fatimah" terletak di perbatsan desa, dan ibu Fatimah lagi duduk "sendirian" di bawah
pohon mangga!!!!
Kebetulan pula, hanya rumah ibu Fatimah yang berada di perbatasan desa Gemba, atau
kebetulan "hanya" ibu Fatimah yang lagi "merenung" di bawah pohon mangga!! Saya
tidak menganggap remeh nyawa orang, tetapi mungkin karena namanya "Fa-timah",
akhirnya beliau ini yang dicari oleh "timah" panasnya Pasgab!!! Bagaimana tidak ???
Berulang-ulang istilah "berondongan" digunakan, tetapi yang terkena berondongan hanya
ibu Fatimah???
REPUBLIKA:
Sekalipun sudah ada korban tewas ternyata aparat masih brutal. Mereka menodong
semua orang yang ditemui, selanjutnya disuruh jongkok dan berguling-guling di tanah,
tanpa baju, sambil dihujani tendangan dan poporan senjata. Semua dilakukan setelah
mereka terlebih dahulu dipaksa telanjang.
JOSHUA:
Mari kita asumsikan bahwa "semua orang yang ditemui itu adalah laki-laki", dan mereka
tidak kena "berondongan", atau mereka memang tidak keluar rumah, tetapi dipaksa
keluar oleh aparat Pasgab. Desa tak tahu berterima kasih ini baru saja
memporak-porandakan desa Kairatu dengan mengandalkan jumlah pasukan gabungan
dengan laskar-perusuh/penjarah.
Hal ini berarti, paling tidak, terdapat ratusan, atau bahkan ribuan laki-laki di desa
tersebut!!! Melakukan sweeping senjata, berarti melakukan penggeledahan "dari rumah
ke rumah"!!! "Semua orang yang ditemui", dihujani tendangan dan poporan, tetapi hanya
"puluhan" yang memar!!!??? Berita "bau tengik" macam apa ini???
Masih ingat kasus "tertangakap basah"-nya 12 setan-setan perusuh/penjarah kecil di
Ambon??? Penghasut goblok ini menggunakan kata "ditelanjangi" sampai
berulang-ulang, tetapi kata "ketua iblisnya", mereka masih "bercelana dalam"!!!
Sekarang, penghasut kambing dungu ini menggunakan kata yang sama, "telanjang",
untuk "semua yang ditemui"!!! Inikah cerminan "mental" dari mereka yang mengaku
paling beriman"???
REPUBLIKA:
Sementara itu melalui informasi dari desa Gemba via pesawat HT, pukul 20.10 WIT,
saat ini kondisi desa Gemba sedang berkabung, dan warga mengutuk tindakan aparat
yang membabi buta menembaki warga sipil di desa Gemba yang tidak bersenjata sama
sekali.
JOSHUA:
Memang sungguh keterlaluan!!! Warga desa Gemba bersama para
perusuh/penjarah/pezinah itu, kan menyerang dan memporak-porandakan desa Kairatu
hanya dengan "sarung dan kopiah" sambil memainkan "suling dan rebana"??? Karena
itu, mereka memang berhak untuk "berkabung" sambil "mengutuk!!!
Hei pendusta biadab, kutukilah dirimu sendiri dan matilah, supaya aman negeri ini!!!!!
REPUBLIKA:
Begitu berita penembakan aparat ini diketahui warga Ambon, maka saat itu juga kota
Ambon memanas. Dan direncanakan, esok harinya akan menggelar aksi besar-besaran
menentang Dansektor, Kolonel Inf. Siswanto.
JOSHUA:
Bagian ini mirip dengan "menyingkap sarung sendiri" dan memperlihatkan isinya kepada
umum!!! Masakan anjing yang marah dan kalap bisa berencana, "ah besok saja saya
menyalak", ketika melihat "maling" di halaman rumahnya??? Paling-paling, si anjing
"bersekongkol" dengan maling, "kamu mencuri nanti malam, supaya besok saya bisa
menyalak dan menggigit tamu yang biasa ke sini, biar dia disangka sebagai maling oleh
tuan saya!!!" Dasar anjing, akhir-akhirnya Dansektor Kol. A. Siswanto yang disalaki lagi,
sebab beliau ini seorang non-Muslim!!!
REPUBLIKA:
Hingga berita ini diturunkan, Pangdam XVI Pattimura, Brigjen I Made Yassa belum
dapat memberikan keterangan. Menurut salah satu petugas jaga, Sersan Putu,
Pangdam belum dapat memberikan penjelasan, karena belum mendapatkan laporan
dari Asisten Intel Kodam. ''Bapak menunggu laporan dari Asintel dulu,'' katanya.
JOSHUA:
Bagian ini bisa muncul karena "kebodohan" bawaan, atau karena "hasrat berdusta dan
menghasut" yang begitu menggelora sehingga menjadi "bodoh"!!! Masakan pelaksanaan
"program terbuka dan masal" seperti sweeping senjata yang digelar oleh Kodam sendiri,
harus dilapori oleh "intel Kodam"??? Maksud sebenarnya dari bagian ini, sama dengan
bagian berikut!!!
REPUBLIKA:
Dari Kapolda Maluku, Brigjen Firman Gani, Republika juga belum mendapatkan
keterangannya, karena ketika dihubungi di kediamannya, salah satu petugas jaga
mengatakan kalau Kapolda sedang Tarawih di Kebun Cengkeh, namun ketika
Republika mengecek ke masjid Amal Saleh, Kebun Cengkeh, ternyata tidak menemui
Kapolda.
JOSHUA:
Bagian ini merupakan "pendukung" bagi bagian di atas, yang dipasang dengan tujuan
utama "memberikan kesempatan bagi yang berniat busuk untuk "beraksi" berdasarkan
narasi kumal dan isi berita dusta yang memalukan di atas. Pembaca yang picik akan
mendapat kesan bahwa Pangdam dan Kapolda sengaja "menghindar", sebab berita
provokasi ini benar adanya!!!!!
Buktinya, sebelum menerima konfirmasi dari pihak yang berwewenang, gerombolan
anjing ini sudah menyalak di depan Kantor Gubernur di Ambon!!! Mereka mengatakan
"Muslim Gemba" yang berdemo, tetapi "tak satupun" wajah warga Gemba yang terlihat
pada gerombolan itu!!! yang ada hanyalah wajah-wajah "asing", "dungu", "brutal" dan
"munafik"!!! Siapa lagi kalau bukan laskar perusuh/penjarah biadab yang menjadi
dalangnya???
Kita tidak bisa berharap bahwa REPUBLIKA akan menyusuli berita kumal dan
memalukan ini dengan "konfirmasi tentang yang sebenarnya terjadi di Gemba", sama
dengan "peristiwa rekayasa", musibah speedboat Tulehu-Sirisori Islam, yang tak ada
kelanjutannya!!! Mengapa??? Sebab "strategi" untuk membuka "babak kerusuhan baru"
sudah berjalan mulus, dengan tambahan sedikit "tumbal nyawa" di dalam demonstrasi,
sebagai alasan "menyerang wilayah Kristen, Mardika, dan meletakkan Gereja Maranatha
sebagai "target" di dalam tuntutan iblis mereka!!!
Saya berkesimpulan bahwa, setelah "team dusta-hasut" dari laskar perusuh/penjarah
kelaparan itu diloroti kain sarung kumalnya dua kali, ketika menyusup dengan berita
dusta mereka ke http://www.maluku.org/hain, dengan nama "Pusat Komunikasi LJAWJ"
dan "Ambon hari ini", iblis beriman ini kembali ke "biang"nya dan keluar lagi dengan
nama sang biang kerok, REPUBLIKA!!! Saya kenal betul pemilik narasi khas yang
membuat REPUBLIKA semakin kumal dan memalukan seperti ini!!!
Salam Sejahtera!
JL.
----- End of forwarded message from Joshua Latupatti ----- |