|
|
Pukul 14.35.WIT, Lewat Radio Transceiver 2 meter band (Handy Talky) yang kebetulan bisa mendengarkan pembicaraan via telephone, termonitor pembicaraan rencana penyerangan ke wilayah Batugantung. Pembicaraan ini dilakukan oleh dua warga muslim yang masing-masing: Ahmad (posisi di Galunggung) dan Amir (posisi di Waihaong). Adapun isi percakapannya: Ahmad : Amir, bagimana?, sabantar jadi ka seng. (Amir, bagaimana?, Sebentar jadi atau tidak?) Amir : Jadi!, tapi dong su ator deng yang laeng ka balong?. (Jadi!, tapi kalian sudah atur dengan yang lain ataukah belum?). Ahmad : Sudah. mantaaaap. Amir : Tapi katong deng sapa yang dekeng. (Tapi siapa yang back-up kita?) Ahmad : Ada ... ada 11 orang aparat 403, lalu mortir yang ada di sini katong bawa samua, tapi nanti tamba deng kamong pung yang ada di situ lai. (Ada ... ada 11 orang aparat 403, lalu mortir yang ada disini dibawa semuanya, nanti ditambah dengan yang yang kalian punya juga disitu). Amir : Oke, katong tunggu jam barapa ? (Oke, kita tunggu jam berapa?) Ahmad : pokoknya sebelum 21.30 WIT, samua su ada di Waehaong, baru nanti katorang satu kali nae dari Perigi Lima. (pokoknya sebelum jam 21.30 WIT, semua sudah harus berada di Waehaong, kemudian kita akan mulai bergerak dari Perigi Lima). Amir : Tapi di situ (Batugantung) ada Marinir Ahmad : Seng apapa, katong su ator deng 11 orang ini. Nanti dong yang ator Marinir. jadi ente tenang saja (Tidak mengapa, kita sudah atur dengan 11 orang ini (aparat 403) , nanti mereka yang berurusan dengan Marinir, jadi anda tenang saja.) Amir : Oke, bagitu doloee. Beta sakarang kaluar lalu koordinasi deng anak-anak di sini. (Oke, sekian dulu. Saya sekarang mau mengadakan koordinasi dengan yang lain disini.) Ahmad : Oke. asalam ........... (Oke. Wasalam). Pukul 18.45 WIT, Tembakan liar yanng entah dari mana datangnya, hampir mengenai sepeda motor yang dikendarai oleh seorang warga Kristen, yang menuju arah RST tingkat III Ambon. Hal ini membuat warga Kristen di sekitar lokasi kejadian menjadi was-was dan siaga untuk menghadapi masalah yang lebih besar. Pukul 22.00 WIT, rencana penyerangan ke kantong Kristen di Batugantung ditunda (dengan adanya seruan dari masjid Al Fatah melalui pengeras suara). Pukul 01.22 WIT, usaha penyerangan ke wilayah Batugantung, yang dijadwalkan sesuai rencana warga Muslim dengan Laskar Jihad dilaksanakan, namun usaha ini mengalami kegagalan, sebab aparat yang bertugas di wilayah tersebut bertindak sangat cepat untuk menghalau para perusuh. 04.00 WIT, Merasa digagalkan rencananya, maka mereka (perusuh) mengulangi lagi usaha yang sia-sia ini. Sama dengan usaha mereka yang pertama, kali ini aparat yang bertindak cepat dan sigap ini tidak memberikan kesempatan bagi para perusuh untuk melakukan aksinya. Merasa tidak sanggup, maka mereka (para perusuh) menunggu sampai terbitnya matahari. Namun tidak ada sedikitpun gelagat bahwa akan ada kesempatan bagi mereka. 06.00 WIT, Perusuh yang sudah sekitar 1 jam lebih terkonsentrasi di depan RM. Sarinande akhirnya dengan sendirinya bubar meninggalkan daerah tersebut entah ke mana. Masariku Network Ambon Masariku Report 110 - Provided By Masariku Network Laporan Konflik Galala-Halong Baru & di Ambon Ambon, 12 Oktober 2000 Sekitar pukul 06.00 : perusuh muslim mulai menggempur desa Galala-Halong baru dengan arah penyerangan dari BTN, ASTER dan Tantui dengan menggunakan senjata standar dan senjata berat (mortir) serta bahan peledak (granat dan bom) dengan menggunakan seragam putih-putih. Perusuh sempat dihalau oleh aparat yang berada diperbatasan yakni : TNI AD (yonif 141 dan 143) dan TNI AL (marinir). Sekitar pukul 10.00. 3 orang aparat dari kesatuan yonif 141 terkena serpihan bom (Danton Tri jati) dan tembakan (Prada Salahudin dan Prada Anwari). Adapun pengerahan kekuatan TNI untuk menghalau para perusuh dengan menggunakan 2 buah tank yang ditempatkan di jembatan Galala (perbatasan). Kerena merasa terdesak maka para perusuh mulai bergerak mundur mengikuti jalur jalan protokol, gunung Malintang dan STAIN. Pukul 12.00 : Pasukan gabungan dengan menggunakan KRI bernomor 905 merapat di dermaga halong yang bertujuan untuk melakukan penyisiran di sepanjang lokasi kejadian. Pukul 18.30 : terjadi penembakan terhadap angkutan laut (speed boat) yang melintasi jalur Galala-Benteng (Kristen) dari arah daerah Kapaha (Islam). dan disaat yang sama pula terjadi pemabakaran rumah-rumah kosong di sekitar kawasan Aster (disinyalir untuk mengevakuasi korban). Hingga saat ini Galala-Halong Baru masih dalam keadaan siaga 1 dan terkendali. pukul 10.30 : Akibat dari peristiwa di Galala membuat kembali kota Ambon menjadi tegang menyusul dengan adanya korban dari Galala-Halong dilarikan ke RS. Al-fatah membuat Massa mulai berkumpul disepanjang lokasi BCA. Karena semakin banyak kumpulan massa maka aparat yang bertugas di Kantor Gubernur mengeluarkan tembakan untuk membubarkan massa dan kumpulan massapun mulai berkurang. Pukul 11.00 : Terjadi pelemparan 2 buah bom yang meledak dikawasan pohon pule, sekitar 15 menit kemudian 2 buah bom meledak kembali di lokasi yang sama. Pukul 11.30 : Adanya tembakan dari pohon pule mengarah ke Pangkalan Taksi Pukul 11.50 : Adanya tembakan kembali dari tempat yang menuju ke arah yang sama sehingga menyebabkan satu anak SMU (SMU Kristen Ambon) yang sementara menunggu mobil untuk pulang kerumah tertembak atas nama Nobel Solissa, tepatnya di depan Rumah Kopi Excelsio. Korban tertembak dari bawah rusuk tembus badan sebelah, kemudian korban dilarikan ke RS. Bhakti Rahayu untuk mendapat perawatan medis. Serentak jalanan menjadi sunyi. Pukul 12.10 : Bom kembali dilemparkan di lokasi pembangunan Gedung Gereja baru Silo (diatas timbunan Kerikil) Pukul 14.00 Situasi Kota Ambon mulai normal kembali, kendaraan mulai melewati jalur-jalur rawan walaupun dengan kecepatan tinggi (takut di Sniper). Pukul 15.00 Delegasi Uni Eropa memasuki Hotel Mutiara tempat kediaman mereka di Ambon Provided By Masariku Network 2000 - Masariku@egroups.com Received via e-mail from : Peter by way of PJS
|