|
|
Edisi, 23 Oktober 2000 Laporan Singkat BanKom Maranatha mengenai catatan Konflik di Maluku hingga hari Ini I. Pulau Saparua : Pada tgl 22 Oktober 2000, Negri Ulath diserang dari arah Sirisori Salam. Tidak ada korban jiwa. Situasi dapat dikendalikan, para perusuh dapat dihalau oleh pasukan Brimob. Aparat yang bertugas di Ulath : Brimob. II. Kec. Kairatu ( Pulau Seram): Desa Ahiolo diserang pada tgl 14 oktober 2000. Mengakibatkan 54 rumah terbakar habis, 1 gedung gereja terbakar habis, 1 puskesmas pembantu terbakar habis, dan 1 gedung sekolah inpres terbakar sebagian. Korban jiwa : 5 orang meninggal dan 1 orang anak kecil belum ditemukan. III. Kairatu hari ini : Diserang pada pukul 05.00 WIT subuh. Mengakibatkan 17
rumah terbakar. Korban jiwa : 4 orang luka tembak (2 orang meninggal, diantaranya
1 anggota aparat 731-Waipo, 2 orang dalam keadaan kritis). Aparat yang bertugas
di sana adalah kesatuan 731 Kabaressy Waipo. Provided By Masariku Network Masariku Report 114 - Provided By Masariku Network Edisi, 23 Oktober 2000 GEMPURAN LASKAR JIHAD KE PULAU SERAM SEMAKIN INTENSIF: Kota Kairatu Diserang Setelah sebelumnya dihantam aparat keamanan sewaktu menyerang desa Galala di Ambon, Laskar Jihad sepertinya memilih untuk bermain lagi di luar pulau Ambon yakni di puolau seram dan Saparua. Tadi pagi, diterima informasi bahwa kota Kairatu dan sebuah desa didekatnya diserang tiba-tiba oleh kelompok perusuh Muslim. Sejauh data yang kami terima, setelah massa perusuh berhasil memporak-porandakan kota Kairatu, mereka kemudian melanjutkan penyerangannya lagi ke sebuah desa. Terpantau ada pasukan gabungan yang dikirim mengamankan wilayah tersebut berasal dari satuan Brimob, Kostrad 407, 405 & 402, masing-masing 2 peleton. Sebelumnya kelompok perusuh ini juga telah menyerang dua desa Kristen di pulau Seram dalam beberapa pekan silam sebagai mana terbaca dalam laporan singkat yang berhasil kami terima dibawah ini: Dusun AHAIOLO - 14 Oktober 2000 Massa penyerang datang dari arah dusun Latuhaloi, sekitar pukul 17.00, kemudian membakar semua rumah penduduk dan mengadakan penyerangan secara membabi-buta ke arah penduduk yang bertahan. Dalam penyerangan tersebut terdata : 1. Semua rumah penduduk dibakar, dengan jumlah kepala keluarga sekitar 100 KK. Dusun WAITASI - 17 Oktober 2000 1 Gedung Gereja dan 2 rumah guru dibakar dan tidak ada korban jiwa. 20 Oktober 2000 - 07.00 WIT Sebuah mobil penumpang umum dari Kairatu tujuan Kamariang, dihadang di dusun Kelapa Dua yang merupakan tempat pemukiman muslim. Selain mengangkut penumpang yang berjumlah 13 orang, yang terdiri dari 11 orang warga masyarakat dan 2 orang aparat, mobil tersebut juga mengangkut barang dagangan milik sebuah toko di desa Kamariang. Sebelum mobil itu dibakar massa, semua barang yang ada didalamnya terlebih dulu dijarah oleh penyerang dan kemudian baru membakarnya. dalam insiden ini tidak ada korban jiwa, hanya terdapat korban luka. Mereka adalah: 1. Ny. Kainama II. Penyerangan ke Saparua masih berlanjut Dari Saparua, dikabarkan bahwa pada hari ini juga, masih berlanjut konflik
kekekerasan walaupun terlokasir pada desa Sirisori Amalatu yang notabene telah
kosong ditinggalkan penduduk. Sebuah gedung SD di desa tersebut dilaporkan telah
dibakar oleh massa perusuh yang kelihatannya berusuha untuk terus melebarkan
serangannya ke desa-desa Kristen yang lain. Kecenderungan di lapangan
mengindikasikan akan pecahnya lagi konflik kekerasan yang intensif mengingat ada
peningkatan kesiapan dan persiapan baik dari kelompok muslim maupun Kristen
melakukan perang terbuka. Provided By Masariku Network
Edisi, Minggu 22 Oktober 2000 Pemanasan Kembali Konflik di pulau Saparua Pagi subuh, sekitar pukul 06.00, terjadi upaya penyerangan kembali desa Ullath
(desa Kristen) oleh massa perusuh yang yang berangkat dari desa Sirisori Islam.
Penyerangan yang berlangsung hingga pukul 08.00 WIT dilakukan dari arah jalan
raya di sekitar perbatasan desa Ullath & desa Sirisori Islam. Tidak seperti biasanya,
penyerangan perusuh muslim hari ini tidak bercirikan serangan mortir selain
tembakan senjata otomatis. Laju serangan perusuh ternyata tidak berkembang
karena berhasil ditahan oleh blokade massa desa Ullath. Desa Sirisori Amalatu sejak dibumi-hanguskan, telah menjadi daerah terbuka tak bertuan sejak ditinggalkan oleh para penduduknya karena kekuatiran suasana ketidak-amanan menyusul terjadinya gesekan antara aparat Brimob dan pasukan gabungan TNI di dalam desa tersebut. Akibatnya, desa Sirisori Amalatu kini berada dibawah kendali pengawasan 45 personil dari satuan 403 yang selama ini bertugas di desa Sirisori Islam. Bedanya, aparat 403 tidak menetap atau membangun pos jaganya di desa Sirisori Amalatu. Mereka hanya mengadakan partroli di wilayah desa tsb. Sebelumnya, pada hari Jumat, 20/10, satu pleton Brimob yang berjumlah 38 orang diterjunkan ke Saparua. Satuan ini rencananya akan ditempatkan di wilayah Hatawano dan di desa Saparua. Terjadi kembali upaya penyerangan kelompok perusuh ke desa Ullath memang telah diperkirakan sebelumnya sebab disamping desa ini sudah berulang kali menjadi sasaran penyerangan kelompok perusuh, ada indikasi mobilisasi massa laskar Jihad ke Saparua. Informasi dari Ambon menyebutkan bahwa tiga hari sebelumnya, 19-21/10, terpantau suasana basis laskar Jihad di mesjid raya Al-fatah terkesan lenggang alias kosong. Dugaan adanya mobilisasi laskar Jihad keluar Ambon, semakin menguat setelah diketahui adanya mobilisasi massa dengan menggunakan speed boat menuju desa Sirisori Islam di malam hari sebelum pecahnya serangan hari ini. Mengantisipasi ancaman serangan terhadap desa Ullath, warga desa Ullath mencoba membangun sistim pertahanan desa. Menariknya lagi, ada 70 warga pria desa Ullath yang sudah menyatakan diri bersedia mati demi mempertahankan desanya apabila mereka diserang. Provided by Masariku Network - masariku@egroups.com
|