








HTML pages
designed &
maintained by
Alifuru67
Copyright ©
1999/2000 -
1364283024 &
1367286044
|
|

DULU, UMAT ISLAM DAN KRISTEN MALUKU " RMS "
Salam Sejahtera!
Saudara-saudara sebangsa,
Judul tulisan ini saya angkat dari "subject" email pribadi berisi pengakuan tentang
"apa itu RMS", sejak awal berdirinya, hingga sekarang ini!!! Pengakuan ini
datangnya dari seorang tokoh yang memiliki hubungan erat dengan RMS, atau
paling tidak, tahu benar tentang RMS. Tokoh ini "tidak" saya kenal dan tidak
mengenal saya, dan tulisannya ini akan saya ketik "seperti salinannya", yang
dikirmkan kepada saya, Saya akan berikan beberapa komentar selingan dimana saya
rasa perlu.
Mungkin kebanyakan saudara sudah bosan dengan uraian saya yang sudah
berulang-ulang kali tentang RMS, tetapi mohon dimengerti bahwa saya harus terus
melakukannya, bagi Ambon/Maluku. Saya tidak bisa berdiam diri, ketika ada orang
atau sekelompok orang "munafik" yang terus-menerus mencoba menggunakan nama
RMS untuk menutupi "kebusukan" mereka sebagai "perencana" dan "pelaksana"
konflik Ambon/Maluku!!! Saya tidak percaya bahwa manusia-manusia seperti si
ustadz iblis, "jaffar umar thalib" dan si jenderal tipu "rustam kastor" itu akan bisa
melihat kenyataan ini, karena walaupun mereka bisa membaca, "hati mereka buta"
tentang kebenaran. Hal yang sama berlaku juga bagi si jenderal munafik, "suaidi
marasabessy"!
PENGAKUAN:
Ambon, Agustus 2000. Kerusuhan di Maluku yang terjadi 19 januari 1999 membuat
umat Islam dan Kristen Maluku saling menuduh "RMS" ( Republik Maluku Selatan ).
pihak umat Islam lebih banyak menuduh saudara-saudaranya yang Kristen sebagai
otak untuk mendirikan "RMS". Padahal saudara kita yang Islam ini lupa bahwa yang
mendirikan " RMS " tahun 1950, adalah juga saudara dari Islam , antara lain Duba
Latuconsina, Hi Abdullah Soulissa dan Ohorella. Mereka ini duduk dalam kabinet Mr.
Soumokil.
JOSHUA:
Saudara-saudara mungkin masih mengingat tulisan-tulisan saya tentang RMS
dimana nama-nama seperti "Ibrahim Ohorella", dan "Abdullah Soulissa" saya
sebutkan!!! Sekarang ini saudara memperoleh satu nama lagi, "Duba Latuconsina"!!!
Ingat bahwa saya juga pernah mengatakan bahwa "pemimpin aktivis RMS" di
Ambon/Maluku, sekarang ini, berasal dari "desa Muslim", di Pulau Haruku, "Pelauw",
desa asal "Saleh Latuconsina" (Gub-Maluku).
PENGAKUAN:
Bapak Duba Latuconsina mempunyai anak R.M.S. Latuconsina (biasa dipanggil "
Wan " ) adalah mantan ketua I Golkar Maluku, pernah menjadi ketua DPRD Maluku
selama tiga periode dan pernah menjadi anggota MPR RI beberapa tahun lalu.
Bapak Duba juga mempunyai hubungan keluarga dengan Gubernur DR. Saleh
Latuconsina yang sekarang menjadi pelaksana " Darurat Sipil " Maluku.
JOSHUA:
Tidakkah hal ini menarik??? Anak dari "Duba Latuconsina" sebagai "anggota RMS",
"diberi nama" sedemikian rupa, sehingga inisialnya menjadi "R.M.S"!!! Tentunya saya
tidak perlu menjelaskan kepada saudara-saudara, "berapa besar kadar loyalitas
seseorang" terhadap RMS, sehingga nama anaknya di"atur" untuk "memikul loyalitas"
bapaknya terhadap RMS!!!!!
PENGAKUAN:
Pembentukan Negara Republik Indonesia, dalam perkembangannya dengan suku
Maluku ditahun 1950, memang banyak kendala. Sebagian umat Islam dan Kristen
waktu itu menghendaki berdiri " RMS " , sebagian umat Islam dan Kristen
menghendaki bergabung dengan Republik Indonesia. Karena tidak ada persamaan
pendapat antara suku Maluku waktu itu maka timbullah perang antara kelompok
(perang saudara). Kelompok Islam-Kristen yang ingin mendirikan " RMS " kalah dan
mereka hijrah ke negeri Belanda sedangkan kelompok Islam-Kristen yang menang
tetap tinggal di Indonesia.
JOSHUA:
Saya sudah pernah menjelaskan kenyataan ini, ketika saya mengatakan bahwa TNI
(waktu itu) tidak akan pernah bisa "menunduk" kan "gerilya RMS" di pedalaman
Pulau Seram, dan tidak akan bisa menangkap Dr. Soumokil, jika tidak "dibantu dari
dalam" oleh putra Ambon/Maluku sendiri!!! Orang Ambon/Maluku - Kristen yang
paling berjasa di dalam hal ini adalah "Thomas Nussy", tetapi sayang,
saudara-saudara "seimannya" tetap dituduh sebagai aktivis "separatis RMS",
walaupun RMS itu juga bukan "gerakan separatis", karena "kemerdekaan Indonesia",
tidak meliputi Maluku, sesuai "konvensi Linggarjati, Renville, Muh. Rum- van Royen,
dan Meja Bundar!!! Proklamasi RMS, 25 Ampril 1950, adalah "perwujudan hak warga
Maluku", sesuai dengan peraturan Internasional!!!
Satu hal penting yang perlu kita pelajari adalah bahwa taktik "pecah-belah dan
jajah" itu bukan milik kolonial saja, tetapi juga milik kita bangsa ini, pernah
digunakan terhadap RMS, sekitar thn. 1950, dan sekarang terhadap Ambon/Maluku,
untuk mencerai-beraikan persaudaraan Pela/Gandong antara warga Salam dan
Sarani!!!!
PENGAKUAN:
Belakangan dalam perkembangannya, Umat Kristen di Maluku sulit berkembang ke
sektor - sektor pemerintahan. Mereka selalu " dihujat " sebagai orang-orang jahat
yang terlibat sendiri dalam sejarah pembentukan " RMS ". Akibatnya, setiap saat
pemilihan Gubernur baru, orang Kristen yang mau muncul sebagai calon kuat selalu
dikaitkan dengan " RMS ". Tuduhan sepihak dari saudara-saudara Islam Maluku itu
memang sangat " keji " Mereka sudah lupa atau mau mencuci diri bahwa " RMS "
itu hanya ada pada saudara mereka yang beragama Kristen.
JOSHUA:
Saya mau melihat hal "tuduhan" ini juga sebagai "penipuan" masal terhadap umat
Islam seluruh Indonesia. Dengan tuduhan RMS, maka lengkaplah nasib anak
Ambon/Maluku-Kristen, sebagai "anjing Belanda" dan "kelompok separatis" di dalam
ini negara!!! Saya juga heran dengan adanya tuduhan "monopoli kekuasaan"
terhadap pejabat-pejabat Kristen di dalam jajaran Kantor Gubernur Maluku, padahal
semenjak "Latumahina" ditendang oleh saudara Kristennya sendiri di "Parkindo",
saya tidak pernah lagi melihat seorang anak Ambon/Maluku-Kristen yang duduk di
sana!!!
Saya setuju bahwa "finah" dan "tipu" itu keji, tetapi bukan sesuatu yang mustahil
untuk dimaafkan dan dilupakan. Kedua pihak saudara Pela/Gandong harus punya
keberanian dan keinginan untuk saling memaafkan, sebagai umat Tuhan. Kekuatan
yang ada di dalam "memaafkan" itulah yang dapat mencegah terulangnya aksi
provokatif "pecah-belah dan jajah", atas kedua pihak bersaudara, sementara "balas
dendam" tidak akan membawa damai-sejahtera, tetapi kesengsaraan dan lunturnya
hakekat manusia ber-Tuhan!!!
PENGAKUAN:
Kalau saudara - saudara Islam Indonesia tidak percaya silahkan membaca buku
sejarah pembentukan " RMS ". Saudara kita yang mengungsi di tahun 1950 ke
Belanda bukan hanya yang beragama Kristen tetapi juga ada beragama Islam.
Silahkan datang ke Belanda dan menceknya sendiri.
JOSHUA:
Satu hal yang juga mengherankan saya adalah, "tidak seorangpun" dari penuduh
yang bersedia "mengekspose" sejarah RMS yang tersimpan rapih di Belanda!!!
Bukankah "buku tua" itu dapat menjadi bukti bagi "keabsahan" tuduhan mereka???
Ataukah mereka tahut "mengekspose" keberanan??? Begitupun juga, hampir semua
pemberitaan di media nasional, enggan menyebutkan "warga Islam & Kristen
Belanda asal Ambon/Maluku" di dalam laporan berbagai demonstrasi yang terjadi di
Belanda. Sengaja ataupun tidak sengaja, kecenderungan ini memberikan andil juga
di dalam menanamkan opini umum bahwa RMS itu "identik" dengan Kristen
Ambon/Maluku!!!
PENGAKUAN:
Oleh sebab itu , umat Kristen sangat membantah keras tuduhan " RMS " yang
datang dari militer TNI/Polri dan umat Islam Indonesia ( Laskar Jihad ) selama ke
rusuhan di Maluku. Tuduhan itu hanya untuk " memusnahkan " umat Kristen di
Maluku. (Diketik ulang dari sumber orang Maluku yang mengetahui pasti.)
JOSHUA:
Yang paling menyedihkan hati saya adalah adanya "ungkapan mengambang" di
dalam merepons terhadap pertayaan tentang RMS dan konflik Ambon/Maluku,
seperti "akan diselidiki", "jika RMS terlibat ….", padahal para pejabat Sipil (hingga
Saleh Latuconsina), dan Militer "tahu" benar bahwa RMS tidak terlibat di
Ambon/Maluku, apalagi sebagai "dalang" kerusuhan. Mereka tahu benar bahwa jika
"RMS asli" yang turun medan, maka pertikaian yang terjadi bukanlah antar saudara
Pela/Gandong, Salam-Sarani di Ambon/Maluku.
Untuk ke sekian kalinya saya ulangi, "mengorek-ngorek RMS" adalah suatu tindakan
yang "bodoh"!!! Sejarah Dunia tidak mencatat RMS sebagai "gerakan separatis",
tetapi kita, Indonesia sebagai "agresor"!!! Hal ini adalah "luka" yang belum sembuh
sama sekali!!! Mengorek RMS ibarat mencungkil luka lama dan membuatnya
berdarah!!! Masing-masing kita boleh punya pendapat sendiri terhadap komentar
saya, tetapi apapun reaksinya, saya sudah pernah (malah berulang kali)
mengatakannya!!!
Salam Sejahtera!
JL.
----- End of forwarded message from Joshua Latupatti -----
Received via email from : Tali_Hulaleng

Copyright © 1999-2000 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML pages designed and maintained by Alifuru67 * http://www.oocities.org/ambon67
Send your comments to alifuru67@egroups.com |