The Cross
Under the Cross

English
Indonesian
Search
Archives
Photos
Maps
Help Ambon
Statistics

HTML pages
designed &
maintained by
Alifuru67

Copyright ©
1999/2000 -
1364283024 &
1367286044


 

AMBON Berdarah On-Line
About Us


Maluku Report 84 - Provided By Masariku Network 2000

Persiapan Menjelang Penyulutan Bom Waktu

Setelah melewati hari-hari tenang yang berumur sebulan lebih, kota Ambon dikejutkan kembali dengan aksi kekerasan di pulau Saparua yang dipicu oleh penembakan misterius di tanjung Ouw yang lalu menyebar dengan segera ke kota Masohi di pulau Seram dan di kota Ambon (insiden Bazar lapangan Merdeka, penyergapan & Penembakan kapal laut, & Pembakaran rumah warga Kristen di daerah Halong ).

Menarik untuk dicermati bahwa pelatuk aksi kekerasan kali ini ditandai dengan adanya aksi snipers misterius di wilayah Kristen desa Ouw yang selama ini dijaga oleh aparat Brimob dan mengambil korban 2 aparat Brimob pula, walaupun kasus ini masih harus dibedah kebenarannya. Hal kedua yang yang juga dicermati ialah pelebaran konflik kekerasan yang terjadi dengan cepat di tiga pulau (Pulau Saparua, Pulau Seram dan Ambon).

Tanda-tanda bahwa akan terjadi konflik kekerasan baru ini sebenarnya telah tercium dari adanya pelatihan militer terhadap warga muslim sipil di daerah Kebun Cengkeh pulau Ambon beberapa waktu lalu. Warga sipil ini direkrut dari tiap desa di Jazirah Leihitu. Umumnya warga yang direkrut berjumlah 3-5 orang dari setiap desa. Mereka dilatih oleh para instruktur eks Kopassus. Rupanya pelatihan ini tidak berlangsung lama setelah tercium adanya penyusupan intelejen dari satuan kopassus dan intel KODAM XVI Pattimura di antara para peserta pelatihan sipil tsb.

Memang selama ini ada sejumlah personil dari kesatuan Kopassus yang ditugaskan secara rahasia ke Ambon. Kehadiran mereka memang diketahui oleh Pangdam namun status mereka bukan satuan BKO Kodam XVI Pattimura. Artinya satuan ini memiliki komando yang terpisah dari Kodam dengan misi tersendiri. Apabila benar kisah penembakan misterius menurut penuturan aparat Brimob, Barada M Salahudin itu terjadi, disinilah kecurigaan aktivitas Kopassus dalam peristiwa Tanjung Ouw ditempatkan sebab dalam satuan ini ada para snipers handal yang diyakini dapat menembak sebuah target dengan tepat walaupun target tesebut terposisi dalam keadaan labil yakni di atas perahu yang sementara terombang-ambing gelombang laut.

Kehadiran Kopassus juga pernah diberitakan dalam Maluku Report sebelumnya, yakni pada tanggal 5 Agustus (sesudah desa poka, rumah tiga dan Waai dibumi-hanguskan secara defenitif) terlihat ada sekitar 70-an personil Kopassus yang terlihat di Bandara Udara saat meninggalkan kota Ambon.

Pada sisi lain, pelatihan militer untuk warga sipil muslim ini juga diketahui baik oleh Gubenur maupun Pangdam sebab Danramil Leihitu sering membuat laporan aktivitas pelatihan manakala aktivitas itu diadakan. Peristiwa pembakaran Rumah di kawasan Halong atas rupanya dilakukan oleh para peserta pelatihan yang lokasi pelatihannya tidak jauh dari situ.

Menarik pula untuk dicermati posisi waktu meledaknya beberapa kontak kekerasan di tiga pulau yakni terjadi setelah berakhirnya periode isolasi Maluku menurut penetapan Gubenur sebagai Penguasa darurat Sipil, yakni 10 September 2000. Yang menyolok dalam evaluasi ini justru pada tidak-berlakunya perintah Gubernur agar setiap kapal Pelni yang menuju ke Ambon harus melakukan embarkasi & disembarkasi di pelabuhan LANAL TNI-AL. Tiga kapa Pelni yang masuk yakni KMP. Rinjani, KMP Bukit Siguntang dan KMP. Dobonsolo, ternyata tidak berlabuh di pelabuhan LANAL TNI AL. Upaya & Bukti pendiskreditan kredibilitas Gubenur semakin kelihatan dengan terjadinya teror & pembubaran pasar Murah yang diselenggarakan oleh istri Gubenur di depan kantor Gubenur.

Seperti yang kita ketahui bahwa sebelum terjadinya peledakan konflik kekerasan baru di 3 pulau di Maluku, Panglima laskar Jihad sedang berada dalam tahap penyidikan atas dakwaan provokasi kerusuhan. Kelihatannya ada tekanan pusat terhadap Polda Maluku untuk mendudukan Sang Panglima sebagai salah satu terdakwa. Sebuah berita menyebutkan bahwa Kapolda sempat diberi ultimatum oleh anak buah Panglima Laskar Jihad saat beliau bertemu dengan panglima mereka di daerah Galunggung Ambon. Isi Ultimatum yang juga adalah acaman ialah apabila panglima laskar Jihad akan ditangkap maka laskar Jihad akan menciptakan kerusuhan.

Sebagai indikator terakhir dari persiapan penyulutan bom waktu kerusuhan di Maluku, ialah bahwa posisi waktu saat ini yang mengharuskan Maluku ditunjuk kembali untuk melanjutkan tongkat estafet teror-teror dari Medan, Atambua dan BEJ Jakarta terhadap Pemerintah pusat dan negara pada saat Soeharto harus sedang digiring ke pengadilan, Bob Hasan yang sementara mendengar ancaman 20 tahun penjara, Tommy Soeharto yang kian terancam, tekanan dewan keamanan PBB, hingga perombakan di tubuh Kapolri dan Wakil panglima TNI.

Provided By Masariku Network 2000 - Masariku@egroups.com

Received via e-mail from : Peter by way of PJS
Copyright © 1999-2000  - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML pages designed and maintained by Alifuru67 * http://www.oocities.org/ambon67
Send your comments to alifuru67@egroups.com